Ikan Sarden Mengandung Cacing
Lakukan Sidak, Petugas Temukan Puluhan Ikan Kaleng yang Sudah Kedaluwarsa
Namun petugas menemukan produk ikan kemasan dalam kelang atau biasa dikenal ikan sarden yang sudah kedaluwarsa.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Sesri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru : Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru melakukan Sidak ke sejumlah toko yang menjual ikan dalam kemasan kaleng, Rabu (21/3/2018).
Lokasi pertama yang disidak oleh petugas adalah toko harian di Jalan Agus Salim Pekanbaru.
Di toko harian ini petugas tidak menemukan merek produk ikan sarden kemasan kaleng seperti yang ditemukan di Meranti.
Baca: LIVE STREAMING: Disperindag dan BPOM Pekanbaru Sidak Produk Ikan dalam Kemasan Kaleng
Namun petugas menemukan produk ikan kemasan dalam kelang atau biasa dikenal ikan sarden yang sudah kadaluwarsa.
Dari tiga toko yang dikunjungi petugas di sepanjang agus salim, setidaknya ada 48 kaleng ikan sarden yang sudah kadaluarsa.
Petugas kemudian meminta kepada pemilik toko untuk menarik seluruh produk ikan dalam kemasan kaleng tersebut.

Jenis Cacing yang Ditemukan
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru langsung bergerak cepat setelah mendapat laporan temuan cacing dalam ikan kaleng yang beredar di pasaran.
Kepala BBPOM Pekanbaru Muhammad Kashuri dalam keterangan persnya, Rabu (21/3/2018) mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
Disebutkan dia, pertama kali ditemukannya ikan kaleng yang mengandung cacing itu adalah di Tembilahan, kemudian baru di Meranti.
"Informasi itu kita tindaklanjuti dengan mencari sampel untuk dicek di laboratorium. Berdasarkan hasil pengecekannya, memang benar ada sejenis cacing, tapi bukan cacing pita," kata dia.
Dipaparkan Kashuri, cacing tersebut memiliki nama Anisakis SP. Cacing jenis ini memang hidup di dalam tubuh ikan.
Menurut Kashuri, keberadaan cacing tersebut kemungkinan dikarenakan pengelolaan yang tidak higienis. Misalnya tidak bersih saat proses pencuciannya.