Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gedung Ponpes Roboh

Kisah Ahmad Lengan Diamputasi Agar Selamat, Update Jumlah Korban Tragedi Ponpes Ambruk di Sidoarjo

Update jumlah korban meninggal dan luka dalam musibah bangunan Ponpes Al Khoziny bertingkat tiga roboh mendadak, Senin (29/9/2025).

Editor: Ariestia
Tribun Jatim Network/M Taufik
EVAKUASI - Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo masih berusaha melakukan evakuasi di area bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh, Senin (29/9/2025) sore. Sementara dari dalam reruntuhan, terdengar suara beberapa orang meminta tolong. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Peristiwa tragis terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, saat musala bertingkat tiga roboh mendadak saat salat Asar, Senin (29/9/2025).

Puluhan santri tertimpa reruntuhan, beberapa di antaranya meninggal dunia, sementara lainnya mengalami luka serius.

Salah satu korban selamat adalah Nur Ahmad (16), santri yang harus kehilangan lengan kirinya setelah tertimpa beton.

Ahmad mengalami amputasi langsung di bawah reruntuhan oleh tim medis karena situasi yang sangat darurat.

Baca juga: Sekelebat Bau Anyir Tercium Warga di Lokasi Puing Ponpes Al Khoziny, Alat Berat Pun Mulai Digunakan

Ahmad menceritakan tidak ada tanda-tanda kejanggalan sebelum musibah terjadi.

Ia tengah mengikuti salat Asar bersama santri lain ketika bangunan tiba-tiba ambruk.

“Rakaat kedua kejadiannya. Langsung jatuh betonnya,” kata Ahmad saat dirawat di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

Ahmad mengaku tidak sempat menyelamatkan diri karena beton langsung menimpa tubuhnya.

“Enggak bisa (menyelamatkan diri), langsung kena tangan. Enggak (tahu sebelah ada siapa), enggak melihat mukanya. Jadi waktu ruku, langsung tiarap setelah ada reruntuhan,” ujarnya.

Ia berusaha bertahan hidup hingga akhirnya terdengar suara tim penyelamat.

“Iya saya teriak minta tolong, ada (petugas) yang mendengar. Bertahannya dari sore sampai malam. Ya sakit (ketika disuntik bius), katanya harus tenang,” ucapnya.
 
Amputasi Darurat di Bawah Reruntuhan

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD RT Notopuro, dr. Larona Hydravianto, menjelaskan bahwa tindakan amputasi dilakukan langsung di lokasi reruntuhan demi menyelamatkan nyawa Ahmad.

“Jadi memang ini sesuatu yang sangat berat ya secara pertimbangan. Kita harus melakukan amputasi atau menghilangkan bagian tubuh. Tapi ada prinsip life saving is number one. Nyawa menjadi prioritas pertama dibanding anggota tubuhnya,” ujar Larona, Jumat (3/10/2025).

Setelah mendapat laporan ada santri yang masih hidup di bawah reruntuhan, Larona merangkak sejauh 10 meter menuju lokasi korban.

“Waktu itu masuk di bawah reruntuhan. Jadi saya merangkak sampai ke dalam itu kira-kira sampai ke tempatnya sekitar 10 meteran,” jelasnya.

Setelah memastikan Ahmad masih hidup, ia mendapati lengan kiri Ahmad terjepit beton.

Amputasi pun dilakukan di bagian siku dengan bantuan anestesi.

“Karena kita melakukan amputasi pada daerah lengan, pastinya ada risiko syok dan nyeri yang sangat hebat. Sehingga perlu obat-obatan dari anestesi,” katanya.

“Kita amputasi setinggi siku di lokasi kejadian, di bawah reruntuhan. Sekitar 20 menit sudah terpotong, sambil pasien sedikit kita tarik karena sikunya sangat susah dimobilisasi,” tuturnya.
 
Keluarga Sempat Protes, Rumah Sakit Jelaskan Situasi

Direktur Utama RSUD RT Notopuro, dr. Atok Irawan, membenarkan bahwa amputasi dilakukan di lokasi kejadian karena kondisi gawat darurat.

“Sempat yang diamputasi di tempat, keluarga sempat protes, enggak setuju. Ya gimana kalau kondisi darurat, sempat nanya ‘Siapa yang mengizinkan?’,” kata Atok, Selasa (30/9/2025).

Namun, setelah diberi penjelasan oleh tim medis, pihak keluarga akhirnya menerima keputusan tersebut.

“Untungnya dokter kami menjelaskan dengan lembut, dengan sabar, alhamdulillah bisa menerima. Karena situasinya sempit, ini juga sebenarnya membahayakan jiwa nakes kami,” tambahnya.

Setelah proses amputasi, Ahmad langsung mendapatkan penanganan medis awal di lokasi sebelum dibawa ke rumah sakit.

“Jadi tetap pertolongan, (korban) dibius di sana, lukanya ditutup. Cuma akhirnya dilakukan pembersihan lagi, dijahit ulang sampai pukul 01.30 WIB baru selesai,” jelas Atok.
 
Proses Evakuasi dan Jumlah Korban

Hingga Jumat (3/10/2025) petang, proses evakuasi korban masih terus berlangsung. Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengungkapkan bahwa tim gabungan berhasil menemukan tiga korban meninggal dalam waktu hampir bersamaan.

“Tadi secara beruntun ditemukan tiga korban. Semua sudah dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya,” kata Sigit, dikutip dari TribunJatim, Sabtu (4/10/2025).

Dengan penemuan tersebut, total korban meninggal dunia mencapai 13 orang dari 116 korban terdampak.

Sebanyak 103 orang lainnya selamat, meski beberapa masih dirawat karena luka berat.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, Damkar, dan relawan terus melanjutkan pencarian korban dengan bantuan alat berat.

“Seperti tadi itu, alat berat sempat terhenti sebentar untuk kami mengevakuasi korban yang terlihat. Setelah proses evakuasi terhadap korban selesai, alat berat kembali bergerak,” jelas Sigit.
 
Dukungan Tim Ahli dan Harapan Proses Lancar

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, menyampaikan bahwa pihaknya juga melibatkan akademisi dan ahli konstruksi dari Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Jatim dalam proses evakuasi.

“Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan lancar sehingga bisa menemukan (jenazah),” ujarnya saat mengunjungi Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya, Jumat (3/10/2025).

Ia menambahkan bahwa saat crane bekerja, ditemukan sejumlah jenazah lagi di bawah reruntuhan. Hingga hari kelima pencarian, masih ada puluhan orang yang belum diketahui keberadaannya.

“Pada saat crane sudah bekerja, ternyata ada beberapa temuan. Kemarin terdata masih ada 58 kalau gak salah; yang belum diketahui keberadaannya. Dan ini pun juga bertahap menemukan, kurang lebih, hari ini ada 5 (jenazah), tambahan," ungkapnya.

(*)

Sumber: Kompas.com, Tribunnews.com

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved