Kisah Nyata Tentara Ini Bertahan Hidup Dalam Hutan, Ditemukan 28 Tahun Kemudian Dalam Kondisi Begini
Sebuah kisah nyata, tentara yang berhasil bertahan hidup dalam hutan. Ia ditemukan 28 tahun kemudian dalam kondisi begini
TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah kisah nyata seorang tentara yang harus bertahan hidup di dalam hutan setelah seluruh kawan-kawannya meninggal dunia.
Ia bertahan dengan memakan berbagai hewan di dalam hutan, mulai dari kodok, tikus dan belut.
Baca: Video Begal Apes Salah Sasaran, Hentikan Truk Angkut Tentara Pakai Tongkat, Awalnya Garang tapi. . .
Sampai akhirnya ia berhasil ditemukan setelah 28 tahun kemudian dengan kondisi selamat.
Inilah kisahnya
Ketika Perang Dunia II berkecamuk, beberapa negara membuat kebijakan kepada rakyatnya harus ikut peperangan.
Lelaki sipil dijadikan relawan untuk membantu militer terjun di garda terdepan. Tak hanya Amerika Serikat yang melakukan kebijakan ini, Jepang juga melakukannya.
Baca: Jenderal Amerika Geleng-geleng Kepala Lihat Tentara Indonesia Gigit Kepala Ular Hingga Putus
Para pemuda sipil ini dilatih baris berbaris, menggunakan senjata, dan juga mengendalikan pesawat terbang yang nantinya akan dijadikan aksi kamikaze.
Namun, ketika Nagasaki dan Hiroshima hancur karena bom atom, Jepang menyerah.
Para tentara yang tersebar di berbagai wilayah juga harus menyerah kepada pihak Sekutu.
Lain halnya dengan seorang tentara Jepang bernama Shoici Yokoi.
Baca: PANIK, 16 Nelayan Aceh Loncat ke Laut Saat Disergap Tentara Myanmar, 1 Tewas Tenggelam
Dia merupakan seorang tentara berpangkat kopral dari Angkatan Darat Jepang pada Perang Dunia II.
Dilansir dari BBC, ketika terjadi pertempuran di sekitar Pasifik Barat, Jepang mendapatkan perlawanan sengit dari tentara AS. Korban banyak di kedua sisi.
Baca: Terungkap Alasan Yusril Ihza Mahendra Tak Bisa Dicekal Tentara Walau Ceramah Keras Saat Orde Baru
Kemudian, begitu komando Jepang mengalami masalah, Yokoi dan pletonnya ditinggalkan sendiri.
Pada tahun-tahun awal, tentara Jepang di Pasifik Barat itu segera berkurang menjadi beberapa orang.
Mereka terpaksa bertahan hidup dengan menangkap dan membunuh sapi untuk makanan mereka.