Pengembangan OTT KPK di Riau
Sempat Dibawa KPK Orang Kepercayaan Gubernur Riau Non Aktif Abdul Wahid Kini Lapor ke LPSK, Ada Apa?
Ustadz Alnofiandri Dinar mengungkap bahwa Tata Maulana telah melapor ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Ringkasan Berita:
- Tata Maulana, orang dekat Abdul Wahid, sempat terjaring OTT KPK namun tidak ditetapkan sebagai tersangka dan telah kembali ke Riau.
- Tata mengungkap kejanggalan dalam proses OTT KPK, yang berbeda dari keterangan resmi KPK, sehingga menimbulkan kekhawatiran atas keselamatannya.
- Tata melapor ke LPSK untuk perlindungan, dan kini keberadaannya tidak diketahui karena memilih menjauh dari publik demi keamanan.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ustadz Alnofiandri Dinar, sahabat Gubernur Riau Non Aktif Abdul Wahid dan Ustadz Abdul Somad, mengungkap bahwa Tata Maulana telah melapor ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Bahkan saat ini keberadaan Tata Maulana yang merupakan orang kepercayaan Abdul Wahid tersebut juga tidak diketahui.
Tata Maulana sebelumnya ikut terjerat dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Riau.
Ia pun sempat dibawa ke gedung KPK di Jakarta untuk dimintai keterangan.
Namun tidak ikut ditetapkan sebagai tersangka, Tata dilepas dan pulang ke Riau.
Baca juga: Sahabat Abdul Wahid Beberkan Saat OTT KPK Tak Ada Uang yang Diamankan dari Tangan Gubri
Baca juga: Benang Merah Kasus Abdul Wahid, Pemeriksaan Sekda dan Kabag Protokol Riau, Ini Keterangan Resmi KPK
Sementara, dari 10 orang yang diangkut KPK, hanya tiga yang ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah Gubernur Riau Abdul Wahid (AW), Kepala Dinas PUPR PKPP Riau Muhammad Arief Setiawan (MAS), dan Tenaga Ahli Gubernur Riau Dani M Nursalam (DAN).
Setelah dilepas, Tata muncul lagi di media.
Kemunculan Tata tersebut menyampaikan sejumlah kejanggalan dalam proses OTT KPK yang menjaring Gubernur Riau.
Ia menceritakan perihal sebenarnya peristiwa OTT KPK tersebut yang berbeda dengan keterangan KPK, sehingga terjadi kejanggalan.
Ustadz Alnofiandri Dinar membeberkan, karena memberikan keterangan ke publik tersebut, Tata Maulana merasa khawatir.
Ia tidak ingin nantinya menjadi sasaran disebabkan memberikan keterangan di luar keterangan KPK.
Tata pun memutuskan melapor ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk meminta perlindungan.
Menurut Ustadz Alnofiandri Dinar, saat ini Tata Maulana tidak diketahui keberadaannya karena berusaha menjauhkan diri dari khalayak publik demi keamanannya.
"Tata sudah melaporkan ke LPSK untuk perlindungan, kami juga sulit untuk berkomunikasi dengan Tata sampai saat ini," ujar Alnofiandri Dinar.
Tata Maulana memang dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Abdul Wahid.
Bahkan sejak Wahid menjadi anggota DPR RI, Tata Maulana yang juga pengurus di PKB Riau itu sudah mendampingi Wahid.
Pada hari penangkapan Abdul Wahid, Tata Maulana menjadi ajudan Gubernur Riau, karena ajudannya selama ini Dahri Iskandar infonya mengundurkan diri sebagai pendamping Abdul Wahid.
Penangkapan di Barbershop
Sebelumnya, Ustadz Alnofiandri Dinar yang merupakan dosen di UIN Suska Riau ini menjelaskan perihal penangkapan Gubernur Riau Non Aktif Abdul Wahid dan lokasinya.
"Jadi hari itu memang Tata Maulana mendampingi Pak Gubernur dan rencana ngopi ke Jalan Paus, namun Singgah di Barbershop bernama Noyes, disitulah beliau diambil," ujar Alnofiandri Dinar menyampaikan setelah mendapatkan penjelasan sebenarnya dari Tata Maulana.
Abdul Wahid dan Tata memang datang ke lokasi dengan kendaraan berbeda namun beriringan.
Saat kejadian, menurut warga sekitar lebih kurang ada lima kendaraan terparkir di Noyes tersebut.
"Dia hanya tinggal plang Barbershop saja, di dalamnya ada kursi dan meja tempat duduk, saya tidak tahu tempat apa sebenarnya Noyes ini, dan pemiliknya siapa juga tidak tahu," ujar Alnofiandri.
Namun saat penangkapan berlangsung, satu orang yang mendatangi Abdul Wahid mengeluarkan identitas mengaku dari KPK, menjelaskan ada OTT di Kantor PUPR, dan tersebut nama gubernur.
"HP langsung disita dikloning. Tata Maulana bertanya apa hubungan antara OTT dengan gubernur ditanya Tata Maulana, orang KPK langsung menanyakan nama anda siapa, setelah disebut nama Tata Maulana dan orang KPK pun menyebut jika Tata Maulana orang yang dicari juga," ujar Alnofiandri.
Sejak kejadian penangkapan tersebut, Abdul Wahid dan Tata Maulana tidak bisa komunikasi, karena saat pemeriksaan di Brimob juga ditempatkan diruangan yang berbeda.
"Pak Gubernur ditangkap dengan tidak ada uang dan barang bukti di tangan, hanya dikaitkan nama Pak Gubernur," ujar Alnofiandri.
Maka dasar ini jugalah menurut Alnofiandri, Ustadz Abdul Somad (UAS) muncul menyampaikan klarifikasi ke publik jika Abdul Wahid bukan di OTT melainkan dimintai keterangan setelah OTT Kepala Dinas PU dan Kepala UPT.
"UAS bukan sebagai juru bicara, Abdul Wahid ini kita perjuangkan, kita bela jika ada berita yang tidak tepat muncul ke publik, meluruskan informasi yang sebenarnya bukan OTT," ujar Alnofiandri Dinar.
Lokasi penangkapan tersebut tepatnya berdasarkan keterangan Tata Maulana yang diceritakan kepada orang sekitar dekat Gubernur Riau.
Lokasinya berada di sebuah Barbershop yang sudah tutup sejak tiga tahun lalu, bernama Noyes.
Tepatnya di Jalan Paus dari arah Jalan Tuanku Tambusai berada di sebelah kiri, tepat di sebelah sebuah Swalayan.
Noyes menurut informasi, tempat yang diarahkan Kepala Bagian Protokol Pemprov Riau, sebelum sampai ke sebuah kedai kopi tempat yang dituju.
Sebelumnya dari sejumlah informasi di lokasi, pada saat kejadian memang terjadi keramaian saat penangkapan Abdul Wahid dan Tata Maulana disana.
Penelusuran sebelumnya dari informasi seorang penjual gorengan dan minuman segar, mengakui jika ada keramaian namun tidak melihat pasti proses penangkapan tersebut.
OTT Awalnya Disebut di Kafe Dekat Rumah Dinas
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menyampaikan informasi terbaru atas lokasi penangkapan terhadap Gubernur Riau (Gubri) non aktif, Abdul Wahid terkait operasi tangkap tangan (OTT) awal pekan lalu.
Informasi awal disampaikan, Abdul Wahid diamankan di kafe yang tak jauh dari rumah dinas Gubernur Riau di Jalan Diponegoro.
Berdasarkan penelusuran, bangunan kafe itu masih berada di komplek rumah dinas Gubernur Riau.
Bangunan ini informasinya, dulu digunakan sebagai tempat penyimpanan barang.
Namun sejak Abdul Wahid menjabat, bangunan ini dijadikan tempat santai, sekaligus menikmati makanan dan minuman layaknya kafe.
Namun, belakangan KPK menyampaikan informasi berbeda terkait lokasi penangkapan Abdul Wahid.
Abdul Wahid terbaru disebutkan ditangkap di sebuah kafe di Jalan Paus.
“Itu (lokasi penangkapan, red) di barbershop Jalan Paus. Nah, di dalamnya ada kafenya,” ujar Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur, Jumat (7/11/2025).
(Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)
Komisi Pemberantasan Korupsi
Tata Maulana
Gubernur Riau
Abdul Wahid
Ustadz Alnofiandri Dinar
Ustadz Abdul Somad
OTT KPK di Riau
KPK OTT Gubernur Riau
Multiangle
Meaningful
Eksklusif
| Sahabat Abdul Wahid Sebut Tata Maulana Lapor ke LPSK Pasca Ungkap Kejanggalan OTT KPK di Riau |
|
|---|
| Uang Disita KPK, Istri Abdul Wahid Jelaskan Sumber Dollar dan Poundsterling: Henny Trauma dan Syok |
|
|---|
| Istri Abdul Wahid Curhat ke UAS , Sebut Uang Sitaan KPK Tabungan Sejak Lama untuk Berobat Anak |
|
|---|
| Sahabat Abdul Wahid Beberkan Saat OTT KPK Tak Ada Uang yang Diamankan dari Tangan Gubri |
|
|---|
| 6 Jam Lebih Geledah Kantor BPKAD Riau, Petugas KPK Bawa Satu Kotak Karton dari Dalam Gedung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Tata-Maulana-mengenakan-kaus-oranye-dan-rompi-cokelat-saat-tiba-di-KPK.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.