Kisah Jumpei Yasuda Jurnalis Jepang yang Bebas dari Penyekapan Kelompok Ekstremis Suriah
Inilah kisah Jumpei Yasuda seorang jurnalis Jepang yang akhirnya lolos dari penculikan oleh kelompok ekstremis Suriah.
TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah kisah Jumpei Yasuda seorang jurnalis Jepang yang akhirnya lolos dari penculikan oleh kelompok ekstremis Suriah.
Tiga tahun lamanya ia disekap dan menjalani hidup selama dalam penculikan tersebut.
Kasus tersebut berawal dari Jumpei Yasuda yang bersikeras melakukan peliputan di zona konflik.
Baru-baru ini Jumpei Yasuda meminta maaf pada pemerintah Jepang atas kasus yang dialaminya itu.
Pada Jumat (2/11/2018), dia membungkukkan badan dan menyampaikan ungkapan minta maaf di depan pemerintah atas penculikan yang dialaminya.
Melansir CTV News, dia mengaku membuat kecerobohan saat hendak meliput zona konflik.
Yasuda pergi ke Suriah pada Juni 2015 untuk mengetahui bagaimana konflik memengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk perempuan, anak-anak, dan tentara.
Dia juga mengaku salah mengambil keputusan ketika pemandunya mengubah rencana.
Yasuda memilih untuk mengikuti pemandu lain yang tidak dikenalnya.
Mereka justru menangkapnya dan memasukkannya ke mobil, kemudian mengurungnya di sebuah rumah.
"Saya memilih jalan yang salah. Itu merupakan kesalahan memalukan tanpa pikir panjang," ucapnya.
"Kepada semua orang yang membantu membebaskan saya dan mereka yang mengkhawatirkan saya, saya sangat minta maaf dan mengucapkan terima kasih yang tulus," tuturnya.
Dia membungkuk begitu dalam sambil terus berterima kasih dan mengungkapkan penyesalan.
Diwartakan AFP, dia menceritakan kembali kisahnya selama berada dalam penyekapan. Yasuda dipindahkan beberapa kali dari satu tempat ke tempat lain.
Dia mengaku dipukuli dan dilarang bergerak atau membuat suara gaduh selama berhari-hari.