Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pelalawan

Sempat Terbengkalai Satu Tahun, Dinas PUPR Pelalawan Akhirnya Menormalisasi Sungai Kerinci

Setelah terbengkali selama satu tahun, akhirnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kembali menormalisasi Sungai Kerinci.

Penulis: johanes | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Johanes Tanjung
Dinas PUPR Pelalawan melakukan normalisasi Sungai Kerinci pekan lalu. Alat berat Eskavator jenis Long Arm diturunkan membersihkan sungai. 

Laporan wartawan tribunpelalawan.com, Johannes Wowor Tanjung

TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALAN KERINCI - Setelah terbengkali selama satu tahun, akhirnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kembali menormalisasi Sungai Kerinci.

Proses pembersihan sungai itu sudah berjalan satu pekan yang lalu.

Normalisasi langsung dikerjakan Dinas PUPR tanpa harus melakukan tender, seperti yang telah dilakukan tiga tahun terakhir. Dengan menurunkan alat berat jenis eskavator Long Arm, sungai yang memberlar komplek perkantoran Bhakti Praja dan areal kantor bupati itu dicuci dan dibersihkan.

"Kita pakai alat (eskavator) yang lama juga. Tapi pengeoperasiannya manual, jadi lambat," beber Kepala Dinas PUPR Pelalawan, Hasan Tua Tanjung, kepada tribunpelalawan.com, Senin (3/9/2018).

Baca: Liga 2 2018 Persika Kerawang vs PSPS, Inilah Catatan 5 Laga Terakhir 

Menurut Hasan Tua, pengoperasian eskavator Long Arm secara manual lantaran komputer atau controllernya hilang satu tahun yang lalu.

Ketika melakukan normalisasi di tempat yang sama, Sungai Kerinci. Hal itulah yang membuat cuci sungai itu terkendala dan terhenti setahun terakhir.

Proses normalisasi dengan sistem alat berat yang manual diakui membuat pekerjaan kurang maksimal dan gerakan mesin besi itu lamban.

Tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan cara kerja bertahap agar menuntaskan pencucian.

Baca: AS Abadi dan PS Petalangan Wakili Riau di Putaran Regional Liga 3

Tiga tahun terakhir Dinas PUPR tak lagi menenderkan proyek normalisasi Sungai Kerinci. Penanganan dan pengerjaannya langsung dilaksanakan oleh dinas tersebut.

Menggunakan alat yang ada, pekerja yang teag digaji, serta dana operasional rutin. Hasilnya lebih maksimal dan terarah.

"Untuk apa dijadikan proyek kalau bisa dikerjakan sendiri. Alat berat punya kita, operator dan mandor pegawai kita, minyak dan servisnya dari dana operasional kita. Semua lebih gampang," tukasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved