Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dentuman Keras Mengguncang Tegal: Warga Temukan Batu Hitam Diduga Meteor, Ada yang Mau Beli

seorang bocah bernama Ibnu (11), tetangganya, memanggil Wasroni dan mengaku melihat sebuah benda bercahaya jatuh

Kompas/Dok. Warga Jatilaba, Tegal, Jawa Tengah
PENEMUAN BATU METEOR- Wasroni (40), warga Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mengklaim menemukan batu hitam pekat yang diduga batu meteor seberat 3kg 

“Banyak yang datang malam itu. Ada yang foto, ada juga yang bilang mau beli kalau itu benar batu meteor,” kata Wasroni.

Ia mengaku bersedia menjualnya jika ada kolektor atau pihak yang ingin meneliti batu tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Jatilaba, Jumadi, membenarkan adanya penemuan batu misterius oleh warganya. 

"Benar, warga kami menemukan benda yang diduga batu meteor. Suaranya memang terdengar keras sekali waktu itu,” kata Jumadi.

Meski belum ada pihak resmi yang meneliti, Jumadi juga menduga kuat batu tersebut adalah meteor.

"Tapi benar kami menduga kuat itu batu meteor. Karena waktu itu banyak warga yang juga mendengar suara dentuman atau ledakan dari berbagai daerah, termasuk Brebes, Pemalang, bahkan Cirebon,” ucapnya. 

Fenomena dentuman dan kilatan cahaya di langit ini sempat menghebohkan masyarakat di pantura barat Jawa Tengah pada Minggu petang usai Maghrib.

Media sosial pun ramai membahas suara ledakan dan cahaya terang di langit.

Bagi warga Desa Jatilaba, peristiwa ini menjadi pengalaman langka yang tak akan dilupakan.

“Semoga batu ini membawa keberkahan, bukan pertanda buruk,” pungkas Jumadi.

Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kertajati angkat bicara terkait kemunculan Fenomena cahaya hijau kemerahan disertai dentuman keras menggegerkan warga di wilayah Majalengka dan Cirebon, Jawa Barat.

Adapun fenomena tersebut terjadi pada Minggu (5/10/2025) malam. 

Peristiwa langka itu disebut-sebut berasal dari benda langit atau meteor yang melintas cepat di atmosfer.
 
Menanggapi laporan tersebut, BMKG Stasiun Kertajati melakukan pengumpulan data awal untuk memastikan penyebab fenomena tersebut.

Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, mengatakan pihaknya belum dapat memastikan sumber dentuman.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved