Seluruh Kader dan Pengurus PKS se-Bali Mengundurkan Diri, Ini 4 Alasannya

Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) di Bali ramai-ramai mengundurkan diri dari kepengurusan

Foto aksi para pengurus dan kader Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bali seperti diunggah di akun Twitter milik Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, @Fahrihamzah. Para pengurus dan kader partai tersebut di Bali mengundurkan diri dari kepengurusan maupun kader partai, Jumat (28/9/2018).(dok Twitter) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) di Bali ramai-ramai mengundurkan diri dari kepengurusan maupun kader partai, Jumat (28/9/2018).

Mereka beramai-ramai mendatangi kantor PKS di Jalan Tukad Ho, Renon, Kota Denpasar, Bali, sambil membentangkan spanduk bertuliskan

"Seluruh Kader dan Pengurus PKS se-Bali Mengundurkan Diri".

Ketua Demisioner DPW PKS Bali Mudjiono mengatakan, hari ini secara serentak seluruh pengurus dan kader PKS mengundurkan diri karena kecewa terhadap keputusan DPP PKS yang dinilai tidak demokratis dalam menentukan mekanisme penggantian kepengurusan.

"Kisruh yang terjadi di dalam tubuh PKS bermula dari penggantian jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Provinsi Bali pada 27 September 2018 yang dilaksanakan tidak dengan prosedur kepartaian, tanpa musyawarah, dan dilakukan pada detik setelah kelolosan PKS sebagai kontestan Pemilu 2019.

Baca: Dampak Gempa dan Tsunami di Palu, Kapal Pun Sampai Melintang di Tengah Jalan

Baca: Gempa dan Tsunami di Palu, BMKG Catat Hingga Sabtu Pagi Terjadi 91 Gempa Susulan

Menurut Mudjiono, kekecewaan mereka terangkum dalam empat alasan untuk mengundurkan diri yang disampaikan dalam pernyataan sikap.

Pertama, penggantian kepengurusan adalah bentuk otoritarianisme DPP PKS dengan menabrak AD/ART dan persekusi terhadap kader yang dituduh tidak loyal.

Kedua, DPP PKS antidemokrasi, pimpinan PKS menutup pintu dialog dan perbedaan pandangan.

Ketiga, sikap dan tindakan pimpinan PKS berbeda jauh dengan nilai-nilai Islam yg menjadi identitas PKS selama ini.

Keempat, pembelahan pimpinan PKS sejak 2016 secara sistematis, konflik dan pemecatan di dalam tubuh PKS yang membuat PKS kehilangan kekuatannya, khususnya menghadapi Pemilu 2019.

"Oleh karena itu, kami bersama jajaran DPW, Dewan Pengurus Tingkat Daerah (DPTD), kader inti, dan anggota PKS se-Bali menyatakan mundur dari jabatan struktural pengurus PKS dan meletakkan status sebagai kader dan anggota PKS yang kami tujukan kepada Ketua Majelis Syuro (KMS) selaku pimpinan tertinggi PKS dengan tembusan kepada presiden PKS," ucap Mudjiono.

Baca: Tampil Beda dengan Rambut Dikucir, Ayu Ting-ting Disebut Mirip Ariana Grande

Baca: Sempat Sulit Dihubungi Pasca Gempa dan Tsunami di Palu, Pasha Ungu Beri Kabar Dirinya Pada Rekan

Baca: Jadwal Lengkap Perempat Final AFC U-16 2018: Timnas U-16 Hadapi Australia

Mudjiono lebih lanjut mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali atas dukungannya selama ini.

Dia juga menyampaikan permohonan maaf harus menempuh cara ini karena sudah tidak efektif lagi berjuang lewat PKS.

"Berpolitik adalah sarana menebar kebaikan dan berjuang untuk bangsa, negara, dan agama.Kami akan tetap berjuang menebar kebaikan bagi masyarakat Bali, tapi lewat perjuangan yang berbeda, tidak lagi di PKS," ucapnya.

Mudjiono mengklaim, ada sekitar 4.600 kader dan pengurus PKS di Bali yang mengundurkan diri dari partai. "Kader dan pengurus se-Bali berjumlah 4.600 orang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved