Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gepeng Marak di Pekanbaru

Warga Pekanbaru Keluhkan Maraknya Pak Ogah dan Gepeng di Jalanan: Kalau Dibiarkan Makin Banyak

Fenomena maraknya keberadaan pak ogah dan gepeng kembali menjadi keluhan warga.

Penulis: Alex | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Syafrudin Mirohi
GEPANG - Sejumlah gelandangan dan pengemis (Gepeng) beraktivitas di Simpang Empat Panam Pekanbaru, Sabtu tengah malam (15/2/2025). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Fenomena maraknya keberadaan pak ogah dan gelandangan-pengemis (gepeng) di sejumlah ruas jalan Kota Pekanbaru kembali menjadi keluhan warga.

Aktivitas mereka yang semakin sering terlihat di persimpangan dan lampu merah dinilai mengganggu kenyamanan serta kelancaran arus lalu lintas.

Di beberapa titik seperti Jalan Sudirman, Tuanku Tambusai, Arifin Ahmad, Soekarno-Hatta dan sejumlah ruas jalan lainnya, warga hampir setiap hari melihat kehadiran pak ogah yang ikut mengatur lalu lintas.

Baca juga: Gepeng Makin Marak di Pekanbaru, PR yang Harus Dituntaskan Pemerintah Daerah

Baca juga: Potret Harian Pengemis di Pekanbaru Berharap Belas Kasihan, Pemko Siapkan Langkah Penertiban

Baca juga: Penghasilan Pengemis di Pekanbaru Bisa Lebih Besar dari Gaji ASN dan Karyawan Swasta

Namun, sebagian pengendara menilai keberadaan mereka justru menambah kemacetan, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari.

"Kadang bukannya membantu, malah bikin bingung pengendara. Mereka asal kasih aba-aba, padahal lampu lalu lintas masih menyala, bahkan sering terjadi kemacetan malah, dan mereka ambil kesempatan itu untuk dapat cuan dari pengendara," ujar Rina, seorang warga Sukajadi kepada Tribun, Sabtu (11/10/2025).

Warga lainnya, Rio, juga mengaku terganggu dengan keberadaan pak ogah yang kerap meminta imbalan setelah membantu mengatur kendaraan.

Ia menilai fenomena itu terjadi karena lemahnya pengawasan dari aparat dan adanya kebiasaan sebagian masyarakat memberi uang. 

"Selama masih ada yang kasih, mereka akan terus di situ. Harusnya aparat tegas," ujarnya.

Selain pak ogah, keberadaan gepeng di sejumlah perempatan jalan juga menjadi perhatian.

Banyak di antara mereka membawa anak kecil sambil meminta-minta kepada pengendara yang berhenti.

Pemandangan itu menimbulkan rasa iba sekaligus kekhawatiran di kalangan masyarakat.

"Kasihan anak-anak kecil itu, panas-panasan di tengah jalan. Itu sudah seperti bentuk eksploitasi anak," kata Nurlaila, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Jalan Arifin Ahmad.

Ia berharap pemerintah kota segera menertibkan dan memberikan pembinaan kepada mereka.

Beberapa warga juga mengingatkan agar masyarakat tidak lagi memberi uang kepada gepeng.

Menurut mereka, pemberian uang hanya akan membuat para gepeng terus bertahan di jalan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved