Berita Viral

KISAH Yunita, Guru Muda di OKU yang Gegerkan Keluarga, Tulis Surat Perjodohan yang Tak Diinginkan

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GURU MUDA - Foto Ilustrasi- Inilah kisah guru muda yang ternyata menyimpan rahasia perjodohan

TRIBUNPEKANBARU.COM - Inilah kisah seorang guru muda yang awalnya dilaporkan hilang ternyata ia menyimpan rahasia.

Kisah ini terjadi di OKU Timur, Sumatera Selatan. Keluarga syok, warga heboh. Guru muda yang bernama Yunita telah menghilang.

Sepeda motornya ditemukan di bengkel dan ia disebut telah pergi bersama seorang wanita paruh baya. Tentu saja kecurigaan muncul, apa yang terjadi.

Dan sosok Yunita yang telah dinyatakan hilang selama empat hari, kemudian muncul ke publik.

Ternyata Yunita punya rahasia yang ingin ia sampaikan ke keluarganya dan warga ramai. 

Inilah kisah Yunita Guru Muda yang Hilang dan Akhirnya Kuak Fakta Mengejutkan

Guru muda di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, membuat geger warga sekitar karena hilang misterius.

Kasus orang hilang ini lantas menyebar di media sosial.

Yunita tetiba menghilang setelah minta jemputan ke ayahnya di bengkel pada 13 Juni 2025.

Betapa terkejutnya ayah tak mendapati sang putri di sana.

Terlebih-lebih montir bersaksi dia diajak pergi oleh wanita paruh baya.

Kejanggalan lainnya, ponsel masih tersimpan di bagasi motor yang ditinggalkan di motor.

Meski begitu, polisi mengaku tak menerima laporan keluarga soal hilangnya Yunita.

Hal tersebut diungkap oleh Kapolsek Belitang III Iptu Sapariyanto.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

“Belum ada laporan yang masuk ke Polsek, tapi kami akan segera datangi rumahnya untuk mencari kejelasan,” ujar Iptu Sapariyanto dikutip dari TribunSumsel.com Selasa (17/06/2025).

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melapor ke pihak berwajib jika ada anggota keluarga yang hilang, agar penanganan dapat segera dilakukan.

Adapun kronologi hilangnya Yunita berawal saat sepeda motornya mengalami masalah saat dalam perjalanan pulang usai mengajar.

Ia sempat menghubungi ayahnya untuk meminta dijemput.

Namun, saat sang ayah tiba di lokasi yang ditunjuk, Yunita sudah tidak berada di tempat.

Yang mengejutkan, sepeda motor miliknya ditemukan di sebuah bengkel.

Pemilik bengkel mengungkapkan bahwa Yunita terakhir terlihat meninggalkan lokasi bersama seorang perempuan paruh baya yang tidak dikenal.

Wanita tersebut diketahui mengendarai sepeda motor Honda Supra 125 berwarna hitam dan bukan merupakan anggota keluarga Yunita.

Tak hanya itu, ponsel milik Yunita ditemukan tersimpan rapi di dalam bagasi motornya menambah teka-teki hilangnya guru muda tersebut.

Empat hari berlalu, kasus ini menemukan titik terang.

Ternyata Yunita sengaja melarikan diri, bukan karena diculik orang tak dikenal.

Alasannya, dia menolak dijodohkan keluarganya.

Hal ini diluruskan oleh Iptu Sapariyanti pada Selasa (17/6/2025) setelah mengecek langsung ke kediaman keluarga Yunita.

Disana, pihak kepolisian menemukan sepucuk surat yang ditinggalkan Yunita, lengkap dengan telepon genggam yang diletakkan rapi di dalam jok sepeda motornya.

“Dalam surat itu, Yunita dengan tegas meminta agar rencana pertunangan dibatalkan dan serah-serahan dikembalikan kepada pihak laki-laki,” jelas Kapolsek saat dikonfirmasi Rabu (18/06/2025).

Lanjut kata dia, Setelah cek langsung ke rumah orang tuanya, ternyata ada surat yang ditinggalkan. 

“Ia menyatakan akan kembali ke rumah jika permintaannya dihormati dan dapat dipenuhi,” tambahnya.

Klarifikasi ini menepis spekulasi sebelumnya yang menyebut Yunita hilang secara misterius setelah sempat menghubungi ayahnya untuk dijemput karena sepeda motornya mogok saat pulang mengajar, Jumat (13/6/2025). 

Ketika sang ayah tiba di lokasi, Yunita sudah tidak ada.

Motor miliknya ditemukan di sebuah bengkel, sementara ponselnya tertinggal.

Keterangan dari pemilik bengkelpun sempat memantik tanda tanya publik, karena ia menyebut Yunita terakhir terlihat pergi bersama seorang perempuan paruh baya mengendarai motor Honda Supra 125 hitam yang bukan bagian dari keluarga Yunita.

“Ini murni masalah keluarga. Tidak ada unsur pidana. Itulah mengapa pihak keluarga juga tidak melaporkan ke kami,” ujar Kapolsek Sapariyanto.

Kemudian, setelah fakta-fakta terungkap, barulah jelas bahwa kepergian Yunita adalah keputusan sadar dan personal.

“Pihak laki-laki pun masih tetangga sendiri. Mereka berusaha menyelesaikannya secara kekeluargaan,” pungkasnya.

Kisah Yunita menyingkap dilema yang dihadapi sebagian perempuan muda di pedesaan, ketika harus memilih antara mengikuti kehendak orang tua atau mempertahankan hak atas masa depan sendiri.

Pilihannya untuk “pergi” diam-diam menjadi bentuk penolakan halus terhadap tradisi perjodohan yang masih kuat di sejumlah komunitas.

Meski tidak ada pelanggaran hukum, peristiwa ini menggugah kesadaran bahwa pentingnya komunikasi dan keterbukaan dalam keluarga menjadi kunci agar konflik semacam ini tak berujung pada tindakan ekstrem.

Kasus Lama Terkuak

Kisah lainnya, tidak hanya satu korban, pelaku mutilasi berinisial SJ alias W di Padang Pariaman, Sumatera Barat diduga membunuh dua korban lainnya setahun yang lalu.

Korban Septia Adinda ditemukan dalam kondisi tubuh tidak utuh diduga dimutilasi. Potongan tubuh korban ditemukan di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat.

Dua korban lainnya diduga dua perempuan, Siska Oktavia dan Adek Gustiana dilaporkan hilang sejak 13 Januari 2024.

Kedua jasad korban dibuang ke dalam sebuah sumur dekat rumah pelaku.

Tim gabungan dari Polres Padang Pariaman dan BPBD tengah melakukan pembongkaran sumur tersebut untuk mencari bukti dan memastikan keberadaan jasad korban.

Pelaku SJ alias W dikenal dengan sosok yang baik dan seperti masyarakat pada umumnya.

Ia diketahui warga sekitar rumahnya bergaul seperti layaknya anak seumurannya.

Salah seorang rekan kerja korban yang enggan disebutkan namanya, W dikenal dengan sosok yang biasa-biasa saja.

Ia menyebutkan W bekerja sebagai satuan pengamanan di salah satu pabrik pembuatan bahan bangunan di jalan lintas Padang-Bukittinggi, di sekitar Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman.

"Di tempat kerja biasa-biasa saja, tetap bergaul, tetap bermain dan mengobrol dengan teman-teman lainnya, tidak ada yang mencurigakan," ujarnya, Kamis (19/6/2025).

Ia pun mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa rekan kerjanya berinisial W yang dikenal baik itu terlibat kasus yang sangat mengerikan bagi dirinya.

"Kalau terkejut tentu terkejut, karena saya juga baru pagi tadi dapat kabar, langsung saya kesini, ternyata sudah ramai masyarakat dan polisi," ujarnya.

Salah seorang tetangga pelaku, Gusniati, mengatakan hal yang senada. Ia mengetahui W sebagai sosok yang biasa saja.

"Biasa saja anaknya, sering lewat, sering menyapa. Tapi ia memang jarang dirumah, karena sibuk bekerja. Kadang pulang kerja dari pabrik, ia langsung pergi ke sungai untuk menambang pasir. Jadi pulang itu kadang hanya untuk makan, tidur atau istirahat," terangnya.

Menurut Gusniati, pelaku W saat ini tinggal bersama keluarganya, namun orang tua dan saudaranya juga jarang berada dirumah.

Gusniati juga mengaku bahwa dirinya terkejut mendengar kabar tersebut.

"Tentu kami warga sekitar terkejut, karena tidak menyangka ia bisa seperti itu," katanya.

Selain itu, kata Gusniati, pelaku W diamankan oleh pihak kepolisian pada sore hari kemarin, Rabu (18/6/2025). 

Selanjutnya, pada hari Kamis (19/6/2025) sekira pukul 03.00 WIB dini hari polisi bersama pelaku sudah berada di rumahnya untuk melakukan pemeriksaan.

Pantauan TribunPadang.com di lokasi, rumah pelaku dikerumuni warga yang ingin melihat proses evakuasi pembongkaran sumur yang menjadi tempat dikuburnya dua korban Sj.

Petugas dari kepolisian juga dibantu TNI tampak membongkar bagian tubuh korban yang menjadi barang bukti.

Sebuah ambulans juga tampak di lokasi untuk proses evakuasi jenazah korban.

Ketiga Korban Berteman

SJ ternyata juga sudah membunuh dua orang lainnya.

Kapolres AKBP Ahmad Faisol Amir, menyebut, dua korban lainnya tersebut dibunuh pelaku satu tahun yang lalu.

“Motifnya belum kita ketahui pasti, namun kedua korban tersebut memang pernah kami terima laporan kehilangan dari masyarakat,” ujar Kapolres.

Kapolres mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan penggalian sumur tempat pengakuan tersangka mengubur korban setelah melakukan pembunuhan di kawasan Batang Anai.

Melalui keterangan pelaku ini, total sudah ada tiga korban yang ia bunuh, namun motifnya belum terungkap dengan jelas.

Melihat perbuatannya, pelaku sudah melakukan pembunuhan berantai, mengingat ketiga korban tersebut masih memiliki hubungan sebagai teman.

Motif Pembunuhan dan Mutilasi

Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif mutilasi yang terjadi di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat akibat masalah utang piutang.

Kapolres menerangkan bahwa masalah utang piutang ini bermula saat korban meminjam uang pada SJ (pelaku).

Besaran pinjaman itu sebanyak Rp3.5 juta, melalui pinjaman sebesar itu korban berjanji akan mengembalikan dengan waktu yang ditentukan.

“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).

Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan membawanya ke jembatang kawasan Batang Anai.

Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.

“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.

Kapolres menyebut, pelaku saat ini sudah diamankan pihaknya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Orangtua Salah Satu Korban Meninggal

Kabar duka kembali datang dari keluarga korban mutilasi di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).

Orang tua dari Siska Oktavia, salah satu korban pembunuhan sadis yang diduga dilakukan oleh pelaku berinisial SJ, dilaporkan meninggal dunia pada Kamis (19/6/2025) pagi.

Informasi tersebut dibenarkan oleh sepupu korban, Suji Selsya Utami (28). 

Ia menyebut sang ibu meninggal dunia akibat serangan jantung saat hendak menuju lokasi di mana jasad Siska diduga dikubur oleh pelaku.

"Iya, orang tua Siska meninggal dunia. Beliau terkena serangan jantung setelah mendengar kabar bahwa Siska menjadi korban mutilasi," ujar Suji saat ditemui TribunPadang.com.

Diketahui, jasad Siska ditemukan dikubur di rumah pelaku yang berada di Korong Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut Suji, sang ibu korban sempat pingsan saat berada di dekat lokasi tempat jenazah Siska diduga dikubur.

Diduga, ia mengalami syok berat karena tidak menyangka anaknya menjadi korban.

"Ibunya jatuh pingsan sekitar pukul 07.00 WIB, saat sudah berada dekat lokasi penggalian. Dugaan kami, karena syok berat. Beliau kemudian sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," katanya.

Suji juga mengungkapkan bahwa enam bulan sebelumnya, ayah Siska telah lebih dulu meninggal dunia karena stres memikirkan anaknya yang hilang tanpa jejak.

"Enam bulan lalu, ayahnya juga meninggal dunia karena terlalu sering memikirkan keberadaan Siska yang tak kunjung ditemukan. Kini ibunya menyusul," ungkap Suji.

Siska sendiri dilaporkan hilang sejak Januari 2024 dan baru ditemukan setelah lebih dari satu tahun menghilang.

"Hilangnya sejak Januari 2024. Sudah lebih dari satu tahun," pungkas Suji. 

Tentu saja kasus ini jadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa komunikasi yang baik adalah jembatan untuk mendapatkan hal yang baik pula. (*)

Berita Terkini