Kidung Puisi Sukmawati Soekarnoputri Tuai Kontroversi, Ini Kata Felix Siauw
Sukmawati membacakan puisi tersebut dalam momen 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kidung puisi Sukmawati Soekarnoputri yang dinilai menghina umat Islam dibalas oleh puisi karya ustaz Felix Siauw.
Ustaz Felix menulis puisi sepanjang 10 alinea untuk melawan puisi Sukmawati.
Isi puisi tersebut sebagian besar menjelaskan apa makna syariat, hijab, azan, dan Rasul serta Allah SWT.
Felix justru mempertanyakan jati diri Sukmawati yang resah akibat suara azan dan penutup aurat.
"Dan kini aku menggugat dirimu, mempertanyakan dirimu, siapa kamu sebenarnya? Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah? Yang kutahu, hanya penjajah yang begitu," tulis Felix di akun instagramnya, sekitar 14 jam lalu.
Felix juga menegaskan bahwa suara takbir telah membangkitkan semangat anak bangsa ketika berjuang.
"Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir, yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu dibanding kidung ibu," tulis Felix.
Pada akhir puisinya, Ustaz Felix mengajak Sukmawati untuk mengaji supaya memahami ilmu agama dan syariat.
Simak lebih lengkap puisi Ustaz Felix berikut ini.
@felixsiauwKamu Tak Tahu Syariat
Kalau engkau tak tahu syariat Islam, seharusnya engkau belajar bukan berpuisi, harusnya bertanya bukan malah merangkai kata tanpa arti
Bila engkau mau mengkaji, engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya pembungkus wujud, tapi bagian ketaatan, sebagaimana saat engkau ruku dan sujud
Engkau juga akan mengerti, bahwa membandingkan konde dan cadar itu perkara menggelikan, sebab yang satu ingin terjaga, yang lain malah mengumbar
Kalau engkau tak tahu syariat Islam, hal paling pintar yang engkau lakukan adalah diam. Sebab bicara tanpa ilmu itu menyesatkan, berjalan tanpa pelita di gelap malam
Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir, yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu dibanding kidung ibu