Berita Vial
MEMBUKA TABIR Pelaku Pembunuhan Brigadir Esco, Briptu Rizka Sudah Tersangka, Tapi . . .
Penetapan Briptu Rizka sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Esco belum cukup. Bisa saja ada pihak lain yang terlibat
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kematian Brigadir Esco Faska Relly sejauh ini masih abu-abu siapa yang melakukannya. Meskipun istrinya yang bernama Briptu Rizka Sintiani telah ditetapkan sebagai tersangka, namun tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain.
Inilah yang kini terus didalami dan tentu saja terus digali. Pihak Kejaksaan Negeri Mataram sendiri sangat berhati-hati untuk pengungkapakn kasusb kematian Brigadir Esco.
Pihak kejari akan terus berusaha memastikan seperti apa kebenaran dan kesesuaian pengakuan tersangka pada saat dilakukan reka adegan.
Baca juga: TRAGIS, Sopir Truk Ini Tewas oleh Truknya Sendiri, Berawal dari Mogok di Jalan Menanjak
Bisa jadi reka adegan adalah momen yang sangat berpengaruh. Termasuk kemungkinan ada tidaknya pihak lain dalam kasus kematian korban.
Seperti diketahui, kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely telah memasuki tahap pra-rekonstruksi.
Terkait tahapan baru kasus kematian Brigadir Esco ini diungkap oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Mataram Gde Made Pasek Swardhyana.
Pra rekonstruksi digelar sebelum rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco ini dilakukan. Sifatnya tertutup dilakukan di tempat pemeriksaan.
Sedangkan rekonstruksi adalah salah satu teknik yang digunakan oleh penyidik untuk memeriksa kebenaran keterangan yang diberikan tersangka dan saksi.
Rekonstruksi juga dapat didefinisikan sebagai reka ulang adegan kejahatan untuk kepentingan penyidikan.
Namun untuk keperluan itu, jaksa masih mendalami berkas perkara kematian Brigadir Esco yang baru diterima dari kepolisian
"Sudah pra rekonstruksi, tapi berkas baru kami terima, masih kami teliti dan cermati," ujar Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Mataram, Gde Made Pasek Swardhyana, saat ditemui TribunLombok.com, Kamis (25/9/2025) di Kantor Kejari.
Menurutnya, tahap pra rekonstruksi bertujuan untuk menguji kesesuaian antara keterangan saksi, tersangka, dan barang bukti di lapangan
Namun, pihaknya masih berhati-hati untuk melangkah ke tahap rekonstruksi penuh, mengingat berkas yang diterima masih perlu dianalisis lebih lanjut.
"Kalau dari pra rekonstruksi kita sudah yakin, bisa lanjut. Tapi kalau masih ada keraguan, tentu kita akan dalami lagi," jelasnya.
Jaksa juga menegaskan, penentuan tersangka baru dalam kasus ini masih bergantung pada hasil penyidikan lanjutan oleh penyidik kepolisian.
Baca juga: AKHIR Pelarian Wawan yang Tragis, Ada 4 Sayatan di Pergelangan Tangan, Polisi ungkap Fakta Miris Ini
Namun, tak menutup kemungkinan adanya tersangka lain yang berperan dalam kasus tersebut.
"Kalau dari fakta-fakta yang ada nanti kami temukan indikasi keterlibatan pihak lain, tentu akan kami proses. Tapi ranah penetapan tersangka tetap di penyidik," ungkapnya.
Di sisi lain, tahap pra penuntutan disebut menjadi kunci dalam keberhasilan penanganan kasus ini. Karena itu, Kejaksaan memastikan proses analisis berkas dilakukan dengan cermat.
“Yang alat buktinya cukup, langsung kita naikkan. Yang kurang, kita lengkapi dulu. Jadi semua kasus berjalan sesuai bobot dan kelengkapan buktinya,” ujarnya.
Terkait perkembangan kasus Brigadir Esco, publik diminta bersabar menunggu hasil kajian secara menyeluruh.
"Yang pasti kami janjikan, akan ada kelanjutan. Kami kerja serius," tutupnya.
Bercak Darah Brigadir Esco
Samsul Herawadi, ayah mendiang Brigadir Esco Faska Rely mengaku kaget karena ada barang bukti kematian putranya yang ditemukan di dalam rumah.
Padahal jasad Brigadir Esco ditemukan di kebun yang berjarak beberapa meter dari rumah di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat ( NTB).
Samsul mengungkap barang bukti yang cukup membuatnya kaget adalah bercak darah.
Menurutnya bercak darah itu ada pada handuk anak Brigadir Esco dan Briptu Rizka Sintiyani. Selain itu handuk yang terdapat bercak darah ditemukan di kamar anak pasangan polisi tersebut. Dia menduga bercak darah itu milik Brigadir Esco.
Samsul membocorkan barang bukti atas kematian Brigadir Esco tak hanya handuk yang terdapat bercak darah, melainkan juga kayu. Namun yang membuatnya kaget adalah bercak darah.
"Yang bikin kaget ada bercak darah di handuk anak korban, ditemukan di ruangan anak korban. yang diduga darah korban. Saya semakin terpukul, kenapa harus ke ruangan cucu saya," ujar Samsul saat diwawancara di Youtube TribunLombok dikutip TribunnewsBogor.com.
Padahal setahu dirinya, barang bukti awal yang diamankan polisi hanyalah barang-barang yang melekat pada tubuh Brigadir Esco. "Semula kan yang saya tahu BB itu jaket, celana, HP, kunci motor sama jam tangan yang di tubuh korban," katanya.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Siingggung Pidato Prabowo Subianto dan Sebut Indonesia, Ada Apa?
Ada pun benda tajam diamankan sebagai barang bukti. "Yang saya dengar disebutkan benda tajam cuma gunting," katanya.
Kini Samsul Herawadi masih bertanya-tanya tentang kebenaran atas kasus kematian Brigadir Esco.
"Apa iya mungkin kah, tega kah, atau mungkin orang luar yang berbuat. Kalau memang bukan orang intern dalam rumah itu mungkin kah, tapi kalau memang harus orang dalam begitu tega kah. Itu makanya yang bikin bingung," katanya.
Diketahui Brigadir Esco menghilang sejak 19 Agustus 2025, lima hari kemudian ditemukan tak bernyawa beberapa meter dari rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat ( NTB).
Polisi sudah menetapkan istri Brigadir Esco, Briptu Rizka Sintiyani sebagai tersangka atas tewasnya anggota intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat itu.
Namun sampai saat ini masih belum jelas, penyebab hingga motif pembunuhan Brigadir Esco.
Samsul justru menduga jasad anaknya sempat disembunyikan di sebuah ruangan dalam rumah.
"Cuma yang paling menyakitkan hati sehabis wudu mau solat ashar, sekitar setelah hilang kontak sebelum ditemukan. Saya biasanya sholat di (ruangan) situ, istirahat di (ruangan) situ, di kamar adik iparnya korban. Cuma saya mau naik mau sholat itu diam sejenak tanpa disadari saya mundur, akhirnya sholat di dalam, makanya itu yang bikin bingung. Sebelum korban ditaruh di tempat yang ditemukan, mungkin ya di situ disembunyikan terlebuh dahulu," kata Samsul.
Ia merasa janggal bila memang dari awal Esco berada di lokasi penemuannya. Sebab lokasi penemuan jasad Esco hanya beberapa meter saja dari rumahnya. "Karena kalau memang dari awal hilangnya di situ ndak ada mungkin," katanya.
Samsul membocorkan barang bukti atas kematian Brigadir Esco. Mulai dari kayu, sampai handuk milik anak Esco dan Rizka. "BB (barang bukti) ada kayu yang saya dengar hasil di Kepolisian, sudah disita polisi," katanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Nusa Tenggara Barat Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan polisi hingga kini masih melakukan penyelidikan. "Nanti kami analisa kesesuaian dnegan keterangan saksi dan persesuaian nomor HP-nya," katanya.
Ia mengungkap Brigadir Esco tewas akibat kekerasan. "Ada dugaan kekerasaan," katanya.
Kini polisi telah menetapkan istri Esco, Briptu Rizka Sintiyani sebagai tersangka. Ia ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Nusa Tenggara Barat sejak Sabtu (21/9/2025).
Belum jelas penyebab Rizka ditetapkan sebagai tersangka. Banyak spekulasi menjurus pada dugaan perselingkuhan yang dilakukan Rizka.
Narasi bereda, Brigadir Esco mendadak izin ke senior untuk lepas piket di Polsek Sekotong. Ketika sampai di rumah, Esco mendapati istrinya, Rizka, sedang bersama pria lain.
Namun begitu tuduhan tersebut langsung dibantah pengacara Rizka, Syarifuddin. "Tidak benar kalau dibilang ada perselingkuhan. Itu hanya gosip liar yang sama sekali tidak terbukti," ucapnya.
Ia meminta agar menunggu fakta dalam persidangan. "Kami minta jangan ada spekulasi yang memperkeruh suasana," katanya.
"Biarlah fakta di pengadilan yang berbicara," tambah Syarifuddin.(*)
Berikut kronologi lengkap kematian tragis Brigadir Esco Faska Rely, anggota Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menghebohkan publik Indonesia:
Kronologi Kematian Brigadir Esco
Selasa, 19 Agustus 2025 – Dilaporkan Hilang
Brigadir Esco terakhir terlihat bertugas di Polsek Sekotong.
Ia tidak pulang ke rumah dan tidak bisa dihubungi.
Istrinya, Briptu Rizka Sintiyani, yang juga anggota Polres Lombok Barat, tidak melaporkan hilangnya suami ke atasan atau pihak berwajib, menimbulkan kecurigaan.
Minggu, 24 Agustus 2025 – Jasad Ditemukan
Jasad Esco ditemukan oleh mertuanya di kebun belakang rumah mereka di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar.
Kondisi tubuh membusuk, wajah rusak, dan leher terjerat tali.
Hasil autopsi menunjukkan luka akibat benda tumpul, menandakan kematian bukan karena gantung diri3.
Penyelidikan dan Bukti
Polisi menemukan bercak darah di rumah yang cocok dengan darah korban.
Barang bukti lain: kunci motor, sandal, dan ponsel di saku korban.
Lebih dari 53 saksi diperiksa, termasuk Briptu Rizka dan keluarga4.
Jumat, 19 September 2025 – Penetapan Tersangka
Briptu Rizka resmi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.
Motif masih didalami, namun muncul dugaan perselingkuhan, konflik rumah tangga, dan masalah keuangan6.
Mantan Kapolda Jabar, Anton Charliyan, menduga ada pelaku lain yang membantu Rizka karena kecil kemungkinan ia melakukannya sendiri.
Fakta Tambahan
Esco dan Rizka memiliki dua anak berusia 2 dan 7 tahun.
Rizka sempat berdalih pergi ke dukun saat suaminya hilang.
Keluarga korban mendesak agar kasus ini diusut tuntas dan transparan. (*)
Sumber : Tribun Lampung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.