Harimau Serang warga
Sangat Dekat dengan Pemukiman, Warga Ungkap Ada 3 Ekor Harimau yang Berkeliaran di Pelangiran
Sebenarnya bertemu dengan harimau dalam dua bulan terakhir bukanlah hal baru bagi warga yang bekerja di Desa Tanjung Simpang, Pelangiran.
Penulis: johanes | Editor: harismanto
Laporan Wartawan Tribunpelalawan.com, Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALAN KERINCI- Keberadaan harimau sumatera di Simpang Kanan Dusun Sinar Danau Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir, semakin meresahkan warga Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan. Menyusul tewasnya Yusri Efendi pada Sabtu (10/3/2018) malam lalu.
Yusri merupakan korban kedua setelah Jumiati (29) yang meninggal usai diterkam si raja hutan itu dua bulan lalu di areal perkebunan sawit PT Tabungan Haji Indo Plantaton (THIP).
Baca: Cegah Pasangan Selingkuh di Whatsapp dengan Aplikasi Ini
Warga Pulau Muda takut bercampur geram, lantaran jarak kedua lokasi sangat dekat dan menjadi perbatasan antara Kabupaten Pelalawan dengan Indragiri Hilir.
"Banyak warga kami yang kerja disana (Pelangiran). Karena banyak kerjaan seperti memanen, bertukang, cari kayu. Namanya mencari nafkah," beber tokoh masyarakat Desa Pulau Muda, Rusli (48), kepada tribunpelalawan.com, Minggu (11/3/2018).
Sebenarnya bertemu dengan harimau dalam dua bulan terakhir bukanlah hal baru bagi masyarakat Desa Pulau Muda yang bekerja di Desa Tanjung Simpang, Pelangiran.
Bahkan Si Belang terkadang muncul di dekat pemukiman warga dan baru pergi ke hutan setelah dihalau menggunakan senapan atau bunyi-bunyian.
Berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat setempat, jumlah harimau yang berkeliaran di daerah perbatasan itu tidak hanya satu.
Baca: Tengkuk Yusri Diterkam Harimau Saat Ditemukan Tewas, Ini Dia Kronologisnya
Diperkirakan ada tiga ekor binatang karnivora itu dan dibedakan dari postur tubuhnya.
"Sebenarnya ada tiga ekor harimaunya, menurut cerita yang sudah pernah lihat. Ada yang tingginya kurang satu meter, ada yang lebih satu meter, dan ada yang lebih tinggi dari kita kalau berdiri," terangnya.
Ia menyayangkan sikap pemerintah setempat membiarkan harimau berkeliaran di hutan dekat desa hingga menelan dua korban jiwa. Sebab ada larangan membunuh hewan yang dilindungi itu.
"Nampaknya lebih berharga sekarang nyawa binatang (harimau) dibanding manusia. Kami akan minta pertanggungjawaban ke pemerintah di sana," tuturnya.
Warga Pulau Muda berniat untuk menemui perangkat setempat mencari solusi agar tidak terulang lagi peristiwa serupa dan tak ada korban jiwa berjatuhan.