Berita Viral

Ortu Pasti Malu, Jemput Anak Gadisnya yang Digerebek Warga di Kontrakan, Tak Pakai Busana Pula

Editor: Budi Rahmat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

REMAJA MESUM - Remaja ini digerebek warga di kontrakan. Keduanya tanpa busana

TRIBUNPEKANBARU.COM - Aduh, malunya pasangan remaja ini. Saat digerebek keduanya tengah tak berpakaian.

Warga sudah geram. memang sengaja melakukan penggerebekan. Peringatan tak didengar. Berulangkali diminta bubar malah datang lagi.

Akhirnya warga yang risih menggerebek pasangan yang diduga berbuat mesum ini .

Baca juga: Viral di Medsos, Rudal Balistik disebut Pesanan Indonesia sudah Sampai, Bikinan Asli orang Turki

Kejadiannya di Sulbar. Sebuah rumah kontrakan di Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (2/8/2025) malam.

Dua remaja ditemukan di dalamnya. Mereka adalah pasangan remaja, AL (15) dan kekasihnya SE (18). Mereka digerebek warga.

Dan tentu saja keduanya tak bisa mengelak. Karena ditemukan lagi tak berpakaian lengkap.

Dan nanti yang bikin malu lagi adalah, keduanya akan dijemput ortu masing-masing.

Tak Pakai Busana

Pasangan remaja ini tak mengenakan busana saat digerebek warga.

Mereka diduga berbuat mesum.

Pasangan Remaja DIgerebek Warga_1
 
Awalnya ibu-ibu setempat curiga dengan aktivitas di kontrakan tersebut.

Warga kemudian mendatangi rumah kontrakan itu dan melakukan penggerebekan.

"Dicurigai memang berbuat mesum," kata Kepala Lingkungan 2 Sidodadi, Abdul Latif. 

Baca juga: DIBONGKAR, Pertemuan Arya Daru dengan Psikolog, Ternyata Ia Aktif Bertanya Soal Ini

Abdul Latif menambahkan, menurut informasi warga, saat digerebek kedua remaja itu tidak berpakaian.

Latif mengaku warga sudah sering memperingatkan penghuni kontrakan agar tidak menjadikan tempat tersebut untuk berbuat asusila. 

Kecurigaan warga muncul lantaran rumah kontrakan itu kerap didatangi pasangan muda-mudi.

"Sudah pernah diperingati agar tidak macam-macam bahkan disuruh pulang tinggalkan BTN (komplek), karena sering-sering datang pasangan, makanya warga curiga," terang Latif.

Karena peringatan diabaikan, warga akhirnya nekat menggerebek kontrakan itu. 

Pasangan kekasih itu kemudian diserahkan ke Polsek Wonomulyo untuk penanganan lebih lanjut.

Polisi berencana memanggil kedua orangtua mereka untuk mencari solusi terbaik.

Mesum di Bioskop Mini

Kisah lainnya, sebuah video menghebohkan telah beredar di Kabupaten Kuantan Sengingi, Provinsi Riau.

Vidoe yang diduga adegan mesum pasangan anak baru gede alias ABG. Tersebarnya video tersebut membuat publik umumnya di Riau heboh. 

Betapa tidak, video yang disebut diduga di sebuah rental playstation atau PS juga terlihat menyediakan ruangan VIP untuk perbuatan tak senonoh itu.

Nah, bagaimana hebohnya video tersebut dan seperti apa faktanya.

Berikut ini, Tribunpekanbaru.com merangkumnya menjadi 5 fakta heboh video mesum ABG di rental PS

Fakta Pertama : Video Tersebar di WhatsApp Grup 

Baca juga: ROY SURYO dan Silfester Matutina Buka Aib di Depan Publik, Debat soal Jokowi Melebar Urusan Pribadi

Awal mula hebohnya video diduga ABG tengah mesum itu tersebar lewat WhatsApp grup. Pbulik yang menerima video itu langsung heboh dan mengira dimana lokasinya.

Hasil penelusuran pemerintah atau pihak terkait ternyata ada di sebuah tempat bioskop mini

Fakta Kedua : Sediakan raung VIP dengan Sofa

Dari penelusuran Satpol PP Kuantan Sengingi diketahui jika selain meyediakan tontonan film di ruangan itu juga tersedaia sofa untuk bersantai dengan pendingin.

Kuat dugaan lokasi itu malah dijadikan tempat mesum

Kepala Satpol PP Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Kuansing melalui Kabid Penegakan Perda Sonny Andri, Rabu (23/7/2025) mengatakan bahwa Satpol PP telah melakukan penindakan terhadap pemilik usaha tersebut begitu mengetahui adanya video mesum sepasang ABG pada Jumat (18/7/2025) malam kemarin.

Sonny Andri menjelaskan bahwa tempat usaha tersebut terletak di Desa Bringin Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah.

"Setelah kami periksa, kami menemukan tiga kamar VIP yang dijadikan tempat menonton film via Netflix. Di ruangan itu dilengkapi sofa dan Televisi dan juga AC," ujar Sonny Andri.

Fakta Ketiga : Karyawan Tidak Menegur

Belakangan terungkap bahwa karyawati usaha tersebut telah mengetahui adanya aktivitas mesum sepasang ABG di salah satu ruang VIP melalui CCTV kamar.

Namun karyawati tersebut takut untuk menegur tamu tersebut.

"Dan sepasang ABG itu pun tak menyadari jika setiap ruang VIP dipantau oleh CCTV," ujar Sonny.
 
Fakta Keempat : Tidak Memiliki Izin

Sonny menjelaskan, pemilik usaha tersebut ternyata tidak memiliki izin usaha.

Karena tidak mengantongi izin, Satpol PP pun memberi terguran keras.

"Kami meminta agar pemilik usaha untuk segera mengurus izin dan melarang pemilik untuk menerima pengunjung yang berpasang-pasangan," ujarnya.

Selain itu, Satpol PP juga meminta agar jam operasi dibatasi dan melarang anak-anak yang berseragam sekolah untuk masuk.

"Kami juga meminta agar pemilik melakukan pengawasan ketat agar tidak ada lagi aktivitas asusila yang terjadi di tempat itu," ujarnya.

Fakta Kelima : Video dari CCTV Ruangan

Video mesum sepasang ABG di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau beredar di sejumlah WAG membuat heboh masyarakat setempat.

Dalam video tersebut, sepasang muda-mudi itu sedang melakukan tindakan asusila di sebuah ruangan.

Diduga, video tersebut diambil dari rekaman CCTV.

Tidak jelas kapan video tersebut diambil.

Belakangan diketahui, lokasi video tersebut berada di sebuah tempat rental Playstation dan bioskop mini.

Selain menyediakan rental Playstation, tempat tersebut juga menyediakan ruang VIP bagi muda-mudi yang ingin menikmati film di Netflix.

Siswi Diajak Nginap di Hotel

Kisah lainnya, Kacau. Ada tiga oknum guru di salah satu SMA di Kota Serang, banten yang dipecat gara-gara cabuli siswinya.

Parahnya lagi satu diantara oknum guru itu ada yang ngajak siswinya untuk menginap di hotel .

Perilaku yang tak terpuji oknum guru tersebut telah membuat gempar publik. Pasalnya satu sekolah saja ada tiga guru yang ternyata berfikiran mesum hingga berlaku cabul pada siswinya.

Lantas, apa sebenranya motivasi guru dan bagaimana mereka bisa terpancing oleh hawa nafsunya?

Tentu saja pertanyaan tersebut muncul seiring dengan perilaku tak wajar pada guru . Mengingat interaksi dengan murid yang tinggi, maka perlu untuk memastikan keselamatan siswi di sekolah

3 Guru Dipecat

Tiga orang guru SMAN 4 Kota Serang, Banten, dinonaktifkan setelah diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap siswinya.

Ketiga guru berinisial D, SJ, dan S ini dinonaktifkan oleh Inspektorat dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Banten.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi Hartawan  ketiganya mulai dinonaktifkan hari ini, Rabu (23/7/2025).

“Guru adalah sosok teladan. Maka dalam situasi seperti ini, tindakan tegas perlu diambil untuk menjaga kenyamanan psikologis siswa dan proses belajar-mengajar di sekolah,” ujar Deden, Selasa (22/7/2025).

Mengutip TribunBanten.com, D merupakan guru olahraga, sementara SJ merupakan guru geografi yang sering mengajak siswi untuk menginap di hotel dengan modus membagikan rapor.

Sedangkan S adalah guru agama yang kerap melontarkan perkataan seksis dan melecehkan ke siswi.

Pemprov Banten melalui Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Disdikbud tengah melakukan investigasi.

Hasil investigasi tersebut nantinya akan menjadi dasar penindakan administratif atau tindakan hukum selanjutnya.

Deden pun mengajak masyarakat untuk segera melapor apabila ada tindakan menyimpang, terutama yang terjadi di lingkungan pendidikan.

“Pemprov Banten terbuka terhadap laporan masyarakat. Jangan ragu menyampaikan informasi melalui jalur resmi. Penanganan yang cepat akan meminimalkan dampak terhadap peserta didik,” tambahnya.

Ternyata Tak Cuma Sekali

Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Provinsi Banten, Hendry Gunawan menuturkan, pihaknya telah bertemu dengan korban pelecehan seksual.

Ia menuturkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru terjadi berulang dan dilakukan di lingkup sekolah.

Kepada TribunBanten.com, ia menceritakan bahwa korban sempat ditawari bantuan oleh pelaku pelecehan.

Namun, pelaku meminta diganti dengan menginap di hotel.

"Salah satu peristiwa paling membekas adalah saat korban ditawari bantuan dana studi oleh pelaku, tapi kemudian diminta ‘mengganti’ dengan menemani pelaku menginap di hotel," kata Hendry.

Ia menuturkan, hal tersebut merupakan tindak kekerasan seksual dengan pola manipulasi relasi kuasa.

"Ini adalah bentuk kekerasan seksual dengan pola manipulasi relasi kuasa," sambungnya.

Bahkan, korban dipaksa pelaku untuk menghapus bukti percakapan yang menjadi bukti utama.

Ironisnya, permintaan tersebut dilakukan di hadapan sejumlah guru.

“Ini menambah lapisan trauma bagi korban. Korban tidak hanya mengalami kekerasan seksual, tapi juga tekanan dan intimidasi dari lingkungan yang seharusnya melindungi,” ucap Hendry.

Pihaknya menilai kasus ini telah masuk ke kategori pidana.

"Komnas Anak menilai bahwa kasus ini tidak bisa lagi dipandang sebagai insiden tunggal," ujarnya.

Terlebih, sejumlah siswa, mahasiswa dan masyarakat melakukan demo di depan SMAN 4 Kota Serang pada Senin (21/7/2025) kemarin untuk menuntut keadilan bagi korban pelecehan seksual.

Ia menyebut, hal tersebut merupakan tanda bahwa suara anak-anak sudah tidak bisa lagi diabaikan.

"Orang dewasa harus sadar diri baik guru, kepala sekolah, hingga pemerintah daerah bahwa ada yang salah dan harus segera diperbaiki,” jelasnya.

Bisa Naik ke Penyidikan

Polresta Serang Kota pun berencana menaikkan kasus ini ke penyidikan.

"Rencana kami mau gelar perkara naik penyidikan," kata Kanit PPA Polresta Serang Kota, Ipda Febby Mufti Ali saat dikonfirmasi TribunBanten.com, Senin (21/7/2025).

Ia menuturkan, sejumlah saksi sudah diperiksa dalam kasus ini.

"10 orang saksi sudah kami mintai keterangan, termasuk terlapor yang berkepentingan,"

"Detailnya nanti akan dirilis setelah gelar perkara ya," ucap Febby.

Tak Terima Siswa Gelar Demo

Massa yang terdiri dari pelajar dan alumni menggelar demo terkait aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru SMAN 4 Kota Serang, Senin (21/7/2025).

Demo tersebut berakhir dengan aksi dorong antara siswa dan aparat keamanan.

Plt Kepala SMAN 4 Kota Serang, Nurdiana Salam menuturkan, guru yang diduga melakukan pelecehan tersebut sudah diserahkan ke polisi.

"Oknum ini sudah ada di kepolisian, sudah ditangani oleh aparat yang berwenang. Bukan kewenangan sekolah untuk memberikan vonis dan sebagainya," katanya, dikutip dari TribunBanten.com.

Tentu saja aksi para oknum guru tersebut snagat menyakiti. Siswi bisa saja berada dalam posisi terancam di sekolah. (*)

Sumber : Tribun Sulbar 

Berita Terkini