Diduga karena Asmara, Kakek 60 Tahun Ini Bacok Tetangganya
Dalam perjalanan dia bertemu dengan Sarju. Tanpa banyak bicara, Sarju menghujaninya dengan sabetan senjata tajam.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sarju, kakek 60 tahun di Kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban kota membacok tetangganya sendiri, Sariman (56), Senin (2/7/2018), sekira pukul 18.00 WIB.
Kejadian tersebut terjadi di pinggir jalan raya Mondokan.
Akibat insiden itu, korban terluka di leher, punggung, dan pantat.
Namun, ternyata bukan cuma korban yang terluka.
Sarju juga harus dirawat di RSNU karena ditabrak sepeda motor saat berusaha kabur.
Berdasarkan keterangan saksi, saat itu Sariman akan berangkat mandi di sebuah sumur di dekat rumah.
Dalam perjalanan dia bertemu dengan Sarju.
Tanpa banyak bicara, Sarju menghujaninya dengan sabetan senjata tajam.
Baca: Sumbang Satu Gol dan Assist, Neymar Bawa Brasil ke Perempat Final Piala Dunia 2018
Baca: Usai Berhubungan Badan, Istri Jangan Langsung Tidur! Lakukan Ini Dulu Agar Organ Intim Tetap Sehat
Baca: Lontaran Lava Pijar Setinggi 2 km, Ini Video Detik-detik Gunung Agung Alami Erupsi Malam Ini
Usai membacok, warga yang berada di lokasi berusaha melerai, namun Sarju yang kabur akhirnya ditabrak sepeda motor saat dia keluar ke jalan raya.
"Usai membacok korban, Sarju berusaha kabur, namun karena tidak melihat arus lalu lintas akhirnya ditabrak sepeda motor," ujar Ketua RW 3, Susilo yang berada di rumah sakit.
Dia menjelaskan, pelaku dan korban ini punya riwayat perselisihan terkait asmara.
Korban berpisah dengan istrinya, diduga karena adanya kehadiran orang ketiga yang tak lain adalah Sarju.
Padahal Sarju juga sudah beristri.
Baca: Belgia vs Jepang: Berikut Prakiraan Starter, Statistik, dan Bursa Prediksi
Baca: Pengumuman Hasil SBMPTN 2018 Selasa 3 Juli 2018, Lihat Lewat Link Berikut
Baca: Asmara 6 Zodiak Ini Bakalan Beruntung di Bulan Juli 2018
Baca: Cara Aman Keluar dari Grup WhatsApp Tanpa Ketahuan
Namun, entah karena ada hal pemicu apa sampai Sarju tega membacok Sariman.
"Dugaan karena asmara, namun lebih jelasnya kita tidak tahu, karena tidak pernah tanya," beber Susilo.