Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pendidikan Finlandia Terbaik di Dunia, Tak Disangka Sama dengan Konsep Ki Hajar Dewantara

meski pemerintah Finlandia tak mengenal Ki Hadjar Dewantara, terdapat kesamaan antara konsep pendidikan di Finlandia dengan prinsip pendidikan beliau

TribunPekanbaru/TheoRizky
Ratusan murid TK dari berbagai sekolah di Provinsi Riau melakukan senam simpai saat peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016 di halaman Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Senin (2/5/2016). 

TRIBUNPEKANBARU.COMSistem pendidikan di Finlandia terkenal sebagai sistem pendidikan terbaik di dunia.

Uniknya, meski pemerintah Finlandia tak mengenal Ki Hadjar Dewantara, terdapat kesamaan antara konsep pendidikan di Finlandia dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang ditulis puluhan tahun lalu.

Dalam buku “Pusara” (1940), Ki Hadjar Dewantara menyatakan:

“Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi.”

Kesamaan lainnya adalah pengaruh besar kesetaraan pada kinerja pendidikan.

“Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan hidup kemasyarakatannya.”

Sekitar 80 tahun yang lalu, dalam buku Keluarga, Ki Hadjar Dewantara berpendapat “Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik, tak mungkin pendidik ‘mengubah padi menjadi jagung’, atau sebaliknya.”

Baca: Pengungkapan Sabu 55 Kg Dilakukan Oleh Polsek Bengkalis Kota, Terbesar Skala Polsek se Indonesia

Baca: Terkuak Teka-teki Putusnya Kaki Kiri Jasad Perempuan yang Ditemukan Terikat di Gorong-gorong

Baca: VIDEO: Polda Riau Gagalkan Narkotika Senilai Rp 69 Miliar

Baca: Gunung Marapi Erupsi, Inilah Ketinggian Asap Kelabu dari Kawah, Level Waspada

Baca: Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Ini Pekerjaan Rumah yang Harus Diselesaikan Pemko Pekanbaru

Konsep yang sama jika merujuk pada pandangan pemerintah Finlandia yang menganggap standarisasi kaku dan berlebihan merupakan musuh kreativitas.

Kesamaan yang terakhir muncul dalam Mimbar Indonesia (1948) saat Ki Hadjar Dewantara menganggap “Bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju ke arah kemajuan hidup jasmani maupun rohani.”

Secara singkat, Finlandia juga selalu menekankan bahwa anak harus bermain.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved