Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dari Geng Motor Hingga Tempat Mesum, Stadion Utama Riau Bersemak dan Dikotori Sampah

Stadion ini bukan terkenal dengan kemegahannya tapi terkenal dengan kasus korupsi, geng motor hingga sering dijadikan tempat mesum

Editor: harismanto
TribunPekanbaru/TheoRizky
Tulisan pada gerbang Stadion Utama Riau, Pekanbaru sudah tidak utuh lagi, Rabu (16/3/2016). Keadaan yang sudah berlangsung lama tersebut masih belum mendapat perhatian, begitu juga dengan kawasan stadion utama yang cukup memperihatinkan, seperti sarana yang sudah rusak dan banyaknya tumbuhan liar. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Aan Ramdani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pemandangan tak nyaman mulai terasa saat memasuki Jalan Naga Sakti Pekanbaru. Jalan ini dikenal karena menjadi akses masuk Stadion Utama Riau. Dari gapura yang dulunya indah dengan 12 kubah kecil berwarna emas, kini terlihat tak terawat.

Selain keramik dan plafon yang sudah copot, susunan huruf bertuliskan "selamat datang" pun tak lagi lengkap. Hanya tersisa beberapa huruf saja. Di sepanjang jalan Naga Sakti itu, tampak puluhan pedagang yang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman.

Dari jalan itu, bangunan megah yang disebut Stadion Utama Riau bisa dilihat. Namun, jika didekati, semakin dapat dilihat bagaimana stadion yang dulunya menjadi tempat pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 itu kondisinya miris.

Ilalang setinggi 1 hingga 2 meter dan sampah plastik berserakan. Rumput liar itu tumbuh di setiap sudut komplek stadion yang pembangunanya menghabiskan anggaran Rp.1,18 Triliun tersebut. Tak hanya mengganggu pandangan, rumput liar itupun menutupi sejumlah area parkir.

Belum lagi coretan warna-warni ikut menghiasi sejumlah fasilitas. Misalnya, tempat penjualan tiket yang dihiasi aroma bau busuk dan pecahan kaca yang berserakan.

Coretan tampak pula di bagian luar Stadion Utama. Plafonnya mulai lepas. Sementara rerumputan tumbuh di pintu-pintu masuk. Di bagian selatan, tepatnya dibagian pintu masuk basement stadion tampak genangan air. Air yang menggenang tampak seperti kolam ikan yang dipenuhi lumut berwarna hijau.

Tiang-tiang lampu jalan dan lampu taman mulai berkarat, bahkan beberapa tiang tak dilengkapi dengan bola lampu. Tidak ada aktivitas apapun di dalam stadion ini. saat Tribun berniat memasuki bagian dalam stadion, petugas yang menjaga tidak mengizinkan. "Kalau mau masuk harus ada surat dari Dinas Pemuda dan Olahraga," ujar seorang petugas.

Namun, pandangan sejuk terasa saat melintasi kawasan Lapangan baseball. Lapangan yang berada di dalam komplek Stadion Utama Riau ini lebih terawat, dilengkapi dengan taman dan dan tribun penonton berwarna merah muda.

Saharuddin, pengawas Cleaning Service (CS) lapangan baseball kepada menjelaskan, untuk perawatan lapangan dianggarkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga. "Ini (lapangan baseball) ada anggaran dari Dispora, makanya dirawat. Kalau stadion karena masih masalah tidak ada anggarannya," jelasnya.

Sepengetahuan mantan atlet atletik ini, perawatan terakhir dilakukan akhir tahun 2015 lalu. "Terakhir memotong rumput di sekitar pagar dalam dan lapangan stadion Desember tahun lalu," sambungnya.

Tempat Mesum
Di tempat lain, Tribun menjumpai Edi, pengunjung yang sedang duduk menikmati suasana di stadion ini menaruh harapan yang baik. Menurut Edi, stadion ini bukan terkenal dengan kemegahannya tapi terkenal dengan kasus-kasus. Mulai dari kasus korupsi, kasus geng motor hingga sering dijadikanya tempat ini sebagai tempat mesum.

"Membangun ini (Stadion) menghabiskan uang yang tidak sedikit. Namun, lebih banyak keburukanya yang terjadi. Setiap Satuan Polisi Pamong Praja merazia pasti ada saja muda-mudi yang memanfaatkan tempat ini untuk berpacaran bahkan tempat mesum. Belum lagi menjadi markas gang motor yang mendadak terkenal," katanya kepada Tribun, Kamis (5/5/2016).

Beberapa hari sebelumnya, Tribun juga pernah menjumpai pengunjung dari Provinsi Kepulauan Riau, Rizky Harianto dan Agung Darma. Kekecewaan tampak terlihat dari raut wajah keduanya. "Sayang sekali bang. Dari jauh tampaknya bagus, megah. Waktu masuk ke kawasan ini kok hancur begini," jelas Agung yang mengaku pertama kali berkunjung ke Stadion Utama Riau.

Ia yang sedang berlibur di Pekanbaru sengaja menyempatkan diri mendatangi stadion yang kabarnya megah dan menjadi kebanggaan masyarakat Riau. "Seharusnya pemerintah bisa merawat dan menjaga stadion ini. Saya saja kok seperti ini jadinya," lanjutnya.

Bahkan dia di Tanjung Pinang sempat melihat berita bahwa stadion ini pernah menjadi sarang geng motor. "Datang ke sini baru pertama, tapi pernah lihat berita kalau stadion ini jadi sarang geng motor yang bosnya Kelewang," katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved