Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepulauan Meranti

Kepulauan Meranti Ditawari Pabrik Pengembangan Pangan Lokal

Bantuan tersebut akan direalisasikan pemerintah pusat melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Riau pada 2019 mendatang.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/ist
Ilustrasi - Sagu 

Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com: Guruh Budi Wibowo

TRIBUNPEKANBARU.COM, SELATPANJANG - Kabupaten Kepulauan Meranti kembali ditawari pembangunan 1 unit pabrik pengolahan pangan lokal.

Bantuan tersebut akan direalisasikan pemerintah pusat melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Riau pada 2019 mendatang.

Baca: DPD IKJR Pekanbaru Undang Masyarakat Hadiri Miladnya Besok

Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Kabid Ketahanan Pangan, Ifwandi mengatakan, pabrik tersebut untuk mendukung sagu sebagai pangan lokal.

Pabrik tersebut kata Ifwandi akan dikelola oleh 3 kelompok masyarakat.

"Awalnya kemarin kami ditawari program pemerintah pusat oleh DKP Provinsi. Kami nilai rencana tersebut sangat bagus untuk menggesa rencana daerah mengembangkan sagu sebagai pangan lokal," ujar Ifwandi, Jumat (16/11/2018).

Baca: Drama Korea Terius Behind Me Tamat, Ini Drama Korea Terbaru November 2018 yang Layak Ditonton

Ifwandi menjelaskan, lokasi pembangunannya direncanakan di Kelurahan Belitung, Kecamatan Merbau.

Pemilihan lokasi tersebut kata Ifwandi, sesuai dengan survei yang dilakukan oleh DKP Provinsi Riau beberapa waktu lalu.

"Di sana kan banyak juga petani sagu dan industri sagu masyarakat. Dengan begitu tidak menumpuk di Kecamatan Tebingtinggi Timur saja," ujarnya.

Ifwandi menjelaskan, konsep pabrik pengembangan pangan lokal tersebut nantinya mirip seperti sentra industri kecil menengah (IKM) di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur.

Baca: UPDATE! Pelaku Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Terancam Hukuman Mati

Namun, pabrik pengembangan pangan lokal yang digagas DKP tersebut masih berskala kecil.

"Anggarannya cuma Rp550 juta, tidak seperti IKM di Sungai Tohor yang sampai puluhan miliar," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved