Tandan Buah Segar
Harga TBS Kelapa Sawit Riau Merangkak Naik, Restoran Cepat Saji di Myanmar Pengaruhi CPO
Harga Tanda Buah Segar (TBS) Riau kelompok umur 10-20 tahun naik Rp 11,80/kg.
Penulis: Afrizal | Editor: Afrizal
TRIBUNPEKANBARU.COM- Harga Tanda Buah Segar (TBS) Riau kelompok umur 10-20 tahun naik Rp 11,80/kg.
Berlaku untuk periode 4-10 JUli 2018, kenaikan ini setara 0,71 % dari harga minggu lalu.
Dengan kenaikan ini harga TBS kelompok umur 10 - 20 tahun menjadi Rp 1.664,41/Kg.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Riau, Ferry HC melalui Sekretaris tim pelaksana tim penetapan harga TBS Kelapa sawit, T. Neni, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal kenaikan harga TBS disebabkan naiknya harga jual CPO dan kernel dari hampir seluruh perusahaan sumber data.
Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp 235,08/Kg.
Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 25,89/Kg.
Baca: Heboh, Warga Temukan Bangkai Hewan Bertaring Besar di Pantai Nias Barat, Diperkirakan Walrus
Baca: Pelajaran Bahasa Inggris Tingkat SD Dihapus, DPRD Janji Perjuangkan Nasib 300 Gurunya
Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 118,18/Kg.
Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 23,50/Kg.
PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 17,00/Kg dari harga minggu lalu.
Sedangkan untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group mengalami kenaikan sebesar Rp 98,64/Kg.
Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 171,82/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp 19,50/kg.
PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan sebesar Rp 27,00/Kg dari harga minggu lalu.
Sementara faktor eksternal dipengaruhi harga minyak sawit mentah dunia yang masih dalam tren melemah.
Menurunnya tingkat ekspor disertai sentimen konflik dagang Amerika Serikat (AS) membuat harga komoditas ini terus tertekan.
Baca: Menuju Sabang Tim Touring Indonesia Max Owner Banten Mampir di Pekanbaru
Baca: Angka Kemiskinan di Kepulauan Meranti Capai 28 Persen, Banyak Warga Tak Nikmati Listrik