Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepulauan Meranti

Tahun Ini, Bokor World Music Festival di Meranti Mengusung Tema 'Alam Berdendang Mengalun Bunyi'

Iven yang bertemakan 'Alam Berdendang Mengalun Bunyi' ini digelar di tengah hutan mangrove yang tumbuh rapat di bantaran Sungai Bokor

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: CandraDani
Tribunpekanbaru/GuruhBudi
Salah satu grup musik tampil di Bokor World Music Festival yang digelar di dalam hutan mangrove bantaran Sungai Bokor, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Selasa (20/11/2018). 

Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com: Guruh Budi Wibowo

TRIBUNPEKANBARU.COM,SELATPANJANG-Komunitas Sanggar Bathin Galang kembali menggelar iven Bokor World Music Festival (BMF) di Desa Bokor.

Iven yang bertemakan 'Alam Berdendang Mengalun Bunyi' ini digelar di tengah hutan mangrove yang tumbuh rapat di bantaran Sungai Bokor, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Selasa (20/11/2018).

Ketua Sanggar Bathin Galang, Sopandi mengungkapkan, event kali ini dikonsep sederhana lantaran bertemakan pelestarian alam.

Baca: Bokor Music Festival 2018 Akan Angkat Isu Pelestarian Hutan Mangrove

Group musik yang tampil pada event tersebut juga tak sebanyak pada tahun-tahun sebelumya.

"Hanya dua group saja, Monolog dan Kantung Plastik. Itu pun group musik dari lokal," ujarnya.

Meski tak melibatkan banyak group musik, event tersebut kata Sopandi mendapat sambutan luar biasa dari warga.

Salah satu grup musik tampil di Bokor World Music Festival yang digelar di dalam hutan mangrove bantaran Sungai Bokor, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Selasa (20/11/2018).
Salah satu grup musik tampil di Bokor World Music Festival yang digelar di dalam hutan mangrove bantaran Sungai Bokor, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Selasa (20/11/2018). (Tribunpekanbaru/GuruhBudi)

"Tahun ini kami tak melibatkan banyak group musik, group musik dari luar negeri juga tidak kami sertakan dalam BMF kali ini. Namun, kedua group musik tersebut mampu menghipnotis ratusan pasang mata penonton," ujar Sopandi.

Dijelaskan Sopandi, event BMF kali ini mengangkat isu pelestarian Mangrove yang rentan perambahan liar.

Perambahan Mangrove yang tak terkendali di Kabupaten Kepulauan Meranti menyebabkan abrasi di sejumlah wilayah tersebut.

"Yang penting, pesan dari event ini sampai ke masyarakat. Mangrove harus dijaga dan dilestarikan," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved