'Kami Makan dan Minum dari Sisa yang Dibuang di Tempat Pembuangan Sampah' Cerita Pengungsi di Yaman
Meski memiliki risiko kesehatan, tempat pembuangan sampah tersebut menjadi sumber makanan.
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
TRIBUNPONTIANAK.COM -- Setelah serangan udara yang dipimpin Arab Saudi jatuh di dekat rumah mereka di Yaman Barat Laut, keluarga Ruzaiq mengemasi barang-barang mereka dan melarikan diri ke pelabuhan Hudaida yang relatif lebih aman di Laut Merah.
Hidup tanpa uang atau kerabat yang dapat melindungi mereka, keluarga beranggotakan 18 orang ini bergabung dengan sejumlah pengungsi Uganda yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah yang dikuasi kelompok Houthi.
Meski memiliki risiko kesehatan, tempat pembuangan sampah tersebut menjadi sumber makanan bagi ratusan orang Yaman yang hidup kekurangan dan memberi kesempatan kepada para pemuda untuk mendapatkan penghasilan.
Baca: Suami Selingkuh dengan Anak SMP, Lalu Bikin Istri Trauma dengan Tindakan Mengerikan
"Kami makan dan minum makanan yang dibuang," kata Ayoub Muhammed Ruzaiq seperti dilansir Tribunnews dari Al Jazeera pada Jumat (27/1/2018).
"Kami mengumpulkan ikan, daging, kentang, bawang dan tepung untuk membuat makanan," tambah Ayoub.
Dilansir dari Kompas.com, salah satu serangan koalisi Arab sebabkan 29 orang tewas ketika pesawat tempur Arab Saudi menyerang sebuah kawasan padat penduduk di utara Yaman, Rabu (1/11/2017) waktu setempat.
PBB memperkirakan lebih dari dua juta orang telah mengungsi akibat perang yang meningkat pada tahun 2015 ketika koalisi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi turun tangan untuk mencoba mengembalikan Presiden Abd- Rabbu Mansour Hadi kembali berkuasa setelah pemberontak Houthi memaksanya ke pengasingan.
Baca: Remaja 17 Tahun Ini Bunuh Diri setelah Salah Kirim Pesan ke Pacarnya, Lihat Isinya!
Perang telah menewaskan lebih dari 10 ribu jiwa, melumpuhkan perekonomian dan menyebabkan epidemi kolera yang telah menewaslan hampir 2 ribu orang.
Tidak hanya itu, keadaan ini juga mendorong negara tersebut di ambang kelaparan.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi membantah tuduhan bahwa mereka menargetkan warga sipil dalam operasi militernya.
Mohammed Ruzaiq (67) mengatakan bahwa orang Yaman tidak meminta bantuan dari luar, mereka hanya meminta untuk mengakhiri perang.
Baca: Tragis! Wanita 23 Tahun Tewas Dibunuh Mantan Pacarnya di Dalam Mobil
"Yang kita inginkan adalah menghentikan perang ini dan bencana ini dan Tuhan Yang Maha Esa akan mencukupi kebutuhan kita," katanya.
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)
