20 Propinsi di Indonesia Tetapkan KLB, Kadinkes Pastikan Belum Ada Temuan Difteri di Riau
Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Nasuha Nasution
TRIBUNPEKANBARU.COM , PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir menegaskan sampai saat ini belum ada kasus temuan positif penderita Difteri di Provinsi Riau.
Hal ini menjawab adanya 20 Provinsi di Indonesia menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.
Difteri adalah infeksi bakteri pada selaput lendir hidung dan tenggorokan.
Bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menghasilkan racun yang merusak jaringan pada manusia, terutama pada hidung dan tenggorokan.
Difteri dapat dicegah dengan vaksin.
"Ada memang kasus terjadi pada Januari rembesan 2016, dimana ada 8 Kasus, dari seluruhnya tahun lalu 22 kasus. Namun setelah cek labor dan penanganan akhirnya negatif tidak ada positif, "ujar Mimi Yuliani Nazir kepada Tribun Jumat (8/12/2017).
Baca: Niat Jahat Perempuan Ini Muncul Saat Melihat Kunci Masih Tergantung di Motor
Baca: Jasriadi Saracen Bantah Melakukan Ujaran Kebencian
Namun pada November dan Desember kembali tersuspek dua anak dari Kampar yang dirawat di RSUD Arifin Achmad, namun setelah dicek lagi hanya negatif.
"Jadi tidak ada yang positif dan tidak ada kematian. Daerah lain di Jawa memang sampai ada kematian dan jumlah kasusnya juga lumayan besar. Kita bersyukur di Riau masih aman, "ujar Mimi.
Namun demikian, lanjut Mimi pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Riau untuk mengawal dan melakukan survey kepada masyarakat.
"Terutama melakukan upaya antisipasi pencegahan dengan mengajak ibu-ibu untuk memberikan anaknya vaksin melalui Imunisasi difteri, pertusis, dan tetanus (DPT) secara teratur sesuai dengan aturannya, "ujar Mimi.
Dimana imunisasi vaksin ini bisa didapatkan masyarakat di seluruh Puskesmas dan layanan kesehatan Pemerintah yang ada di Provinsi Riau.
"Tidak perlu ke dokter anak cukup ke Puskesmas semuanya tersedia vaksinnya," jelas Mimi.