Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Heboh, Uang Tabungan Para Nasabah BRI Hilang Misterius di Kediri Hingga 10 Juta, Ada Apa?

Baru-baru ini, 16 nasabah Bank Rakyat Indonesia Unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, kehilangan uang tabungan secara misterius.

Editor: Muhammad Ridho
Tarik duit di ATM 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Baru-baru ini, 16 nasabah Bank Rakyat Indonesia Unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, kehilangan uang tabungan secara misterius. 

Nominal uang yang raib bervariasi, antara Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta. 

Baca: Ketika Seorang Pemuda Sujud di Kaki Hotman Paris, Begini Reaksinya, Netizen: Merinding Bang

Nasabah baru menyadari kejanggalan tersebut saat transaksi penarikan di ATM gagal. Ada juga yang menerima pesan singkat berisi pemberitahuan transaksi debet yang tidak pernah dilakukan. 

Dilansir dari Kompas.com, Senin (12/3/2018), Kepala Cabang BRI Kediri Dadi Kusnadi menduga penyebab masalah tersebut adalah tindakan skimming. 

Proses pencurian uang dengan modus skimming ATM sebenarnya merupakan fenomena global. 

Baca: Dimarahi Ibu Karena Sering Main HP, Siswi SMP Ini Jual Motor Lalu Gantung Diri

Baca: Saat Ditanya Wanita Paling Cantik yang Bisa Dipacari Jika Masih Lajang, Hotman Paris Pilih Syahrini

Dilansir dari Tycois.com, skimming adalah kejahatan industri elektronik yang tumbuh cepat. Kejahatan ini sangat menguntungkan pencuri dengan risiko tertangkap yang rendah. 

Skimming memerlukan WiFi Pocket Router lengkap dengan kamera yang dimodifikasi mirip penutup PIN pada mesin ATM. 

Kemudian, data stripe pada ATM akan dikirim secara nirkabel kepada pencuri, yang biasanya menggunakan laptop di area terdekat. 

Data tersebut selanjutnya bisa diduplikasi untuk dikloning pada kartu ATM kosong. Kartu baru ini lantas memungkinkan pencuri untuk mengeluarkan uang dari rekening debet. 

Pencuri biasanya merasa lebih mudah untuk menyerang ATM tak berawak. 

Karena sebagian besar bank tutup pada malam hari dan akhir pekan, maka pencuri memiliki banyak waktu untuk memasang dan melepas peralatan skimming tanpa gangguan. 

Data skimming itu sebenarnya dapat diperjualbelikan di pasar gelap kejahatan internasional. 

Tak hanya menekankan diri sendiri untuk berhati-hati, kasus semacam ini seharusnya menjadi rambu agar institusi keuangan segera membantu dan melindungi nasabah dari pencurian data dan keuangan pribadi. 

(Muflika Nur Fuaddah)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved