Bom di Surabaya
Terduga Teroris Ditembak Mati di Puri Maharani Sukodono Sidoarjo, Begini Sosoknya di Mata Warga
Sebelumnya, personel Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menggerebek rumah terduga teroris di dua lokasi
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIDOARJO - Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Himawan Bayu Aji beserta jajarannya dan Tim Densus 88 Anti Teror telah menembak Budi Satrio (49), terduga pelaku teroris di Perumahan Puri Maharani Sukodono Sidoarjo, lantaran mencoba melawan petugas.
Hal itu dilakukan pada Senin (14/5/2018) pagi dan membuat heboh warga sekitar.
Salah satunya adalah Kiki (40), warga Perumahan Puri Maharani Sukodono Sidoarjo.
Kiki mengatakan hal serupa dengan warga yang lain.
Ia mengaku sempat mendengar letusan dari rumah terduga pelaku teror.
Baca: 6 Fakta Terduga Teroris Sidoarjo, Pengusaha Deterjen dan Lulusan Teknik Kimia, Pekerjaan Istri?
Baca: Tragedi Bom Surabaya, 4 Negara Ini Rilis Travel Advice ke Indonesia
Baca: Teror Bom di Mapolrestabes Surabaya, Polresta Pekanbaru dan Jajaran Perketat Keamanan
Baca: Pria yang Diamankan Saat Rekam Suasana Polsek Tenayan Raya Ternyata Tak Kantongi Identitas
"Kenceng tadi suaranya, tapi itu sepertinya suara tembakan, bukan bom, soalnya banyak polisi bawa senjata," terangnya sembari menunjuk TKP, Senin (14/5/2018).
Kiki mengimbuhkan, Budi juga sering terlihat salat di masjid yang berada di perumahan tempatnya tinggal.
"Dia (Budi) ini sering salat di masjid," sambungnya.

Sayangnya, ia tak menjelaskan secara detail tentang keseharian Budi dan keluarganya dengan alasan tak mengenal begitu dekat.
"Saya sering ketemu, tapi nggak begitu dekat dengan keluarganya," bebernya sembari menggaruk kepalanya.
Menurut penduduk sekitar, terduga teroris bernama Budi (49) sehari-harinya berjualan sabun.
Diketahui, Budi sudah menempati rumah tersebut semenjak tahun 2016.
"Dua tahun ini memang cukup baik orangnya, saya lihat biasanya beliau sering pagi-pagi berangkat dan pulangnya malam sekali," ujar Ari Hendrix, warga sekitar, Senin (14/5/2018).
Ia juga mengaku melihat Budi biasanya lewat saat sedang berangkat bekerja.
Namun dalam dua minggu ini, sudah jarang melihatnya.