Sebut BKSDA Riau Tutup Mata, Warga di Meranti Sepakat Buru Buaya dengan Bantuan Pawang
Akhir-akhir ini, warga Tebingtinggi Kepulauan Meranti dibuat tak nyaman karena kehadiran hewan reptil, Buaya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Akhir-akhir ini, warga Tebingtinggi Kepulauan Meranti dibuat tak nyaman karena kehadiran hewan reptil, Buaya.
Abdul Manan, tokoh masyarakat Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur mengatakan, hal itu akibat serangan buaya yang marak terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Warga yang setiap hari beraktifitas di perairan wilayah tersebut masih cemas lantaran bayangan teror predator tersebut.
Ia juga berharap, pemerintah melalui BKSDA segera bertindak untuk mengurangi teror satwa ganas tersebut.
"Hingga ada korban meninggal dunia, BBKSDA Riau pun tak kunjung datang untuk menyelesaikan serangan buaya di wilayah kami. Tampaknya mereka tutup mata dengan semua kejadian ini," ujar Abdul Manan, Senin (5/11/2018).
Ia juga tak tau sampai kapan warga Kecamatan Tebingtinggi Timur selalu dibayang-bayangi teror hewan ganas tersebut.
Sementara, tak mungkin bagi warga untuk menjauhi habitat satwa tersebut.
Sebab, sungai yang menjadi habitat buaya juga dimanfaatkan warga untuk menghanyutkan tual sagu hasil panen mereka.
Baca: Keluarga Korban Pesawat Lion Air Jatuh: Saya Mohon Pak Rusdi Berdiri
Baca: Jadwal Lengkap Liga Champions Grup A, B, C, dan D, Mulai Kick Off Rabu 7 November 2018 Dini Hari
Baca: Link Live Streaming MGA 2018, TWICE, BTS, Wanna One hingga Charlie Puth Bakal Tampil!
"Tidak mungkin bagi kami untuk menjauhi sungai, tual sagu harus dirakit di sungai. Sungai adalah sarana transportasi sangat penting bagi kami," ujarnya.
Sementara itu, warga buru buaya dan minta bantuan pawang, karena buaya telah menyerang dan teror warga Tebingtinggi Timur, Kepulauan Meranti.
Warga Desa Kepau Baru, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti mulai berencana akan memburu buaya yang sering menampakkan wujud di wilayah Sungai Mekun.
Untuk memburu dan menangkap buaya tersebut, mereka akan meminta bantuan pawang.
"Rencananya kami akan mendatangkan pawang untuk menangkap buaya. Kami tak bisa tenang bekerja merakit batang sagu pasca maraknya serangan buaya terjadi di sungai itu," ujar Suhendra, pekerja sagu yang berada di Desa Kepau Baru, Selasa (6/11/2018).
Menurut Suhendra, hal itu dilakukan lantaran belum ada upaya dari pemerintah dan instansi terkait untuk menyelesaikan permasalahan serangan buaya di desa mereka.
Baca: Pelanggar Terbanyak Pengguna Sepeda Motor, Sepekan Operasi Zebra Muara Takus, Ini Penyebabnya
Baca: VIDEO: SEDANG BERLANGSUNG Kevin/Markus di Fuzhou China Open 2018, Saksikan Disini
Baca: Twitter Hapuskan Tombol Like, Ada Apa?
Padahal, serangan buaya di Tebingtinggi Timur menyebabkan 2 korban meninggal dunia dan 2 lainnya luka-luka.
Suhendra mengaku tak tau pasti penyebab mengganasnya serangan buaya beberapa bulan belakangan ini.
Sebelumnya, buaya di perairan tersebut tak pernah mengganggu manusia.
"Zaman dulu kami tak pernah diserang buaya. Kami biasa bekerja dengan buaya berenang di sekitar kami. Namun sekarang, buaya semakin mengganas. Kami tak tau apa penyebabnya," ujarnya.