Berita Riau

Terus Meningkat, Baru Satu Bulan 263 Warga di Riau Terserang DBD, Inhu Paling Banyak

Berdasarkan data yang Tribun dapatkan di Dinas Kesehatan Provinsi Riau hinga tanggal 1 Februari 2019 sudah ternyatat sebanyak 263 kasus.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
TribunPekanbaru/DoddyVladimir
FOTO ILUSTRASI - Seorang anak menderita Demam Berdarah (DBD) sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad Pekanbaru, Kamis (7/1). Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mendata selama 2015 jumlah penderia DBD mencapai 502 jiwa dan seorang di antaranya meninggal dunia, dimana jumlah tersebut meningkat lebih dari 100 persen dari jumlah kasus DBD pada 2014 yang mencapai 209 kasus. 

Laporan wartawan Tribun Pekanbaru, Syaifu Misgiono

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Riau terus meningkat. Berdasarkan data yang Tribun dapatkan di Dinas Kesehatan Provinsi Riau hinga tanggal 1 Februari 2019 sudah ternyatat sebanyak 263 kasus.

Jika dibandingkan dipriode yang sama dengan tahun 2018 lalu, angka ini jauh meningkat. Dimana data tahun 2018 lalu hingga 1 Februari tercatat 158 kasus.

Sementara untuk kabupaten dan kota yang paling banyak ditemukan kasus DBD adalah Indragiri Hulu yang mencapai 73 kasus.

Disusul Bengkalis sebanyak 41 kasus, kemudian Pekanbaru 35 kasus, Siak 26 kasus, Dumai 23 kasus, Kuansing 15 kasus, Kampar 13 kasus, Pelalawan 12 kasus, Rokan hulu 10 kasus, Rokan hilir dan Indragiri Hilir masing-masing 6 kasus, dan paling rendah ditemukan di Meranti 3 kasus.

Sedangkan untuk korban meninggal, hingga 1 Februari 2019 ini ditemukan dua kasus, yakni di Dumai da Indragiri Hulu.

Baca: Soal Banyak Ruas Jalan Rusak, Pemko Akan Berkoordinasi dengan Provinsi dan BP2JN

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani, Minggu (3/2/2019) mengatakan, kasus DBD di Riau memang trendnya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan priode yang sama dari tahun sebelumnya. Pihaknya saat ini tengah melakukan upaya pencegahan dengan menggalakan program gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Agar PSN tepat sasaran maka yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara melakukan gerakan serentak kegiatan kerja bakti dirumah masing-masing dan sekitarnya. Itu juga harus dilakukan dengan tepat sasaran serta fokus ke titik sasaran," katanya.

Pihaknya pun kembali mengingatkan sejumlah media yang dapat menjadikan nyamuk berkembanh biak. Diantaranya adalah, bak kamar mandi atau toilet, kemudia tempat penampungan air, selanjutnya air jebakan semut yang biasa diletakkkan di kaki meja.

Kemusian air pembuangan kulkas , tempat minum burung yang jarang diganti, pot bunga, wadah limpahan air dispenser dan barang bekas di sekitar rumah seperti ban , kaleng , tempurung kelapa, botol, gelas air mineral, potongan bambu dan semua tempat yang bisa nenampung air.

Upaya lainya yang harus dilakukan adalah dengan cara memasikan rumah dan sekitar tidak ada jentik.

"Karena 1 jentik betina dalam 12 sampai 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Kemudian 1 nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100 sampai 150 butir telur. Dalam hidupnya selama lebih kurang 1 bulan nyamuk bisa bertelur hingga 4 kali. Artinya,1 Nyamuk dalam satu bulan bisa bertelur 600 telur. Inilah yang bisa mengamcam kita terserang Demam Berdarah," bebernya.

Baca: Jadwal Pemadaman Listrik Besok, Senin 4 Februari 2019 di Pekanbaru dan Sebagian Wilayah Riau

Selain langkah-langkah tersebut, lanjt Mimi pencegahan juga bisa dilakuka dengan cara memakai lation anti nyamuk.

"Terutama anak-anak pada saat pagi sebelum berangkat sekolah dan sore saat bermain," katanya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved