Rokan Hulu
Makan Bukancah Tradisi Masyarakat yang Dipromosikan Disparbud Rohul dalam Acara BPN Rohul
Disparbud Rohul ikut mempromosikan tradisi yang ada di Rohul dalam acara pencanangan Eksternal Pembangunan Zona Integritas BPN
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribunrohul.com, Donny Kusuma Putra
TRIBUNROHUL.COM, PASIRPANGARAIAN - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ikut mempromosikan tradisi yang ada di Rohul dalam acara pencanangan Eksternal Pembangunan Zona Integritas, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Rohul, Selasa (22/1/2019).
Dalam acara pencanangan eksternal pembangunan zona integritas menuju WBK dan WBBM, dihadiri langsung oleh kepala kantor wilayah badan pertanahan nasional provinsi Riau, Drs. Lukman Hakim, SH, Sekda Rohul, Abdul Haris, Kapolres Rohul, AKBP Muhamad Hasyim Risahondua, Kepala PN Pasirpangaraian, Sarudi, Kajari Rohul, Freddy Daniel Simanjuntak, dan Kakan Kemang Rohul, Syahrudin.
Kepala Disparbud Rohul, Yusmar mengungkapkan, pada acara yang ditaja oleh BPN Rohul tersebut, pihaknya mempromosikan tradisi yang ada di Rohul pada tamu yang berasal dari luar Rohul, salah satunya yakni tradisi Makan Bukancah.
Baca: Alquran Tak Terbakar,Padahal Kertas Lain Jadi Abu Saat Kebakaran SMPN 3 Tualang,Damkar Sebut Ajaib
Yusmar menerangkan, makan bukancah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas sosial kemasyarakatan, melaksanakan makan bersama secara tradisional di beberapa daerah di Kabupaten Rohul.
Ia menambahkan, Makan Bukancah ini dilaksanakan dengan mengambil sambal atau gulai secara langsung ke Kancah atau Kuali yang besar tanpa daun telinga, tanpa di hidangkan atau disuguhkan, sehingga disebut dengan istilah Makan Bukancah.
Lebih lanjut diterangkanya, Pengambilan sambal atau gulai di dalam Kancah pada makan bersama tersebut dilaksanakan oleh semua yang hadir, baik pejabat atau masyarakaat biasa, baik yang dewasa maupun anak-anak.
Diakuinya, moment makan bukancah ini menunjukkan dan menggambarkan kebersamaan, gotong royong dan kebersamaan.
Lebih-lebih bagi pejabat dan orang penting yang menunjukkan kerendahan hati dan berbaurnya pemimpin dengan masyarakat.
Namun tetap menjaga kaedah-kaedah dan nilai-nilai adat serta budaya ketimurannya.
Yusmar menerangkan, adapun sambal atau gulai makan bukancah, biasanya terbuat dari berbagai bahan yang bercampur yang melambangkan berbagai status dan kedudukan dalam masyarakat yang menyatu dan saling bersinergi satu dengan yang lainnya.
"Akan tetapi tidak jarang pula sambal dan gulai tradisi Rokan Hulu, berupa sambal/gulai Kacang hijau (Kacang Padi) dengan ayam, salai atau teri, sampai ke udang kecil-kecil. Hal ini melambangkan kebersamaan yang tidak memandang akan bahan atau apa materi dari masakan, yang penting masakan tersebut dapat di cicipi dan dinikmati secara bersama-sama," sebutnya, Rabu (23/1/2019).
Baca: Harga Tiket Pesawat Domestik Tinggi, Penumpang Bus Tujuan Jakarta Melonjak
Untuk itukah, makan bukancah ini sekarang pihaknya mulai angkat dan munculkan kembali sebagai suatu tradisi dan mempunyai nilai-nilai positif yang hidup dan berkembang di masyarakat Rohul sejak dahulu.
"Kita ingin tradisi yang baik ini tetap ada dan bisa dikenal oleh anak cucu kita serta masyarakat luar Rohul, sehingga tradisi ini bisa tetap terjaga," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu Disparbud Rohul juga ikut mempromosikan tanjak unak surantau khas kabupaten Rohul, yang dipakaikan langsung oleh Sekda Rohul, Abdul Haris kepada Kakanwil BPN Riau, lukman hakim serta para Forkopimda. (*)