Eksklusif
Tak Semua Pedagang Makanan Curang, Ini Dia Respon Warga Terhadap Temuan Boraks di Pasar Ramadhan
"Tak semua penjual juga yang berperilaku jahat dengan mencampur zat berbahaya pada jajanan yang ia jual," kata Anis, warga Simpang Tiga
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Setiap bulan Ramadhan, seringkali ditemukan jajanan takjil yang dijual sebagai menu berbuka puasa mengandung zat berbahaya. Khususnya jajanan yang dijual di pasar-pasar Ramadan.
Meski temuan-temuan itu telah terbukti lewat penelitian laboratorium, tetapi tak semua masyarakat khawatir dan masih memilih Pasar Ramadan sebagai tempat membeli jajanan untuk berbuka puasa.
Anis, ibu rumah tangga yang tinggal di Kelurahan Simpang Tiga ini menjelaskan, ia sering memilih Pasar Ramadan sebagai lokasi berbelanja jajanan berbuka, dikarenakan jenis-jenis makanan ataupun minuman yang tersedia sangat beragam.
Baca: BBPOM Pekanbaru Temukan Boraks Dalam Mie Basah Saat Sidak Jajanan Takjil Pasar Ramadhan
Anis sama sekali tak merasa khawatir atas isu jajanan yang mengandung zat berbahaya.
Sebab menurutnya, tak semua penjual akan mencoba bertindak curang dalam berjualan.
"Tak semua penjual juga yang berperilaku jahat dengan mencampur zat berbahaya pada jajanan yang ia jual. Saya sendiri menilai dari seribu orang, cuma satu yang mau bertindak curang dalam berjualan, jadi tak harus takut belanja makanan dan minuman untuk berbuka," jelas Anis kepada Tribunpekanbaru.com.
Di tempat lain, Tika mengaku, cukup sering dan bahkan hampir setiap hari membeli makanan untuk buka puasa di pasar-pasar Ramadan, ataupun tempat-tempat lain yang menjadi lokasi dijualnya jajanan tersebut.
Baca: Bisa Rusak Hati Hingga Timbulkan Kanker, Ini Dia Bahaya Boraks Bagi Tubuh
Alasan perempuan yang tinggal di sekitar wilayah Tampan Pekanbaru itu begitu doyan berbelanja dan membeli jajanan di Pasar Ramadan untuk disantap saat waktu berbuka tiba, karena dijual lebih murah, pilihan lebih banyak, beragam rasa, dan lain sebagainya.
Banyaknya jenis makanan yang dijual, membuat Tika seringkali membeli menu buka puasa dengan jumlah lebih dari satu jenis.
"Kalau kita bikin sendiri pastinya terbatas ya, dan kita gak bisa bikin dengan berbagai macam jenis, atau hanya bisa bikin satu jenis saja. Bisa aja kita bikin dengan berbagai jenis, tapi pastinya ada biaya tambahan lagi. Dan biasanya kalau bikin sendiri itu, tiap jenis makanan yang dibikin pasti jumlahnya banyak, kadang-kadang juga gak habis, jadinya mubazir, jadi memang lebih baik beli yang sudah jadi," papar Tika.
Disinggung apakah dirinya memiliki rasa khawatir saat belanja menu makanan di pasar-pasar Ramadan, perempuan asal Bangkinang ini mengaku tidak begitu memikirkan.
Baca: Temukan Boraks pada Kerupuk Nasi di Pasar Ramadhan Sail, Ini Dia Sikap Disperindag Pekanbaru
Sebab, ia terbiasa membeli makan-makanan yang dijual di lokasi-lokasi yang bersih, serta melihat tampilan dari makanan itu sendiri.
"Kalau kurang meyakinkan tempat jualannya aku gak jadi beli disitu, dan pindah ke tempat lain. Dan makanan-makanan yang aku beli biasanya juga makanan yang jarang orang kasih bahan-bahan berbahaya," jelasnya.
Lain halnya dengan Fani. Keseringan berbelanja di Pasar Ramadan bukan karena ia begitu doyan mencicipi makanan-makanan itu.
"Kadang membeli hanya untuk berbagi saja dengan si penjual. Karena yang jualan itu pasti membutuhkan biaya untuk keperluan hidupnya. Ya, kadang memang cuma hobi beli, bahkan siap dibeli juga tidak habis, bahkan tidak dimakan sama sekali," jelas Fani.