Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jokowi Tertawakan Pernyataan Indonesia Runtuh 2030, Prabowo Bela Diri dan Bilang, Baca Dong

Mayoritas tokoh nasional tidak mempercayai pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia bakal bubar 2030.

Editor: Muhammad Ridho
Foto Dany Permana - Tribunnews.com
Prabowo Subianto 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Mayoritas tokoh nasional tidak mempercayai pernyataan Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia bakal bubar 2030.

Bahkan Presiden Joko Widodo tertawa ketika wartawan bertanya pendapatnya mengenai pernyataan tersebut.

Tak kurang, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang tokoh nasional menjaga ucapannya.

''Mulutmu harimaumu,'' ujarnya menanggapi Prabowo.

Lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla sebut pernyataan ini fiksi

Sederet tokoh lain juga melontarkan pernyataan yang tidak setuju pada Prabowo.

Akhirnya Prabowo kembali menjelaskan pernyataannya soal Indonesia tidak ada lagi tahun 2030.

Ia menyebut pernyataannya didasarkan pada scenario writing pihak asing.

"Jadi di luar negeri itu ada scenario writing, yang nulis itu ahli-ahli intelijen strategis. Dibuka dong, baca dong," ujar Prabowo di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Prabowo ingin menyampaikan skenario tersebut sebagai sebuah peringatan bagi pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi, penguasaan sumber daya, hingga persoalan lingkungan.

Lebih lanjut ia mengatakan, masih banyak pihak asing yang hingga kini berusaha mengganggu kedaulatan Indonesia, seperti pada masa penjajahan di masa lalu.

"Sesudah perang kemerdekaan mereka tetap Indonesia mau dipecah dari dulu selalu. Nah ini sekarang masih ada tulisan seperti itu bahwa Indonesia ini oleh ahli masih dianggap tahun 2030 udah tidak ada lagi," ujarnya.

Ia menegaskan pemerintah Indonesia jangan terlalu lugu akan ancaman pihak luar terhadap kedaulatan Indonesia. Sebab, berbagai kekayaan manusia, sumber daya alam hingga kebudayaan menjadi sasaran perebutan pihak asing.

"Bahwa banyak iri sama kita banyak yang tidak punya sumber daya alam jadi mereka inginnya menjadi kaya dari kita, kita disuruh miskin terus jadi ini fenomena ya," kata dia.

Ia mempersilakan jika berbagai pihak tak memercayai apa yang ia sampaikan. Ia menilai, hal itu merupakan kewajiban sebagai warga negara untuk mengingatkan negara akan potensi ancaman tertentu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved