Pekanbaru
Harga Telur Turun, Harga Daging Ayam Ras Justru Naik, Rp 28 Ribu per Kilogram
Harga telur ayam di Pekanbaru terus mengalami penurunan, meski tidak signifikan.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaiful Misgiono
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Harga telur ayam di Pekanbaru terus mengalami penurunan. Meski tidak signifikan namun sejak pada pekan ke empat bulan ini harga telur trendnya mengalami penurunan.
Dari data yang Tribun himpun di Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pekan lalu harga telur ayam ras masih tercatat di kisaran harga Rp 1.500 per butir, Selasa (28/8/2018) turun Rp 100 menjadi Rp 1.400 per butir.
Selain harga telur ayam ras, penurunan paling signifikan terjadi pada harga telur ayam kampung. Dari Rp 2.500 pekan lalu, menjadi Rp 2.000 pada pekan ini. Begitu juga dengan telur itik yang ikut mengalami penurunan. Dari harga Rp 3.000 menjadi Rp 2.500 per butirnya.
Baca: Duel Sengit Derbi Indonesia,Final Ganda Putra Bulutangkis Asian Game 2018 Kevin/Marcus Raih Emas
Berbeda dengan harga telur yang mengelami penurunan, harga daging ayam di Pekanbaru justru mengalami kenaikan. Terutama untuk harga daging ayam ras dari Rp 25 ribu per kilogram naik menjadi Rp 28 ribu perkilogram.
Sedangkan untuk daging ayam kampung masih normal dikisaran harga Rp 55 ribu perkilogramnya.
"Rata-rata harga kebutuhan pokok memang mengalami penurunan, kecuali untuk harga ayam ras memang trendnya mengalami kenaikan," kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Disperindag Kota Pekanbaru, Juarman saat dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com, Selasa (28/8/2018).
"Untuk harga telur memang sempat terpantau mengalami kenaikan Sabtu lalu, tapi memasuki awal pekan ini trendnya justru kembali turun," imbuhnya.
Baca: Hasil All Indonesian Final Ganda Putra Bulutangkis Asian Game 2018, Kevin/Gideon Ungguli Fajar/Rian
Juarman mengungkapkan, berdasarkan hasil pantuan pihaknya di sejumlah pasar tradisional di Pekanbaru terjadi perbedaan harga antara satu pasar dengan pasar yang lain.
Sehingga masyarakat juga dituntut untuk lebih cerdas dalam berbelanja.
"Antara satu pasar dengan pasar lain itu ada terjadi disparitas harga dalam satu komoditi meskipun tidak banyak. Masyarakat memang harus pandai-pandai memilih pasar yang harganya cenderung lebih murah," katanya. (*)