Enggan Begadang Saat Belajar Gadis Ini Punya Tips hingga Raih IPK Tertinggi di Fakultas Teknik Unri
Menurut wanita berhijab ini, kunci keberhasilannya terletak dalam dua sisi, yakni eksternal dan internal.
Penulis: | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Zul Indra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Ratusan mahasiswa dari FISIP, FKIP, FMIPA, Teknik, Perikanan dan Kedokteran Universitas Riau diwisuda, Jumat (3/8/2018).
Mereka tengah berbahagia, karena telah berhasil mendapat gelar sarjana.
Dari sekian banyak wisudawan Fakultas Teknik, ada seorang mencolok dibandingkan lainnya.
Dia adalah Fathiyah Zulfahni.
Wanita ini berhasil menjadi pemuncak di Fakultas Teknik.
Sarjana dari Jurusan S1 Teknik Kimia ini berhasil meraih IPK 3,66.
"Alhamdulillah pemuncak di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia S1. Terimakasih saya ucapkan untuk seluruh civitas akademika Universitas Riau, terkhusus yang ada di Jurusan Teknik Kimia Prodi S1 dan buat teman seperjuangan di fakultas teknik, khususnya Teknik Kimia S1 A angkatan 2013. Terkhusus untuk kedua orangtua, terima kasih tak terhingga, karena telah mensuport segala hal dan doanya yang sering dijabah oleh Allah,"ucap wanita yang akrab disapa Fatya ini.
Baca: Pilih Merapat ke Prabowo, Puan Maharani Sebut Megawati dan SBY Belum Berjodoh
Baca: Modus Pura-Pura Bertanya, WNA Singapura Ditarik Paksa Naik Mobil, Dipukuli, Uang 10 Juta Dirampas
Menurut wanita berhijab ini, kunci keberhasilannya terletak dalam dua sisi, yakni eksternal dan internal.
Untuk eksternal, ia akui diperoleh dan dicapai berkat Allah dan dukungan orangtua serta keluarganya.
"Keberhasilan saya ini tidak terlepas dari pertolongan Allah SWT, dukungan orang tua dan keluarga, terutama, kawan-kawan seperjuangan, juga dan civitas akademika di lingkungan kampus.
Faktor eksternal ini betul-betul akan terasa disaat tersulit saya.
Jujur, banyak yang bilang kalau jurusan teknik itu sulit. Masuk sulit, untuk bisa keluar pun lebih sulit lagi. Mata kuliah yang berat, tugas yang banyak, belum lagi deadline yang sering mepet antara satu mata kuliah dengan yang lain.
Terkadang ingin nangis darah menjalaninya, tapi karena ada ibu yang sering kasih semangat, kawan-kawan seperjuangan yang juga merasakan hal yang sama, jadinya saya bisa mnghadapi semuanya,"ungkapnya.
Sementara dalam hal internal, Fatya belajar dengan sebaiknya.
Namun diakuinya tidak memaksakan diri untuk belajar yang membuat tubuhnya sakit.
"Terkadang kawan-kawan sering salah kaprah dengan cara belajar yang baik sebenarnya. Tidak sedikit dari mereka yang rela begadang untuk belajar, agar bisa mnghadapi ujian dan tes esok harinya. Kalau saya, justru lebih memilih belajar tepat pada waktunya, misalnya ketika jam kuliah, benar-benar memperhatikan penjelasan dosen. Saat belajar bareng dengan teman-teman juga. Ketika sudah lelah, jangan dipaksa, tapi beristirahat. Justru dengan belajar di waktu yang tepat dengan serius dan istirahat yang pas, semua bisa terasa lebih baik, dibandingkan dengan begadang belajar di dekat waktu deadline. Jika semua sudah dilakukan, terakhir kita jangan lupa berdoa kepada Allah SWT dan berserah diri,"tuturnya.
Baca: Sering Disepelekan Anak Muda, Inilah Tanda-tanda Asam Urat Menyerang di Usia Muda! Waspada
Baca: Diulang Setelah Irak Mengundurkan Diri, Ini Hasil Undian Terbaru Sepak Bola Asian Game 2018
Meski demikian, ia mengakui pernah belajar sampai tengah malam.
Hal itu disebabkan karena tingkat kesulitan setiap mata kuliah dan dosen berbeda-beda.
Usai menyelesaikan S1, Fatya berkeinginan bakal bekerja terlebih dahulu.
Di saat bekerja, ia berencana akan melanjutkan kuliah S2.
"Banyak yang menyarankan lanjut, tapi saya juga mau merasakan pengalaman kerja. Jadi, kalau ada rezeki dan kesempatan, saya mau S2 sambil kerja juga,"pungkasnya.(*)