TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) menanggapi keruhnya objek wisata Air Terjun Pulau Simo di Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar.
Air Terjun Pulau Simo terletak di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Lokasi ini berada sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Pekanbaru, dan cukup dekat dengan Candi Muara Takus serta jalur lintas Riau–Sumatera Barat.
Air terjun alami setinggi sekitar 12 meter memiliki kedalaman sekitar 5 meter.
Dikelilingi alam yang masih asri dan cocok untuk berenang serta bermain air.
Jalur menuju lokasi cukup menantang, dengan jalan turunan curam sepanjang lebih kurang 300 meter dari area parkir di bukit.
Kekeruhan Objek Wisata Air Terjun Pulau Simo di Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau menjadi sorotan di dunia maya.
Keruhnya perairan Pulau Simo sudah hampir setahun.
Penyebabnya disebut sebagai dampak dari Kilometer 106-107 Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat yang amblas tahun lalu.
Setelah amblas, pengerjaan terus dilakukan. Material amblas dan pengerjaan terbawa arus sungai yang menyeberangi badan jalan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN Wilayah I Riau pada Kementerian Pekerjaan Umum, Afdirman Jufri mengaku tidak tahu dengan keruhnya Pulau Simo.
Baca juga: Pasca Makan Korban, Keruhnya Air Terjun Pulau Simo Kampar Disorot, Dampak Jalan Amblas Riau-Sumbar?
Ia juga mengaku belum mendapat informasi atau laporan terkait kondisi tersebut.
Meski begitu, ia tidak menampik adanya endapan lumpur di bawah air terjun.
"Mungkin bisa jadi," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (11/8/2025), ketika diminta tanggapan soal kawasan Pulau Simo yang keruh.
Ia pun memperlihatkan kondisi air di sungai yang menyeberangi badan jalan nasional itu. Air diambil dari sungai dengan menggunakan botol air mineral.
Aliran sungai kecil itu tidak deras.
"Kalau dilihat air yang mengalir di lokasi longsor, masih bersih," katanya.
Maka, ia tidak tahu secara pasti penyebab Pulau Simo keruh.
Menurut dia, kemungkinan penyebabnya bisa banyak faktor.
Kepala Desa Tanjung Alai, Zulfan Alwi mengatakan, perairan Pulau Simo sudah keruh selama hampir satu tahun belakangan.
Hal ini berdampak kepada jumlah pengunjung yang turun drastis.
"Sekarang sudah sepi karena airnya sudah keruh. Sudah kurang setahun inilah. Dulu ramai kesitu," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (11/8/2025).
Menurut dia, air keruh sejak Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat Kilometer 106-107 amblas pada 2024.
Jalan yang amblas kemudian diperbaiki dengan penimbunan.
Material tanah dari aktivitas penimbunan terbawa arus sungai yang menyeberang di bawah badan jalan.
Jaraknya hanya sekitar 500 meter ke air terjun.
Material lumpur kemudian mengendap di bawah air terjun. Ia memperkirakan endapan lumpur sudah sangat tebal.
"Walaupun dari atasnya (hulu) jernih, di situ sekarang tetap keruh. Mungkin karena (endapan) lumpurnya sudah tebal," katanya.
Ia mengakui endapan lumpur perlu dikeruk. Ditanya apakah sudah ada upaya meminta ororitas terkait untuk menormalisasinya, ia mengungkap sistem pengelolaan objek wisata itu.
"Tempat itu kan dikelola persukuan. Tidak ada hubungannya dengan pemerintah desa. Kalau ada koordinasi, mungkin kita akan sampaikan kepada pihak terkait," ujarnya.
( Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)