Berita Nasional

Pasok Senjata Pindad ke KKB Papua, Begini Modus Pecatan TNI Berpangkat Prada Beraksi

Patrige menuturkan seluruh senjata tersebut dibeli dari Surabaya, Jawa Timur, dan diselundupkan menggunakan kapal laut.

Tangkapan layar YouTube KompasTV
PEMASOK SENJATA KKB - Seorang pecatan TNI, Yuni Enumbi (29), ditangkap di Keerom, Papua, pada Kamis (6/3/2025), saat hendak menyelundupkan senjata untuk KKB di Puncak Jaya. Yuni ditangkap bersama dua orang lainnya, yakni sopir dan helper. Begini cara pecatan TNI menyelundupkan senjata buatan Pindad yang diperuntukkan untuk KKB Papua. Ternyata dibungkus suku cadang. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Tim gabungan dari Polres Keerom dan Satgas Operasi Damai Cartenz berhasil mengamankan tiga individu yang terlibat dalam upaya penyelundupan senjata api produksi PT Pindad untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Puncak Jaya.

Menurut laporan dari Tribun Papua, salah satu dari ketiga tersangka tersebut adalah mantan anggota TNI bernama Yuni Enumbi.

Yuni Enumbi diketahui pernah bertugas sebagai anggota TNI Kodal 18 Kasuari Papua Barat dengan pangkat Prada.

Dua tersangka lainnya adalah Yudhi Kalalo (49), seorang sopir asal Manado, dan Matius Payokwa, warga Jayapura yang berperan sebagai pembantu.

Dari hasil penangkapan tersebut, diamankan sejumlah barang bukti berupa empat pucuk pistol jenis G2 Pindad, dua pucuk senjata api laras panjang jenis SS1 V1 Pindad, dan ratusan butir amunisi dari berbagai kaliber.

Lalu, cara para pelaku menyembunyikan senpi tersebut adalah dengan memasukannya di dalam tabung kompresor dan dibungkus dalam paket suku cadang mobil untuk mengelabui petugas.

Baca juga: Anak dan Istrinya Tewas Berpelukan Akibat Banjir, Aang Diamuk Warga Gegara Santai Buat Video

Baca juga: Disebut Sengaja Menjauhkan Anaknya dari Paula Verhoeven, Baim Wong Buka Suara

Kapolda Papua Irjen Patrige Rudolf Renwarin menuturkan sosok yang berperan besar untuk menyelundupkan senjata tersebut adalah Yuni.

Patrige menuturkan seluruh senjata tersebut dibeli dari Surabaya, Jawa Timur, dan diselundupkan menggunakan kapal laut.

“Enam senjata api dan ratusan amunisi ini dimasukkan ke dalam kompresor, sehingga mudah diselundupkan oleh pelaku yang merupakan jaringan KKB wilayah Puncak Jaya,” ungkap Patrige kepada wartawan di Mapolda Papua, Kota Jayapura, pada Sabtu (8/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Sebelumnya tim gabungan sempat kesulitan untuk membuka kompresor yang berisi senjata selunudupan tersebut sehingga harus menggunakan pemotong besi untuk memotong penutupnya.

Di sisi lain, Patrige menegaskan pihaknya masih terus menyelidiki terkait keaslian senjata api tersebut apakah asli buatan Pindad atau palsu.

Dia mengungkapkan akan membawa senjata tersebut ke laboratorium forensik (labfor) untuk diteliti.

“Kalau dari sisi fisiknya, senpi sudah jelas tertulis dan ini sudah disamakan dan disesuaikan dengan senjata keluaran Pindad,” ungkap Patrige.

“Untuk mengecek kepastiannya, tentu kita akan ke laboratorium forensik dan akan disesuaikan dengan hasil labfor,” sambungnya.

Saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki pembelian senjata api yang dilakukan pelaku di Surabaya, Jawa Timur. 

“Pelaku sendiri yang terbang ke Jakarta, lalu ke Surabaya membeli senjata api dan amunisi, lalu dirakit dan dikirim melalui kapal laut tujuan Jayapura,” kata Patrige.

(TRIBUNPEKANBARU.COM)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved