TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Senin (7/4/2025), seharusnya menjadi awal perjalanan kembali ke perantauan bagi sebagian warga Siak, Riau, justru diwarnai dengan perjuangan ekstra.
Jalan lintas di Siak-Buton, di Kampung Dosan, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau, hingga masih terendam banjir.
Pemandangan ini tak hanya mengganggu kelancaran arus lalu lintas mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 1446 H.
Namun juga menyimpan kisah-kisah keteguhan hati para perantau.
Meski genangan setingga lutut hingga sepaha orang dewasa masih menguasai badan jalan, semangat untuk kembali ke Batam, Tanjung Balai Karimun, hingga Kepulauan Meranti tak lantas padam.
Dengan hati-hati dan dibantu warga sekitar, satu per satu sepeda motor dan mobil pribadi menerjang banjir.
Mereka adalah para pekerja dan keluarga yang harus segera kembali ke rutinitas setelah menikmati momen kebersamaan di kampung halaman.
"Mau bagaimana lagi, Mas. Kerja sudah menunggu. Anak-anak juga harus sekolah," ujar seorang pria paruh baya yang membawa anggota keluarganya menggunakan mobil kelas Multi Puspose Vehicle (MPV) keluaran tahun rendah.
Ia sangat berhati-hati menyusuri sisi jalan yang sedikit lebih dangkal mengikuti isyarat warga yang rela berbasah-basahan memandu para perantau balik.
Meski wajahnya terlihat cemas, namun tekadnya untuk kembali ke Batam begitu kuat.
Pria paruh baya itu bernama Alfikri, perantau Batam yang berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat.
Kisah serupa juga dialami oleh para pemudik lainnya.
Mereka harus ekstra sabar mengantre, menunggu giliran untuk melintasi genangan air.
Tak jarang, beberapa mobil mogok di tengah banjir, menambah panjang antrean dan rasa frustrasi.
Namun, di tengah kesulitan itu, tampak pula solidaritas antar sesama.
Warga sekitar dengan sigap membantu mendorong kendaraan yang mogok, menunjukkan kepedulian yang tulus.
Minggu, 6 April 2025, Polres Siak telah menunjukkan respons cepat dan humanis dalam menghadapi situasi ini.
Selama operasi Ketupat 2025, personel kepolisian berjibaku di lokasi banjir, membantu mengevakuasi kendaraan, mengatur lalu lintas, dan bahkan memberikan tumpangan kepada pemudik yang kesulitan melintas.
Aksi heroik mereka terekam dalam kegiatan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025, di mana para anggota Polres Siak tanpa ragu terjun langsung ke tengah banjir demi membantu masyarakat.
"Kami prihatin dengan kondisi ini dan memahami betul betapa pentingnya perjalanan ini bagi para pemudik," ungkap Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, melalui Kasat Lantas Polres Siak AKP Kaliman Siregar.
Ia menegaskan, keselamatan dan kelancaran arus balik adalah prioritasnya. Pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat.
Kehadiran polisi di tengah banjir menjadi oase harapan bagi para pemudik.
Bantuan mereka, mulai dari mengarahkan kendaraan hingga membantu menyeberangkan pejalan kaki, sangat berarti di tengah situasi yang sulit ini.
Apresiasi pun mengalir dari warga dan para pemudik atas dedikasi dan kerja keras aparat kepolisian.
Namun, banjir di Kampung Dosan ini bukan hanya sekadar gangguan sesaat.
Menurut warga setempat, banjir ini disebabkan oleh kanal yang tersumbat dan diperparah oleh curah hujan tinggi yang terus mengguyur beberapa hari terakhir.
Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran akan keberlangsungan arus lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan, terutama jika hujan kembali mengguyur dengan intensitas tinggi.
Kisah di Kampung Dosan ini menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi para perantau saat kembali ke tanah rantau.
Di tengah semangat untuk berkumpul kembali dengan keluarga dan menjalankan rutinitas, mereka harus berjibaku dengan kondisi alam yang tak bersahabat.
Harapan akan penanganan cepat dan solusi jangka panjang dari pemerintah kini menjadi dambaan, agar kejadian serupa tidak terus berulang dan mengganggu mobilitas serta perekonomian masyarakat.
Sementara itu, semangat gotong royong dan kepedulian antar sesama menjadi oase di tengah kesulitan, membuktikan bahwa di balik musibah, selalu ada kebaikan dan harapan. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)