TRIBUNPEKANBARU.COM - Uang Rp 1,5 miliar ditarik lagi dari rekening Agam Rinjani. Uang yang sejatinya merupakan donasi tersebut, akan dikembalikan ke para donatur.
Pembatasal donasi untuk Rinjani itu disebabkan polemik terkait dengan potongan uang oleh pemilik Platform donasi.
Publik menyoroti banyaknya potongan yang diambil hingga menjadikan substansi donasi menjadi terkaburkan. Selain itu publik juga banyak mempertanyakan perihak penggalangan dana usai tragedi tewasnya juliana Marins di Gunung Rinjani.
Baca juga: GEGER, KDRT di Payakumbuh, Diduga Kepala Korban Dipukul Palu, Telinga Digunting, Kondisinya Kritis
Tentu saja kabar batalnya donasi untuk Agam Rinjani tersebut banyak disayangkannetizen. Hanya saja, karena terlalu besarnya potongan dari pemilik platform membuat publik lebih baik merelakannya
Ya, kabar terbaru Donasi untuk Agam Rinjani, pria asal Indonesia yang melakukan evakuasi terhadap jenazah pendaki Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani, mendadak dibatalkan pada Senin (30/6/2025).
Padahal, dana yang terkumpul sempat menembus lebih dari setengah juta real Brasil atau setara Rp1,5 miliar.
Di balik pembatalan tersebut, tersimpan polemik mengenai biaya administrasi dari platform penggalangan dana, serta sorotan publik terhadap transparansi dan tujuan awal kampanye tersebut.
Alasan donasi untuk Agam Rinjani dibatalkan
Kabar pembatalan donasi diumumkan oleh platform VOAA dan Razoes para Acreditarm, yang menjadi penggagas kampanye pengumpulan dana untuk Agam, pada Senin.
Dalam unggahan bersama di Instagram, mereka mengaku menjadi sasaran "serangan, ancaman, informasi palsu, dan ujaran kebencian" sejak rincian biaya platform mereka menjadi sorotan.
Diketahui, dari total donasi sebesar 522.305 real Brasil (sekitar Rp1,5 miliar), sebanyak 20 persen atau sekitar 104.000 real Brasil (sekitar Rp309 juta) akan digunakan sebagai biaya operasional platform. Biaya inilah yang menuai kecaman, karena dianggap terlalu tinggi untuk aksi kemanusiaan.
“Diskusi soal ‘Vaquinha Agam’ atau donasi untuk Agam sudah mengalihkan perhatian dari esensi kampanye ini dan, terutama, dari kisah yang ingin kami dukung,” tulis VOAA dalam pernyataan resminya.
Baca juga: Rumah di Cidahu Dirusak, Dedi Mulyadi Kaget dengar Pengakuan Pemilik Rumah, Cara Warga Memperlakukan
Pihak platform menyatakan bahwa biaya 20 persen itu digunakan untuk mendanai operasional website, kurasi, verifikasi, produksi konten, manajemen keuangan dan hukum, hingga komunikasi strategis.
Mereka juga menegaskan bahwa potongan 20 persen sudah dibeberkan di awal penggalangan dana.
Namun, karena dibatalkan, dana yang sudah terkumpul akan sepenuhnya dikembalikan ke para donor, langsung melalui metode pembayaran yang digunakan, tanpa perlu proses tambahan. Proses pengembalian dijadwalkan mulai Senin (30/6/2025).
Meski demikian, banyak pendukung Agam di media sosial menyayangkan pembatalan donasi.
“Mereka lebih memilih mengembalikan semua uang daripada melepas potongan 20 persen. Ini membuktikan bahwa sejak awal, ini bukan tentang amal, tapi bisnis,” tulis salah satu komentar di akun Instagram VOAA.
Siapa Agam Rinjani dan kenapa terima donasi?
Agam Rinjani adalah seorang pendaki dan relawan asal Makassar yang dikenal luas setelah memimpin upaya pencarian dan evakuasi jenazah Juliana Marins, pendaki Brasil yang tewas akibat terjatuh di Gunung Rinjani.
Aksinya menarik simpati luas dari masyarakat Brasil, hingga ia dijuluki “malaikat” oleh warganet di sana.
Saat tragedi terjadi, Agam dan timnya mendaki dalam kondisi sulit dan berbahaya.
Mereka menemukan jenazah Juliana di tepi jurang 500 meter. Agam mengaku menghabiskan malam di sana sambil memegang tubuh Juliana agar tidak terjatuh lebih jauh.
“Saya belum bisa tidur sampai sekarang. Sangat sedih. Kami tidak bisa menyelamatkannya. Kami menahannya semalaman di tepi tebing. Sangat menyedihkan,” kata Agam dengan suara bergetar dalam wawancara dengan media Brasil GLOBO.
Awalnya, Agam menolak bantuan finansial. “Ia bilang bahwa ia melakukan itu dengan hati, tidak mengharapkan imbalan,” ujar Sinta Stepani, penerjemah yang menemaninya saat siaran langsung.
Namun, karena desakan dari masyarakat Brasil, ia akhirnya bersedia menerima donasi.
Agam bahkan berencana membagikan dana itu kepada rekan-rekannya yang turut serta dalam pencarian, serta menggunakannya untuk program pelestarian lingkungan seperti penanaman pohon di jalur pendakiannya.
“Dia mengatakan akan menanam pohon agar oksigen di Indonesia semakin baik,” kata Sinta.
Baca juga: KAGET, Irjen Dadang Hartanto Tiba-tiba Diminta Menghadap Presiden usai Upacara HUT Bhayangkara
Dengan lebih dari satu juta pengikut di Instagram yang ia dapat hanya dalam beberapa hari, Agam kini dikenal sebagai sosok inspiratif yang tak hanya aktif dalam dunia pendakian, tetapi juga giat mengampanyekan pelestarian alam.
“Saya melihat mereka menyebut saya malaikat di Brasil. Terima kasih, tapi saya tidak bisa menyelamatkannya. Kalian berterima kasih, tapi justru saya yang berterima kasih,” kata Agam dengan rendah hati.
Tentu saja kabar ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Bagaimana persoalan publik untuk kebutuhan umum lebih baik diproses dnegan transparan. (*)