Kampar
60 Persen Hewan Kurban untuk Kebutuhan Kampar Akan Didatangkan dari Luar Daerah
Kebutuhan hewan kurban di Kampar pada Perayaan Idul Adha tahun ini diperkirakan sebanyak 5.300 ektor. Sebagian akan didatangkan dari luar
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Budi Rahmat
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Nando
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG- Kebutuhan hewan kurban di Kampar pada Perayaan Idul Adha tahun ini diperkirakan sebanyak 5.300 ektor. Kampar belum sanggup menyediakan jumlah sebanyak itu.
Baca: Foto: Anak Berkebutuhan Khusus Ikuti Lomba Membuat Media Promosi
Kepala Bidang Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) pada Disbunakkeswan Kampar, drh. Deyus Herman mengungkapkan, Kampar baru sanggup menyediakan 40 persen. Sedangkan 60 persen didatangkan dari luar daerah sampai luar provinsi.
Baca: Foto: Penggemar Burung Kicau Aksi Damai di Kantor BBKSDA Riau
Oleh karena itu, Deyus mengatakan, penyakit pada hewan kurban mesti dipantau dengan cermat. Terutama hewan dari luar Kampar. "Penyakit kebanyakan yang dari luar daerah. Walaupun yang dari Kampar sendiri, tidak menutup kemungkinan juga," ujarnya, Selasa (14/8/2018) siang.
Deyus mengatakan, 21 tim yang dibentuk melalui Surat Keputusan Bupati akan memeriksa dokumen yang dimiliki pedagang. Pemeriksaan dimulai dari pedagang. Tim fokus kepada fisik hewan yang pada pedagang sampai dua hari jelang Hari Raya Idul Adha.
Baca: Begini Pengawasan Dinas Terkait uUntuk Memastikan Kelayakan Hewan Kurban di Pekanbaru
"Kalau sekarang kan, hewannya masih di pedagang. H-2 nanti baru sampai ke Masjid," ujar Deyus. Ia menjelaskan, pemeriksaan fisik dibagi tiga tahap. Sebelum (antemortem), saat dan sesudah (posmortem) penyembelihan.
Deyus mengatakan, tim melibatkan dokter dan unsur dari Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan. Adapun petugas dari KUA memeriksa apakah hewan sudah sesuai Syariah atau belum.
Baca: Tasya Kamila dapat Doa Indah dari Ibu Mertua melalui Sebuah Foto
Lebih jauh, Deyus mengatakan, Jembrana memang salah satu penyakit yang sangat diwaspadai. Penyakit yang hanya dijumpai pada Sapi Bali ini menyebabkan tingkat kematian tinggi.
"Gejala khasnya, terdapat pembengkakan di bawah rahang. Kalau sudah kena gejala itu, dalam 24 jam bisa mati," jelasnya. Namun, kata dia, Sapi Bali tidak seberapa banyak masuk ke Kampar.
Baca: Ini Daftar Pemain Timnas Sepakbola Wanita Indonesia di Asian Game 2018
Penyakit lain pada Kerbau. Dinamakan Penyakit Ngorok (Septicaemia Epizootica). Penyakit yang disingkat SE ini lebih diwaspadai karena Kerbau jauh lebih banyak di Kampar. Hewan yang terjangkit virus penyakit ini juga bisa mati dalam 24 jam.
Baca: Ini Daftar Pemain Timnas Sepakbola Wanita Indonesia di Asian Game 2018
"Kalau SE dan Jembrana, hanya berdampak pada hewan itu saja. Yang berbahaya bagi manusia ketika dikonsumsi adalah Antrak karna dia zoonosis," jelas Deyus. Beberapa penyakit tersebut akan menjadi perhatian selama jelang sampai setelah Hari Raya Idul Adha. (*)