Ayo Ambil Untung dari Gerhana Bulan Supermoon, Lakukan Cara Ini
Fenomena langka gerhana bulan supermoon tengah terjadi. Lakukan sejumlah amalan-amalan yang bisa menjadi ibadah.
Penulis: | Editor:
TRIBUNPEKANBARU.COM - Gerhana bulan melintasi hampir seluruh kawasan Indonesia, Rabu (31/1/2018). Umat Islam disunnahkan melakukan salat gerhana atau salat khusuf.
Selain itu, juga dianjurkan melakukan sejumlah ibadah-ibadah lainnya.
Fenomena langka ini adalah bukti kuasa dari Allah SWT. Amalan-amalan memuji kebesaran Tuhan merupakan aktivitas yang sebaiknya dilakukan saat gerhana terjadi.
Baca: Link LIVE STREAMING Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon, Langsung Dari Satelit NASA
Baca: Para Siswa Langsung Berhamburan dan Berteriak Panik Saat Ada Makhluk Ini di Kelas
Dari mulai dzikir hingga melakukan ibadah sunah lainnya.
Dilansir oleh TribunWow.com dari NU.co.id, berikut ini amalan- amalan sunah yang bisa dilakukan saat gerhana bulan terjadi.
1. Salat Gerhana
Anjuran salat sunah gerhana tercantum dalam Shahih Muslim:
إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ
Artinya, “Sungguh matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah SWT, tidak terjadi gerhana keduanya (matahari dan bulan) karena kematian seseorang atau pun kehidupannya. Apabila kalian melihat gerhana, maka shalat dan doalah hingga gerhana tersebut selesai.”

2. Bersedekah
Hal ini disebutkan oleh Imam An-Nawawi (676 H) berikut ini:
قال المصنف رحمه الله: (والسنة أن يخطب لها بعد الصلاة لِمَا رَوَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا "أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلَّم فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ فَقَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللهَ وَأثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ: الشَمْس وَالقَمَرُ آيتانِ مِنْ آياتِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رأيتم ذلك فصلوا وتصدقوا"
Artinya, “(Abu Ishaq As-Syairazi berkata, disunahkan khutbah setelah shalat gerhana sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah RA, ‘Sungguh setelah selesai shalat gerhana, Nabi SAW berdiri dan khutbah di hadapan manusia, kemudian ia memanjatkan puji kepada Allah, dilanjutkan dengan bersabda, ‘Matahari dan bulan adalah ayat (tanda kebesaran Allah) dari sekian ayat-ayat Allah Azza wa Jalla. Keduanya tidak akan gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian menyaksikannya, maka shalat dan sedekahlah,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Majmu’ Syarh Muhadzzab, Beirut, Darul Fikr, juz IV, halaman 53).
