Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pengembangan OTT KPK di Riau

Sahabat Abdul Wahid Beberkan Saat OTT KPK Tak Ada Uang yang Diamankan dari Tangan Gubri

Penangkapan dan penetapan tersangka Gubernur Riau Abdul Wahid oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jadi sorotan publik.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Sesri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PENETAPAN TERSANGKA - Gubernur Riau Abdul Wahid (tengah) bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR PKPP) Provinsi Riau M. Arief Setiawan (kanan) dan Tenaga Ahli Gubernur Riau Dani M. Nursalam (kiri) mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (5/11/2025). KPK resmi menahan Gubernur Riau Abdul Wahid bersama dua tersangka lainnya dan mengamankan barang bukti berupa uang tunai sejumlah Rp 1,6 miliar dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait kasus dugaan pemerasan dan suap dalam penganggaran proyek infrastruktur di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPRPKPP) Provinsi Riau. 
Ringkasan Berita:
  • Sahabat Abdul Wahid yang juga dosen di UIN Suska Riau Ustadz Alnofiandri Dinar menceritakan tidak ada uang dan barang bukti ditangan Gubernur Riau saat penangkapan tersebut.
  • KPK sebelumnya merilis menyita uang Rp 1,6 miliar dalam pecahan Dollar AS, Pound Sterling, dan Rupiah saat operasi tangkap tangan (OTT) yang melibatkan Gubernur Riau, Abdul Wahid.
  • Dalam pengembangan kasus ini tim KPK sudah melakukan penggeledahan di beberapa tempat di Pekanbaru

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penangkapan dan penetapan tersangka Gubernur Riau Abdul Wahid oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jadi sorotan publik.

Gubernur Riau Abdul Wahid ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, bersama Kepala Dinas PUPR PKPP M Arief Setiawan dan Tenaga Ahli Gubernur Dani M Nursalam.

Sahabat Abdul Wahid yang juga dosen di UIN Suska Riau Ustadz Alnofiandri Dinar menuturkan dari berbagai curhatan yang disampaikan istri gubernur dan orang sekeliling yang sempat mengetahui peristiwa OTT tersebut, ada sejumlah kejanggalan dan meminta semuanya harus dibuka KPK ke publik.

Ia mengatakan saat penangkapan terjadi tidak ada uang ataupun barang bukti di tangan Abdul Wahid.

"Pak Gubernur ditangkap dengan tidak ada uang dan barang bukti di tangan, hanya dikaitkan nama pak Gubernur,"ujar Alnofiandri.

Ia juga menuturkan Abdul Wahid dan orang dekatnya Tata Maulana saat itu berencana ngopi di Jalan Paus Pekanbaru. Namun kemudian singgah di barbershop yang juga berada di Jalan Paus.

"Jadi hari itu memang Tata Maulana mendampingi pak Gubernur dan rencana ngopi ke Jalan Paus, namun Singgah di Barbershop bernama Noyes, disitulah beliau diambil,"ujar Alnofiandri Dinar menyampaikan setelah mendapatkan penjelasan sebenarnya dari Tata Maulana.

Baca juga: Sahabat Ceritakan Kronologis Penangkapan Gubernur Riau Abdul Wahid, Ini Lokasi Sebenarnya

Baca juga: Sempat Syok, Henny Istri Gubernur Riau Non Aktif Abdul Wahid Sudah Kembali Masuk Kerja di Jakarta

Abdul Wahid dan Tata Maulana memang datang ke lokasi dengan kendaraan berbeda namun beriringan.

"Dia hanya tinggal plang Barbershop saja, di dalamnya ada kursi dan meja tempat duduk, saya tidak tahu tempat apa sebenarnya Noyes ini, dan pemiliknya siapa juga tidak tahu,"ujar Alnofiandri.

Namun saat penangkapan berlangsung, satu orang yang mendatangi Abdul Wahid mengeluarkan identitas mengaku dari KPK, menjelaskan ada OTT di Kantor PUPR, dan tersebut nama Gubernur.

"HP langsung disita dikloning. Tata Maulana bertanya apa hubungan antara OTT dengan gubernur ditanya Tata Maulana, orang KPK langsung menanyakan nama anda siapa, setelah disebut nama Tata Maulana dan orang KPK pun menyebut jika Tata Maulana orang yang dicari juga,"ujar Alnofiandri.

Sejak kejadian penangkapan tersebut, Abdul Wahid dan Tata Maulana tidak bisa komunikasi, karena saat pemeriksaan di Brimob juga ditempatkan diruangan yang berbeda.

Suasana di Kantor Gubernur Riau saat berlangsung penggeledahan KPK. Terlihat petugas dengan senjata laras panjang berjaga di depan pintu masuk kantor gubernur, Senin (10/11/2025).
Suasana di Kantor Gubernur Riau saat berlangsung penggeledahan KPK. Terlihat petugas dengan senjata laras panjang berjaga di depan pintu masuk kantor gubernur, Senin (10/11/2025). (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

KPK Sita Rp 1,6 Miliar

Sebelumya diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang Rp 1,6 miliar dalam pecahan Dollar AS, Pound Sterling, dan Rupiah saat operasi tangkap tangan (OTT) yang melibatkan Gubernur Riau, Abdul Wahid.

 Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan, uang-uang dalam pecahan Dollar AS dan Pound Sterling disita di rumah Abdul Wahid di Jakarta.

“Dan untuk uang-uang dalam bentuk Dollar AS dan Pound Sterling diamankan di Jakarta. Di salah satu rumah milik saudara AW (Abdul Wahid),” kata Budi di Gedung Merah Putih, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

“Untuk uang-uang yang diamankan dalam bentuk Rupiah itu diamankan di Riau,” sambungnya.

Budi mengatakan, uang sebesar Rp 1,6 miliar yang disita bukan penyerahan pertama.

KPK menduga Abdul Wahid sebelumnya sudah pernah menerima penyerahan-penyerahan lainnya.

“Artinya kegiatan tangkap tangan ini adalah bagian dari beberapa atau dari sekian penyerahan sebelumnya. Jadi sebelum kegiatan tangkap tangan ini diduga sudah ada penyerahan-penyerahan lainnya,” ujarnya.

Geledah Sejumlah Tempat di Pekanbaru

Setelah melakukan operasi tangkap tangan terhadap Gubernur Riau Abdul Wahid, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengembangkan perkara tersebut.

Penyidik KPK telah menggeledah kantor Gubernur Riau Abdul Wahid pada Senin (10/11/2025).

Sebagai informasi, sebelumnya KPK sudah menggeledah Kantor Dinas PUPR PKPP Riau, rumah dinas hingga rumah pribadi.

Saat menyambangi kantor Gubernur, tim penyidik KPK datang menggunakan delapan unit mobil dan langsung memasuki kantor berlantai tiga itu, dengan pengawalan personel Brimob Polda Riau bersenjata. 

Hari ini Rabu (12/11/2025), KPK terlihat mendatangi kantor Dinas BPKAD Riau.

Setelah enam jam lebih melakukan penggeledahan, tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya meninggalkan Kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Riau, Rabu (12/11/2025) sore.

Pantauan di lokasi, tim KPK keluar dari gedung yang berlokasi di Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru itu sekitar pukul 15.14 WIB. Berbeda dari penggeledahan sebelumnya, kali ini penyidik tampak tidak membawa koper yang berkas seperti penggeledahan di beberapa lokasi sebelumnya.

Terlihat hanya satu kotak karton air mineral saja yang dibawa oleh petugas KPK. Kotak itu kemudian dimasukkan ke bagasi salah satu mobil yang ditumpangi tim KPK.

Menurut keterangan seorang pegawai yang bertugas di Kantor BPKAD Riau, petugas KPK tiba di lokasi sejak pagi.

"Iya dari pagi bang, sekitar jam 9 lah, lama juga mondar-mandir sampai sore ni baru keluar," ujar seorang pegawai yang meminta namanya tidak ditulis.

( Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution / Syaiful Misgio)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved