TRIBUNPEKANBARU.COM - Nama Sudewo, Bupati Pati, Provinsi Jawa Tengah, tengah menjadi sorotan publik setelah pernyataannya yang menantang aksi unjuk rasa warga viral di media sosial.
Ia bersikukuh mempertahankan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen, meskipun menuai protes luas dari masyarakat.
“Siapa yang akan melakukan penolakan, saya tunggu. Silakan lakukan. Jangan cuma 5.000 orang, 50.000 orang aja suruh ngerahkan, saya tidak akan gentar. Saya tidak akan mengubah keputusan,” ujar Sudewo, dikutip dari Kompas.com, Rabu (6/8/2025).
Pernyataan itu disampaikan Sudewo yang juga politikus senior Partai Gerindra dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial dan segera memicu reaksi keras dari warga Pati.
Dari DPR ke Kursi Bupati Pati
Lahir di Pati, 11 Oktober 1968, Sudewo adalah alumnus Teknik Sipil UNS Surakarta tahun 1993, dan meraih gelar magister Teknik Pembangunan dari Universitas Diponegoro.
Kariernya dimulai sebagai karyawan PT Jaya Construction dan pegawai proyek Departemen Pekerjaan Umum di Bali, sebelum akhirnya menjadi PNS pada 1997 dan bertugas di Dinas PU Karanganyar.
Ia kemudian memilih jalan wiraswasta dan terjun ke dunia politik.
Sudewo terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai Demokrat pada 2009–2013, lalu kembali ke Senayan pada Pemilu 2019 lewat Partai Gerindra.
Ia kini menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Partai Gerindra.
Pada Pilkada Pati 2024, ia memenangkan kontestasi bersama Risma Ardhi Chandra dan resmi menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pati.
Riwayat Organisasi Panjang
Sudewo dikenal aktif dalam berbagai organisasi, antara lain:
- Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UNS (1991)
- Ketua Keluarga Besar Marhaenis (2000)
- Wakil Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (2001)
- Koordinator Tim Sukses Pilkada Pacitan (2005)
- Anggota Dewan Penasehat Fokerdesi (2007)
- Koordinator Tim Sukses Pilgub Jateng (2008)
- Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi DPP Gerindra (2019–sekarang)
Kebijakan Kontroversial: Kenaikan PBB 250 Persen
Kontroversi bermula dari keputusan Bupati Sudewo menaikkan tarif PBB-P2 hingga 250 persen.
Kebijakan ini diumumkan dalam rapat intensifikasi pajak bersama camat dan PASOPATI pada Minggu (18/5/2025).
“Telah disepakati bersama bahwa kesepakatannya itu sebesar 250 persen karena PBB sudah lama tidak dinaikkan, 14 tahun tidak naik,” ujar Sudewo, dikutip dari situs resmi Humas Pati, Selasa (5/8/2025).
Menurut Sudewo, Kabupaten Pati selama ini tertinggal dalam pendapatan pajak daerah jika dibandingkan kabupaten tetangga seperti Jepara.
“PBB Kabupaten Pati hanya sebesar 29 miliar, di Kabupaten Jepara 75 miliar. Padahal, Kabupaten Pati lebih besar daripada Kabupaten Jepara,” ujarnya.
Video Tantangan Viral, Warga Siapkan Aksi Akbar
Tantangan terbuka dari Sudewo terhadap warga yang menolak kebijakan tersebut menyebar cepat setelah video pernyataannya diunggah oleh akun Instagram @flokjog dan @pati.24jam.
“Siapa yang akan melakukan penolakan, saya tunggu, silakan lakukan, jangan hanya 5.000 orang, 50.000 orang aja suruh ngerahkan, saya tidak akan gentar. Saya tidak akan mengubah keputusan,” ujarnya lagi, dalam video yang viral Selasa (5/8/2025).
Warga merespons dengan menyiapkan aksi demonstrasi besar-besaran pada 13 Agustus 2025.
Bahkan telah dibuka posko donasi logistik di kawasan Alun-Alun Pati, yang beroperasi 24 jam sejak 1 hingga 12 Agustus 2025.
Koordinator logistik, Teguh Istiyanto, menyebut mereka hanya menerima bantuan dalam bentuk barang.
“Selain itu, kami juga menerima donasi telur busuk dan tomat busuk,” katanya.
“Nanti, saat demo, akan kami serahkan ke Pak Bupati Sudewo sebagai aksi simbolis,” ujar Teguh lagi.
“Kami tidak menerima uang karena khawatirnya dikira aksi massa ini ada yang mendanai, ada yang jadi sponsor,” tambahnya.
“Padahal, aksi ini murni muncul dari keresahan masyarakat. Ini gerakan rakyat. Bukan bayaran, titipan, apalagi pesanan,” tegasnya.
Target Puluhan Ribu Orang, Protes Meluas
Aksi ini digagas oleh pemuda Pucakwangi bernama Husein, yang menargetkan massa hingga 15.000 orang. Namun, setelah pernyataan Sudewo viral, jumlah peserta diprediksi melonjak.
Candra Adi Wibowo, warga Margorejo, menyatakan dukungannya:
“Saya bawa enam dus minuman. Saya mendukung aksi ini karena saya orang Pati,” katanya.
“Saya tidak mau Pati ditindas seperti ini. Insyaallah, tanggal 13 nanti saya ikut demo. Turunkan pajak PBB!” ujar Candra lagi.
Spanduk dan coretan protes mulai muncul di area kantor bupati, termasuk di dinding proyek videotron, bertuliskan:
“Turunkan PBB atau Turunkan Bupati Sudewo! Mau Diganti Husein!”
(*)
Sumber: Kompas.com