Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Arti Kata

Arti Kata Slut Shaming, Slut Shaming Artinya, Apa Itu, Penyebab, Dampak, Contoh, Hukum, Bahasa Gaul

Penjelasan arti kata slut shaming, slut shaming artinya, apa itu slut shaming, penyebab, dampak, contoh, cara mengatasi, hukum dan dalam Bahasa Gaul

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Foto Ilustrasi AI
ARTI KATA : Foto olahan kecerdasan buatan atau AI (Meta AI) oleh Nolpitos Hendri 08/11/2025. Arti Kata Slut Shaming, Slut Shaming Artinya, Apa Itu, Penyebab, Dampak, Contoh, Hukum, Bahasa Gaul. Penjelasan tentang arti kata slut shaming atau slut shaming artinya dan apa itu slut shaming serta penyebab slut shaming dan dampak slut shaming hingga contoh slut shaming dan cara mengatasi slut shaming termasuk slut shaming dalam hukum Indonesia dan arti slut shaming dalam Bahasa Gaul . 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang arti kata slut shaming atau slut shaming artinya dan apa itu slut shaming serta penyebab slut shaming dan dampak slut shaming hingga contoh slut shaming dan cara mengatasi slut shaming termasuk slut shaming dalam hukum Indonesia dan arti slut shaming dalam Bahasa Gaul .

Baca juga: Arti Kata Selir, Selir Artinya, Apa Itu Selir, Peran, Fungsi, Sejarah, Contoh, Bahasa Gaul, Hubungan

A. Arti Kata Slut Shaming atau Slut Shaming Artinya dan Apa Itu Slut Shaming

1. Arti Kata Slut Shaming atau Slut Shaming Artinya

Secara bahasa, slut shaming merupakan kata dalam bahasa Inggris, dan dalam bahasa Indonesia arti kata slut shaming atau slut shaming artinya adalah mempermalukan pelacur.

Secara istilah, arti kata slut shaming atau slut shaming artinya adalah tindakan mengkritik atau mempermalukan seseorang, terutama wanita, karena melanggar norma-norma sosial mengenai perilaku dan penampilan terkait seksualitas.

Slut shaming melibatkan pemberian stigma atau label negatif kepada seseorang karena dianggap memiliki perilaku seksual yang tidak sesuai dengan standar yang diterima masyarakat.

2. Aspek-aspek Slut-shaming:

- Kritik terhadap penampilan: Mengkritik cara berpakaian seseorang yang dianggap terlaluProvokatif.

- Menghakimi aktivitas seksual: Mengkritik atau menghukum seseorang karena memiliki hubungan seks di luar nikah, seks bebas, atau pekerjaan seks.

- Menyalahkan korban: Menyalahkan korban kekerasan seksual karena dianggap berpakaian atau bertindak провокативно.

- Merendahkan dengan julukan: Menggunakan julukan yang merendahkan seperti jalang atau pelacur untuk menghina seseorang.

Slut-shaming dapat dilakukan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Tindakan ini dapat berupa kekerasan verbal, perundungan dunia maya, atau bentuk pelecehan lainnya. Slut-shaming sering kali mencerminkan standar ganda seksual, di mana wanita lebih mungkin дикритиковать karena perilaku seksual mereka daripada pria.

3. Apa Itu Slut Shaming

Secara istilah, apa itu slut shaming adalah tindakan mempermalukan atau merendahkan seseorang, terutama wanita, karena dianggap melanggar norma sosial terkait perilaku atau penampilan seksual.

Slut shaming dapat berupa :

- Kritik terhadap cara berpakaian yang dianggap terlalu provokatif.

- Menyalahkan korban kekerasan seksual atas kejadian yang menimpanya.

- Mengolok-olok atau menghakimi pilihan atau praktik seksual seseorang.

Tindakan ini merupakan bentuk kekerasan verbal yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental korban, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi sosial.

B. Penyebab Slut Shaming

Slut-shaming, atau tindakan mempermalukan seseorang karena dianggap melanggar norma sosial terkait seksualitas dan penampilan, memiliki berbagai penyebab yang saling terkait.

Berikut beberapa penyebab slut shaming atau faktor utama yang melatarbelakangi terjadinya slut-shaming:

- Penegakan Norma Sosial dan Pembatasan Seksualitas Perempuan: Slut-shaming berfungsi sebagai mekanisme untuk mengatur perilaku dan menegakkan norma sosial, yang pada akhirnya membatasi seksualitas dan ekspresi diri perempuan. Hal ini didasari oleh pemikiran keliru bahwa perilaku perempuan menjadi penyebab terjadinya kekerasan seksual.

- Standar Ganda Seksual: Masyarakat seringkali menerapkan standar ganda, di mana perempuan lebih dikritik dan dihukum karena perilaku seksual mereka dibandingkan laki-laki. Hal ini menciptakan ketidakadilan dan memungkinkan terjadinya slut-shaming.

- Rasa Malu Seksual: Anggapan bahwa perempuan yang menikmati seks atau memiliki beberapa pasangan seksual dianggap berdosa dan tidak bermoral memicu rasa malu seksual. Slut-shaming kemudian digunakan untuk menghukum dan mempermalukan perempuan yang tidak mengikuti norma budaya yang berlaku.

- Keinginan untuk Merendahkan: Pelaku slut-shaming mungkin ingin membuat perempuan lain merasa lebih rendah dari mereka. Dengan merendahkan orang lain, pelaku merasa memiliki derajat yang lebih tinggi.

- Pengaruh Media: Media, termasuk film, sinetron, dan platform digital, seringkali menampilkan contoh slut-shaming yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku masyarakat. Media sosial juga menjadi wadah subur untuk melakukan slut-shaming melalui komentar-komentar yang menghina dan melecehkan.

- Iri Hati dan Ketidakpuasan Diri: Perasaan iri hati dan tidak puas dengan kehidupan sendiri dapat mendorong seseorang untuk melakukan slut-shaming. Pelaku mungkin merasa lebih baik dengan menjatuhkan orang lain.

- Dendam Pribadi: Dendam pribadi juga dapat menjadi alasan seseorang melakukan slut-shaming. Pelaku menggunakan tindakan ini sebagai cara untuk melampiaskan amarah dan menyakiti korban.

- Mitos Historis dan Misogynoir: Pada perempuan kulit hitam, slut-shaming dipengaruhi oleh mitos historis dan misogynoir (diskriminasi terhadap perempuan kulit hitam yang melibatkan rasisme dan seksisme). Mitos tentang hiperseksualitas perempuan kulit hitam digunakan untuk menindas dan membenarkan kekerasan seksual terhadap mereka.

C. Dampak Slut Shaming

Slut-shaming dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang serius bagi korbannya.

Dampak-dampak ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental dan emosional korban, tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan sosial dan profesional mereka.

Berikut dampak slut shaming :

1. Dampak Emosional dan Psikologis:

- Kehilangan rasa percaya diri: Korban slut-shaming seringkali merasa malu dan tidak berharga, yang dapat menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.

- Trauma dan Depresi: Slut-shaming dapat menjadi pengalaman traumatis yang menyebabkan depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya.

- Menarik diri dari lingkungan: Korban mungkin menarik diri dari lingkungan sosial karena merasa malu dan takut dihakimi.

- Merasa tidak aman: Slut-shaming dapat membuat korban merasa tidak aman dan rentan terhadap pelecehan atau kekerasan lebih lanjut.

2. Dampak Sosial:

- Stigma dan diskriminasi: Korban dapat menghadapi stigma dan diskriminasi dari masyarakat, yang dapat memengaruhi hubungan pribadi dan profesional mereka.

- Kesulitan membangun hubungan: Rasa malu dan tidak percaya diri dapat membuat korban kesulitan membangun hubungan yang sehat dan bermakna.

- Isolasi sosial: Menarik diri dari lingkungan sosial dapat menyebabkan isolasi dan kesepian.

3. Dampak Profesional:

- Kesulitan mencari pekerjaan: Stigma dan diskriminasi dapat mempersulit korban untuk mencari pekerjaan atau продвижение.

- Pelecehan di tempat kerja: Korban mungkin mengalami pelecehan atau diskriminasi di tempat kerja karena menjadi korban slut-shaming.

- Penurunan produktivitas: Dampak emosional dan psikologis dari slut-shaming dapat menurunkan produktivitas dan kinerja kerja.

Selain dampak-dampak di atas, slut-shaming juga dapat memperburuk budaya kekerasan seksual dan menyalahkan korban. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang slut-shaming dan dampaknya, serta mengambil tindakan untuk mencegah dan mengatasi perilaku ini.

D. Contoh Slut Shaming

Berikut beberapa contoh slut shaming dalam berbagai konteks:

1. Komentar tentang Pakaian:

- Lihat deh pakaiannya, kurang bahan gitu, pantes aja digodain. (Menyalahkan korban pelecehan seksual karena pakaiannya)

- Kalau pakai baju kayak gitu, jangan salahin kalau ada yang macem-macem. (Implikasi bahwa pakaian провокативно mengundang pelecehan)

- Dia sih emang sengaja pakai baju seksi biar dapat perhatian. (Menilai motif seseorang berdasarkan pakaiannya)

2. Menghakimi Aktivitas Seksual:

- Masa umur segitu udah nggak perawan? Kasihan deh. (Menghakimi seseorang karena status virginity)

- Gonta-ganti pacar mulu, nggak ada harga dirinya. (Menghakimi seseorang karena memiliki banyak pasangan)

- Dia sih emang dasarnya murahan, makanya mau aja diajak tidur sama siapa aja. (Memberi label negatif berdasarkan aktivitas seksual)

3. Menyebarkan Rumor:

- Denger-denger dia tuh udah tidur sama banyak cowok. (Menyebarkan rumor tentang kehidupan seksual seseorang)

- Dia tuh emang terkenal gampangan di kampus. (Memberi label negatif dan menyebarkannya)

4. Komentar Online:

- Dasar lonte, pantes aja hidupnya sengsara. (Komentar kasar dan merendahkan di media sosial)

- Jijik banget lihat foto-foto dia, murahan. (Komentar negatif tentang foto seseorang di media sosial)

5. Dalam Hubungan:

- Kamu tuh udah nggak suci lagi, aku jadi jijik sama kamu. (Menghakimi pasangan karena masa lalu seksualnya)

- Kamu tuh sama aja kayak cewek-cewek murahan lainnya. (Membandingkan pasangan dengan stereotip negatif)

6. Di Tempat Kerja:

- Dia sih emang sengaja deketin bos biar naik jabatan. (Menuduh seseorang menggunakan seksualitas untuk keuntungan profesional)

- Jangan deket-deket dia, nanti kamu kena peletnya. (Memberi stigma negatif karena daya tarik seksual)

7. Dalam Keluarga:

- Kamu tuh jangan terlalu sering keluar malam, nanti dikira perempuan nggak bener. (Mengontrol perilaku anak perempuan berdasarkan norma sosial)

- Mama malu punya anak kayak kamu, kelakuannya nggak karuan. (Menghakimi anak karena perilaku yang dianggap tidak sesuai)

Catatan : 

Slut-shaming dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan konteks.

Intinya adalah tindakan menghakimi dan mempermalukan seseorang karena melanggar norma sosial terkait seksualitas dan penampilan.

Tindakan ini merugikan korban dan memperkuat budaya kekerasan seksual.

E. Cara Mengatasi Slut Shaming

Untuk mengatasi slut shaming, berikut cara mengatasi slut shaming atau beberapa langkah yang dapat diambil:

- Edukasi diri dan orang lain: Pelajari apa itu slut shaming, bagaimana ia termanifestasi, dan dampaknya terhadap korban. Sebarkan kesadaran ini kepada orang-orang di sekitar Anda untuk mencegah tindakan ini.

- Perhatikan penggunaan bahasa: Hindari penggunaan kata-kata yang merendahkan atau menghakimi orang lain berdasarkan penampilan atau perilaku seksual mereka.

- Hormati hak setiap individu untuk mengekspresikan diri: Setiap orang berhak untuk berpakaian dan berperilaku sesuai dengan keinginan mereka, tanpa takut dihakimi atau dipermalukan.

- Bangun kesadaran kolektif: Masyarakat perlu menghormati hak perempuan dalam mengekspresikan diri. Edukasi tentang pentingnya menghargai pilihan pribadi dan menghapus stigma negatif terhadap perempuan yang dianggap berbeda dari norma sosial sangat penting.

- Ubah representasi perempuan di media: Media memiliki peran besar dalam mengubah cara perempuan direpresentasikan di layar, agar tidak lagi menjadi target objektifikasi dan hinaan.

- Dukungan sosial: Jika Anda menjadi korban slut shaming, cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional yang dapat membantu Anda mengatasi trauma dan depresi.

- Fokus pada hal-hal positif: Hargai dan cintai diri sendiri dengan tulus. Fokuslah pada setiap hal positif yang ada pada diri sendiri, sehingga tidak muncul rasa untuk melakukan body-shaming terhadap orang lain.

Slut shaming merupakan bentuk kekerasan verbal yang merendahkan perempuan karena perilaku seksualnya.

Tindakan ini dapat berupa menghina cara wanita berpakaian, perasaan seksualnya, dan/atau penampilannya.

Slut shaming dapat menyebabkan masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.

F. Slut Shaming dalam Hukum Indonesia

Di Indonesia, belum ada undang-undang yang secara eksplisit mengatur tentang slut-shaming sebagai tindak pidana.

Namun, tindakan ini dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan verbal terhadap perempuan.

Potensi Penerapan Pasal Penghinaan:

- Slut-shaming berpotensi dijerat dengan pasal penghinaan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), khususnya Pasal 315 KUHP.

Pasal ini mengatur tentang penghinaan ringan.

Unsur penghinaan dalam pasal ini harus diinterpretasikan secara jelas untuk dapat menjerat pelaku slut-shaming.

- Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS):

RUU PKS yang saat ini masih dalam pembahasan, mengkategorikan slut-shaming sebagai bentuk pelecehan seksual.

Jika RUU ini disahkan, akan memberikan dasar hukum yang lebih kuat untuk menjerat pelaku slut-shaming.

- Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE):

Jika slut-shaming dilakukan melalui media sosial atau platform digital lainnya, pelaku juga dapat dijerat dengan UU ITE.

Pasal yang relevan adalah pasal yang mengatur tentang penyebaran informasi elektronik yang bermuatan penghinaan atau pencemaran nama baik.

Meskipun belum ada undang-undang khusus yang mengatur tentang slut-shaming, tindakan ini tetap dapat diproses hukum dengan menggunakan pasal-pasal yang ada dalam KUHP dan UU ITE.

Selain itu, diharapkan RUU PKS dapat segera disahkan untuk memberikan perlindungan hukum yang lebih komprehensif bagi korban slut-shaming.

G. Arti Slut Shaming dalam Bahasa Gaul

Dalam bahasa gaul, arti slut-shaming tetap sama dengan definisi umumnya, yaitu tindakan mempermalukan atau mengkritik seseorang, terutama perempuan, karena dianggap melanggar norma sosial terkait perilaku dan penampilan seksual.

Bahasa gaul seringkali menggunakan istilah ini untuk menunjuk pada perilaku menghakimi seseorang karena dianggap terlalu terbuka, aktif secara seksual, atau berpakaian terbuka.

Tindakan ini dianggap negatif karena merendahkan dan menyudutkan orang lain berdasarkan standar moral yang subjektif.

Sumber: tribunpekabaru.com, grid.id, wiktionary.org, kamuslengkap.id, uinsgd.ac.id

Demikian penjelasan tentang arti kata slut shaming atau slut shaming artinya dan apa itu slut shaming serta penyebab slut shaming dan dampak slut shaming hingga contoh slut shaming dan cara mengatasi slut shaming termasuk slut shaming dalam hukum Indonesia dan arti slut shaming dalam Bahasa Gaul .

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved