Kondisi Terkini 5 Siswa Teman Nabilla Putri Kapolres Solok Kota, Kecelakaan Minibus vs Kereta Api

Editor: Sesri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nabilla Khairunnisa dan Alya Azura Teman Sekelas, Korban Tewas Kecelakaan Mobil vs Kereta Api di Padang. Nabilla merupakan putri dari Kapolres Solok Kota

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dua siswi SMA Negeri 10 Padang tewas dalam kecelakaan antara Kereta Api Minangkabau Ekspres dengan sebuah minibus di Jalan Jati Adabiah, Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/8/2025) siang.

Kedua siswa bernama Nabilla Khairunnisa yang merupakan anak Kapolres Solok Kota AKBP Mas'ud Ahmad dan teman sekelasnya Alya Azura Firmanda.

Selain Nabila dan Alya, tiga orang berinisial VDZ, AH, dan AF mengalami luka berat dan masih dirawat di  di RS Yos Sudarso serta RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Sementara itu dua lainnya JPS dan NMA mengalami luka ringan dan telah diizinkan pulang dari rumah sakit. 

Kanit Laka Lantas Polresta Padang, Iptu Zulkifli, menyebut dua orang korban meninggal dunia dalam insiden tersebut. Kedua korban berinisial NK dan AAF.

“Terkait informasi korban kecelakaan kemarin, dari tujuh orang korban, dua di antaranya meninggal dunia,” kata Iptu Zulkifli kepada TribunPadang.com saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (22/8/2025).

Sehari setelah kejadian, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar bersama Satlantas Polresta Padang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Jumat (22/8/2025) pagi.

Baca juga: Empat Pelaku Akui Culik Kacab Bank BUMN yang Ditemukan Tewas, Aktor Intelektual Diburu

Olah TKP dimulai sekitar pukul 08.20 WIB dengan melibatkan 10 personel Subdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar dan 6 personel Laka Lantas Polresta Padang.

Sejumlah warga sekitar ikut menyaksikan jalannya olah TKP dan sebagian dimintai keterangan.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar, AKBP Dewi Suriyani, mengatakan pihaknya menggunakan alat Traffic Accident Analysis (TAA) untuk merekonstruksi peristiwa tersebut.

“Saat ini kita melakukan olah TKP melalui alat TAA. Alat ini berfungsi untuk melihat kronologi sebelum, pada saat, dan setelah kejadian. Ada enam titik di lokasi yang kita rekam untuk kebutuhan analisis,” kata Dewi.

Ia menjelaskan, hasil rekaman TAA akan dikirim ke Korlantas Polri untuk diolah menjadi video animasi.

“Nanti hasil ini akan kelihatan jelas bagaimana kejadian sebenarnya. Proses pembuatannya sekitar satu minggu. Hasil video animasi itu bisa digunakan dalam penyelidikan maupun tindakan hukum,” jelasnya.

Terkait dugaan kelalaian, Dewi menegaskan pihaknya masih melakukan pendalaman.

“Untuk unsur kelalaian masih dalam penyelidikan. Kendaraan yang terlibat juga sudah diamankan di Unit Laka Lantas Polresta Padang,” ujarnya.

Halaman
12

Berita Terkini