Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Eksklusif

Di Desa Mentayan Bengkalis; Sawah, Ladang, Rumah, Sekolah Hingga Kuburan Terus Diterjang Ombak

Di Desa Mentayan Bengkalis; Sawah, Ladang, Rumah, Sekolah Hingga Kuburan Terus Diterjang Ombak

Editor: harismanto
istimewa
Abrasi di Desa Mentayan Kecamatan Bantan, Pulau Bengkalis, Riau 

TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Masih di Bengkalis, warga Desa Mentayan, Kecamatan Bantan, juga mengkhawatirkan abrasi yang mengancam kehidupan mereka.

Di desa ini, sawah, ladang, rumah, sekolah, hingga kuburan perlahan terus tergerus diterjang ombak.

"Warga hanya ingin desanya jangan sampai terus abrasi hingga habis. Bukan lagi memikirkan apakah mereka masuk NKRI atau tidak. Mereka hanya ingin bertahan hidup di kampung tersebut," kata salah seorang anggota DPRD Riau, Bagus Santoso, kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (20/9/2018).

Baca: Ratusan Hektare Kebun Sawit Hingga TPI di Desa Jangkang Bengkalis Hilang Ditelan Laut Akibat Abrasi

Baca: Selain Drama Korea 6 Film Korea Ini Juga Bikin Kamu Baper dan Selalu Jatuh Cinta, Ini Teasernya 

Baca: Jadwal & Link Live Streaming PSSI Anniversary Cup 2018 - Timnas U-19 Indonesia Vs China

Menurut Bagus, saat ini sedikitnya 280 hektare persawahan atau ladang padi di Kecamatan Bantan terancam terendam air asin akibat abrasi.

Dikatakan Bagus, masyarakat sudah berupaya secara mandiri untuk melawan abrasi, dengan dana desa dan iuran warga membuat tanggul menyelamatkan ladang padi.

Tapi itu hanya solusi sementara dan tidak akan bertahan lama.

Karena sudah sejak tahun 1997 puluhan hektare ladang tak terselamatkan.

Di Bengkalis sendiri menurutnya pemerintah sudah memiliki data abrasi.

Bupati selaku kepala daerah sudah datang ke pusat untuk melobi agar bisa mendapatkan dana untuk antisipasi abrasi.

"Sekarang sudah diajukan anggaran Rp 1 triliun ke pusat. Itu sebenarnya belum mencukupi,” imbuhnya.

Sebelumnya, juga telah dibangun tanggul abrasi di Desa Muntai, tapi belakangan jebol ditelan abrasi.

Begitu pula upaya penanaman mangrove, meski ada yang berhasil tumbuh tetapi belum bisa menahan abrasi.

"Satu- satunya model tanggul yang berhasil dengan menggunakaan bahan bongkahan batu pecah yang didatangkan dari Jawa seperti di sepanjang tepi pantai Selat Baru. Hanya saja itu butuh anggaran yang sangat besar," imbuhnya.

Kepala Desa Mentayan Jalal menjelaskan, upaya masyarakat membuat tanggul dan menanam mangrove hanya berbuah sia-sia.

Setiap tahunnya sekitar 10 meter kebun dan ladang hilang dari daratan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved