Kenapa Tokek Selalu Diburu dan Harganya Mahal? Ternyata Ada Hubungannya dengan HIV AIDS
tokek memiliki khasiat untuk mengobati penyakit seperti HIV dan digunakan untuk pengembangan penelitian tertentu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Bagi sebagian orang di Indonesia, mungkin tidak asing dengan perdagangan tokek yang konon dihargai mahal.
Banyak sumber mengatakan bahwa tokek memiliki khasiat untuk mengobati penyakit seperti HIV dan digunakan untuk pengembangan penelitian tertentu.
Melansir dari DW ketika berbicara mengenai perdagangan satwa liar di Indiamenyoroti boomingnya harga tokek menjelaskan.
Pada tahun 2012 silam, para ahli satwa liar mengatakan bahwa sekitar satu tahun lalu penangkapan tokek meningkat di beberapa wilayah di India.
Mereka memasok tokek ke China, Indonesia, Filipina dan negara Asia Tenggara lainnya.
Bahkan kasus penyelundupan tokek kerap kali terjadi dalam beberapa bulan dan pemerintah India menangkap sekitar 100 tokek yang ditangkap di negara bagian.
Sedangkan menurut National Geographic hal sama juga dialami di negara Asia Tenggara, di mana juga terdapat permintaan yang sama besarnya atas kadal malam ini.
Khususnya Indonesia, hewan ini juga menjadi buruan dan disebut memiliki harga selangit
Baca: Rektor Emosi, Seorang Mahasiswa di Pekanbaru Dilempari dengan Disertasi Setebal 250 Halaman
Baca: Zodiak Hari Ini Senin 10 Desember 2018, Pisces Jaga Emosi, Aries Lagi Menggebu-gebu!
Baca: Jadwal Pemadaman Listrik Pekanbaru Hari Ini Senin 10/12/2018, PLN Lakukan Pemasangan Trafo

Konon, daging tokek memiliki kandungan afrodisiak untuk perawatan diabetes, kanker dan HIV/AIDS.
Akan tetapi tidak ada bukti keampuhan dalam penggunaan binatang ini, meskipun hewan ini ditangkap, dikeringkan dan dimusnahkan.
Kemudian mereka diekspor ke China dan juga Taiwan, Hong Kong, Vietnam dan beberapa negara lainnya.
Meskipun sering diperdebatkan, bahwa penangkaran ini akan mengurangi tekanan kepunahan pada spesies yang mulai langka ini.
Bahkan, Tokek tidak terdaftar dalam Konvensi Perdagangan Internasional Species Fauna dan Flora Liar yang terancam punah (CITES).
Jadi perdagangan mereka dianggap ilegal dan tidak tunduk pada peraturan.
Di Indonesia, panen dan ekspor tokek Tokay yang tertangkap liar tunduk pada kuota.