Kapitra Ampera vs Ferdinand Hutahaean, Berdebat di Acara Mata Najwa, Najwa Shihab Kewalahan Melerai

Anggota BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean berdebat dengan Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Kapitra Ampera

Editor: Muhammad Ridho
youtube
kapitra vs Ferdinand di Mata Najwa 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Anggota BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean berdebat dengan Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Kapitra Ampera saat membahas soal apa yang diperjuangkan di reuni akbar 212.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut terlihat dari debat di program Mata Najwa yang disiarkan langsung di Trans7, Rabu (5/12/2018).

Awalnya, Pembawa Acara Najwa Shihab membuka pembahasan soal reuni akbar 212.

Diketahui, di acara tersebut, Calon Presiden Petahana, Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang.

Kapitra pun menuturkan, untuk mewakili Jokowi, ia meminta kepada ketua acara agar dapat naik ke panggung.

Baca: LAGI, Ditemukan Mayat di Perairan Riau, Kali Ini Kondisi Mayat sudah Tidak Utuh

"Saya bilang sama ketuanya, kalau saya datang saya ingin ke panggung. Saya ingin mewakili Pak Jokowi," tutur Kapitra.

Kapitra kemudian menjelaskan jika esensi 212 dimana awalnya adalah berupa penegakan hukum, menjadi berubah.

Ini dikarenakan, jelasnya, di aksi tersebut ada pejabat negara yang "mulutnya" banyak menimbulkan polemik.

Baca: Jadwal Sholat Jakarta Bandung, Makassar dan 38 Kota Besar Indonesia Kamis 6 Desember 2018

"Aksi 212 kemarin itu jelas lebih didominasi politik, mengapa? Karena pesertanya saja adalah pendukung Prabowo, seluruh panitia bergabung dengan GNPF untuk mendukung Prabowo," ujarnya.

Menyanggah pernyataan tersebut, Ferdinand lantas menuturkan jika reuni akbar tersebut merupakan berkumpulnya orang-orang dalam memperjuangkan hal yang sama.

"Apa yang duperjuangkan?" tanya Kapitra kemudian.

Ferdinand pun menjelaskan jika 212 itu memperjuangkan keadilan.

Baca: Kisah Anggota Kopassus Saat di Papua, Diacungi Panah dan Tombak Oleh Suku Pedalaman

"Ya perjuangan soal keadilan. Ketika Ahok dinilai melanggar hukum, dari sana bangkitlah gerakan ini, dan sekarang reuni berkumpul mengenang ketidakadilan itu kembali," ujarnya.

Merasa tidak terima, Kapitra kukuh menyebutkan jika reuni 212 adalah gerakan politik.

Pernyataannya itu didasarkan pada permasalah Ahok yang ia anggap sudah selesai.

Baca: Peserta Bingung Siapkan Materi, Ini Jadwal SKB Berbasis CAT CPNS 2018 di Pemkab Bengkalis

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved