Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siak

Banyak Penolakan, Vaksinasi MR di Siak Baru 18,51 Persen Tercapai

Petugas vaksinasi Measles dan Rubella (MR) dari Dinas Kesehatan (Diskes) Siak mendapati penolakan di sejumlah tempat.

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Guruh Budi Wibowo
ILUSTRASI - Seorang anak SD Yos Sudarso, Selatpanjang menerima suntikan vaksin MR dari petugas kesehatan. 

Laporan wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra

TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Petugas vaksinasi Measles dan Rubella (MR) dari Dinas Kesehatan (Diskes) Siak mendapati penolakan di sejumlah tempat. Akibatnya capaian pelaksanaan vaksin masih jauh dari target.

Kepala Diskes Siak dr. R. Tonny Chandra bersama Kasi Surveylance dan Imunisasi Bidang P3PL, Drg Eliza Sy menyampaikan, penolakan itu akibatnya banyaknya informasi hoaks yang bergulir di media sosial dan masyarakat. Sehingga warga khawatir adanya akibat vaksinasi terhadap anaknya.

"Banyak tempat yang kami datangi dan orangtuanya menolak dengan alasan yang tidak jelas. Ada yang mengayakan pokoknya anak kami tidak boleh divaksinasi," kata Eliza Sy kepada Tribunsiak.com, Jumat (12/10/2018).

Baca: Liga Champions, Grup A,B,C dan D, Barcelona, Inter, Dortmund dan Napoli Berpeluang Lolos

Target anak usia 9 bulan hingga 15 tahun yang akan divaksin MR sebanyak 147.832 orang. Jadwal sudah ditentukan sejak 1 Agustus sampai 30 September 2018. Namun yang tercapai baru 18,51 persen atau sekitar 24 ribu orang.

Dari target itu, minimal 95 persen terealisasi untuk tingkat aman dari penularan virus. Namun jika masih di bawah angka itu, masih sangat mengkhawatirkan bagi anak untuk dapat ditulari atau tertular.

"Kita masih ada perpanjangan waktu, sampai 31 Oktober 2018. Kita setiap hari lakukan sosialisasi dan pelaksanaan vaksin," kata dia.

R Tonny Chandra mengungkapkan, dengan datangnya petugas medik untuk melakukan vaksin anak bisa saja pingsan. Penyebabnya sangat banyak, seperti faktor psikis dan belum makan.

"Banyak sekali anak yang takut disuntik. Karena itu mereka bisa saja pingsan. Ada juga karena kekurangan oksigen dan lain-lain," kata dia.

Baca: Jadwal Liga 1 2018,  Laga Persipura Vs Persib Disiarkan Secara Langsung

Tim medik juga punya persiapan dan membawa perlengkapan untuk berjaga-jaga. Sehingga ada upaya yang bakal dilaksanakan bila ada anak yang terlalu ketakutan sebelum disuntik.

"Kebanyakan persoalannya kemarin hanya masalah belum adanya label halal dari MUI. Kemudian terbit fatwa MUI nomor 33 tahun 2018 yang menyatakan pemberian vaksin MR mubah, sehingga dicabut fatwa sebelumnya," kata dia.

Menurut dr R Tonny, campak dan rubella itu tidak ada obatnya. Satu anak yang mengalami MR bisa menulari kepada puluhan anak lainnya yang belum divaksin.

"Sampai sekaramg belum ada vaksin itu yang halal, maka MUI membolehkan. Kemudian belum ada obatnya jika terkena virus. Pertimbangan kedokteran bahwa penyakit ini sangat menular. Jadi untuk amannya, minimal 95 0ersen harus diberikan kepada anak 9 bulan -15 tahun," kata dia.

Misalnya dalam 1 kompleks terdapat 100 anak. Sebanyak 95 anak tidak terkena virus, hanya 5 anak yang terindikasi MR. Namun 5anak ini bisa menulari MR kepada anak yang lain sehingga semuanya harus mengidap MR.

"Contoh di Bungaraya terdapat 13 anak kena campak. Dari 13 sebanyak 12 anak terkena rubela, belum lagi di kecamatan lain," kata dia.

Pihaknya menghimbau seluruh pihak agar memahami betapa pentingnya vaksinasi MR. Karena itu, orangtua semestinya tidak melarang anaknya divaksin MR. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved