Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wali Murid Protes Anak Tempatan Tak Diterima di SMP N 21 Pekanbaru, Ini Jawaban Pihak Sekolah

Ratusan wali murid melakukan aksi protes sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMP N 21

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Rizky Armanda
Para wali murid melakukan protes di SMP N 21 Pekanbaru lantaran anak tempatan banyak tak bisa diterima di sekolah tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Rizky Armanda

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ratusan wali murid melakukan aksi protes sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMP N 21 Pekanbaru di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Kamis (5/7/2018) pagi.

Mereka yang kebanyakan merupakan warga tempatan yang tinggal tak jauh dari lokasi sekolah, mempertanyakan soal sistem zonasi yang diterapkan dalam PPDB ini.

Baca: Timnas U-19 Indonesia vs Filipina Piala AFF U-19 2018 Sore Ini, Berikut Link Live Streaming Indosiar

Pasalnya mereka mengaku, anak-anak mereka malah tak bisa diterima di sekolah tersebut. Padahal mereka tinggal di sekitar lingkungan sekolah.

"Kami tinggal di sekitar sini, tapi kenapa kok tidak bisa diterima di sekolah ini. Katanya sistem zonasi. Setahu saya sistem ini yang diprioritaskan anak-anak di sekitar sekolah. Jadi apa gunanya sistem itu, malah bingung kami," ujar salah seorang wali murid bernama Alex pada Tribunpekanbaru.com.

Bahkan kata Alex, rumahnya hanya dibatasi oleh tembok sekolah.

Baca: Pelaku Pembunuh Daud Hadi Ditangkap, Sosok Inilah yang Jadi Otak di Balik Kejahatan

Namun tetap saja cucunya, tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.

Dia menyayangkan hal ini. Lantaran sepengetahuannya, sistem zonasi seharusnya memberikan kesempatan lebih besar kepada warga tempatan.

Namun kenyataannya tak demikian.

Lanjut Alex, sebelumnya adanya sistem zonasi, anak-anaknya bisa melanjutkan pendidikan ke sekolah tersebut dengan mudah.

"Ini nampaknya malah dipersulit. Kata Pemerintah wajib pendidikan 9 tahun. Kita warga tempatan malah tidak diterima. Jadi mau kemana anak kami lagi sekolah," ucap dia.

Baca: Inilah Jumlah Uang yang Dibayarkan Temi Pada Isaf untuk Bunuh Daud Hadi, Diserahkan Bertahap

Sementara itu, Kepala SMP N 21 Pekanbaru, Asmar saat dikonfirmasi beralasan, banyaknya anak-anak warga tempatan itu tidak diterima, sepenuhnya merupakan wewenang dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.

"Kita menerima sesuai yang sudah ditetapkan, yang lulus di sekolah kita 192 orang," kata dia.

Dia tak menampik jika memang saat ini, sistem penerimaan siswa baru ini menerapkan sistem zonasi.

"Zonasi kita kan dua Kecamatan. Tampan dan Marpoyan Damai. Ada 9 sekolah. Dari dua Kecamatan, inilah diranking nilainya. Terendah 229,70, tertinggi 274. Jumlah yang lulus sudah sesuai dengan kuota kita," papar dia sambil menunjukkan data siswa yang diterima di sekolah yang dipimpinnya.

Baca: Penggerebekan Rumah Tersangka Narkoba, Hendak Ditangkap AM Buru-buru Masuk Kamar Mandi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved