Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ledakan di Masjid SMAN 72

Menguak Makna di Balik Tulisan Nama Teroris di Senjata Mainan Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72

Menurut Amir, kemunculan nama-nama seperti itu bisa menjadi indikasi adanya pengaruh atau glorifikasi terhadap figur-figur ekstrem.

IST
LEDAKAN KELAPA GADING - Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading,Jakarta Utara, Jumat(7/11/2025). Ditemukan senjata jenis SS2-V4. 
Ringkasan Berita:
  • Terduga pelaku diketahui mengagumi sejumlah tokoh pelaku penembakan massal dan tindakan kekerasan bermotif ideologi di berbagai negara. 
  • Lebih lanjut Amir menuturkan, di usia terduga pelaku yang masih tergolong anak di bawa umur, biasanya masih rentan akan krisis identitas.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pengamat terorisme Amir Mahmud menyoroti temuan mencolok di lokasi ledakan SMAN 72 Jakarta.

Salah satunya adalah senjata mainan milik terduga pelaku yang dipenuhi tulisan berisi nama-nama tokoh teroris dunia.

Barang bukti berupa senjata mainan berwarna hitam itu ditemukan di area masjid sekolah.

Pada permukaannya tampak sejumlah tulisan berwarna putih, berisi kalimat-kalimat bernada kekerasan serta simbol-simbol yang kerap dikaitkan dengan ideologi teror.

Salah satu nama yang tertulis adalah Brenton Tarrant, pelaku serangan brutal di dua masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.

Menurut Amir, kemunculan nama-nama seperti itu bisa menjadi indikasi adanya pengaruh atau glorifikasi terhadap figur-figur ekstrem.

Lalu ada nama Alexandre Bissonnette, seorang pemuda yang melakukan penembakan massal di Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec, sebuah masjid di lingkungan Sainte-Foy, Kota Quebec, Kanada, pada 29 Januari 2017.

Ada juga nama Luca Traini, warga negara Italia yang menuai sorotan setelah melakukan aksi penembakan massal bermotif rasis di kota Macerata, Marche, Italia pada 3 Februari 2018 lalu.

Menurut Amir Mahmud, penulisan nama-nama teroris di senjata mainan itu bisa dimaknai sebagai pencarian identitas simbolik dari terduga pelaku yang kini berstatus  anak berhadapan dengan hukum (ABH) tersebut.

Nama-nama tokoh teroris yang notabene adalah tokoh besar itu ditulis sebagai bentuk dukungan bagi terduga pelaku dalam melakukan aksi peledakan di SMAN 72 Jakarta.

Baca juga: Manaf Zubaidi, Kakek yang Berani Lawan Dedi Mulyadi Ternyata Jaksa yang Pernah Periksa Presiden

Baca juga: Terungkap Alasan Suku Anak Dalam di Jambi Beli Anak Kecil Seperti Bilqis Ramdhani

Motif penulisan nama teroris itu juga dinilai Amir sebagai motif emosional, bukan motif ideologis yang menandakan pelaku beraliran sama dengan nama-nama teroris yang ia tulis.

"Ya, kalau saya menilainya begini ya. Jadi kalau pelaku tadi itu menulis dengan nama-nama terorisme seperti pimpinan ISIS itu ya dan sebagainya."

"Ini menurut saya ini bisa dimaknai sebagai pencarian identitas simbolik ketika dia merasa dilecehkan, dia merasa gagal, di dalam mencari sesuatu hal, yang dia itu butuh dukungan dari tokoh yang besar."

"Oleh karena itulah di sini kalau kita melihat daripada nama-nama yang mereka tulis dalam simbol-simbol di senjata-senjata itu, senjata-senjataan ini, bisa dikatakan semacam apa ya motif bukan ideologis tetapi emosional," kata Amir dalam Program 'Overview' di kanal YouTube Tribunnews.com, Rabu (12/11/2025).

Lebih lanjut Amir menuturkan, di usia terduga pelaku yang masih tergolong anak di bawa umur, biasanya masih rentan akan krisis identitas.

Sehingga ketika ia dalam kondisi lemah, tertindas, tidak berdaya, nama-nama teroris itu kemudian dijadikannya sebagai sumber power atau kekuatannya.

Terutama kekuatan untuk melakukan sebuah aksi besar, seperti peledakan di SMAN 72 tersebut.

"Mungkin kalau bahasa saya meminjam bahasa apa? bahasa psikologinya ini adalah eksistensial yang ia ingin diakui. Iya sehingga ini bisa dimaknai kepada krisis identitas gitu."

"Jadi ketika dia lemah, ketika dia merasa apa tercekam, tertindas dan sebagainya, dan tidak ada keberdayaan, dia ambil tokoh-tokoh inilah sebagai sumber power tadi."

"Inilah yang memberikan inspirasi dia gitu loh untuk melakukan sesuatu hal yang lebih dahsyat," terang Amir.

Kapolri Respons Temuan Senjata Mainan di Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa terduga pelaku dalam insiden ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, diduga membawa senjata mainan yang telah dimodifikasi. 

Ia mengatakan senjata tersebut ditemukan di lokasi TKP ledakan.

Di senjata itu, terlihat sejumlah tulisan yang salah satunya nama Brenton Tarrant yang juga pelaku penembakan massal di masjid di Selandia baru.

“Kita temukan jenis senjatanya senjata mainan, ada tulisan-tulisan tertentu, dan itu juga menjadi bagian yang kita dalami."

"Untuk mendalami motif bagaimana yang bersangkutan kemudian merakit dan kemudian melaksanakan aksinya,” kata Kapolri di Istana Negara, Jumat (7/11/2025).

6 Figur yang Menginspirasi Pelaku

PPID Densus 88 Anti Teror Polri AKBP Mayndra Eka mengungkap anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang meledakkan bom di SMAN 72 Jakarta terinspirasi figur ekstremis dunia.

Terduga pelaku diketahui mengagumi sejumlah tokoh pelaku penembakan massal dan tindakan kekerasan bermotif ideologi di berbagai negara. 

"Ada beberapa yang menjadi inspirasi terkait figur kita sebutkan ada kurang lebih 6 yang tercatat," ujarnya.

Figur-figur ekstremisme itu di antaranya:

  • Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan di Columbine High School, Colorado, Amerika Serikat, pada 1999.
  • Dylann Roof, pelaku penembakan di Gereja Charleston, South Carolina, tahun 2015, yang diketahui berpaham supremasi kulit putih.
  • Andre Bissonnette, pelaku penembakan massal di Masjid Quebec pada 2017 
  • Vladislav Roslyakov, pelaku penembakan di Politeknik Kerch, Krimea, Rusia, 2018.
  • Brenton Tarrant, pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 2019, yang berpaham eco-fasis, rasis, dan etno-nasionalis.
  • Natalie Lynn Rupnow, pelaku penembakan di Abundant Life Christian School, Wisconsin, Amerika Serikat, pada 2024.
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved