Perayaan Imlek 2019

Barongsai-Liong yang selalu Ada pada Perayaan Imlek, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Ini

"Menurut legenda, pada musim semi, selalu muncul seekor monster atau hewan yang menggangu penduduk dengan menghabiskan logistik atau hasil panen,"

Editor: Budi Rahmat
Tribun Pekanbaru/ Rizky Amanda
Barongsai-Liong yang selalu Ada pada Perayaan Imlek, Ternyata Punya Makna dan Filosofi Ini 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Perayaan imlek identik dengan pertunjukkan barongsai yang membuat peringatan tahun baru China terebut semakin meriah.

Seni tradisional China pada setiap perayaan Imlek tersebut menjadi tontonan yang tidak terpisahkan.

Mengikuti alunan musik, barongsai akan berlenggok-lenggok, menghibur para penonton dalam perayaan Imlek.

Hal ini disampaikan Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka, Solo saat ditemui Tribunnews, Jumat (25/1/2019).

“Berdasarkan cerita dan buku-buku yang telah saya baca, barongsai tak bisa lepas dari sejarah atau legenda dari negara China," kata Adjie.

Pada zaman dulu, China merupakan negara agraris yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan menghadapi dilema pada musim semi.

"Menurut legenda, pada musim semi, selalu muncul seekor monster atau hewan yang menggangu penduduk dengan menghabiskan logistik atau hasil panen," kisah Adjie.

Baca: Tahun Baru Imlek 2019. Bila Tak Ingin Sial, Jangan Lakukan 12 Larangan Saat Perayaan Imlek

Makhluk yang muncul tiap tahun tersebut dijuluki 'Nian,' yang berarti tahun.

Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019).
Adjie Chandra, rohaniwan Khonghucu sekaligus Pembina Barongsai Tripusaka menjelaskan terkait filosofi liong dan barongsai, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Untuk menghadapi Nian yang meresahkan setiap tahun, masyarakat China membuat sebuah eksperimen.

Percobaan itu terinspirasi dari makhluk mistis berwujud katak raksasa bernama Sam Su atau Chan Chu.

Masyarakat kemudian menakut-nakuti Nian dengan replika Chan Chu sembari menabuh bunyi-bunyian dari peralatan dapur.

Eksperimen tersebut berhasil membuat Nian takut sehingga diadakan oleh warga setiap tahun.

Lama-kelamaan, tradisi ini dikenal sebagai barongsai.

Baca: Selain Gong Xi Fa Cai, Inilah Kumpulan Ucapan Selamat Imlek, Bisa untuk Keluarga, Teman hingga Pacar

Bila menilik dari segi filosofi, Adjie juga memiliki pemahaman tersendiri terkait barongsai.

"Kalau dari segi filosofi, barongsai tidak bisa lepas dari keberadaan liong (naga)," ucap Adjie.

Bagian kepala barongsai di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019).
Bagian kepala barongsai di tempat penyimpan peralatan pentas Barongsai Tripusaka, Jumat (29/1/2019). (TRIBUNSOLO.COM/BOBBY WIRATAMA)

Menurut Adjie, naga dan barongsai mewakili sifat Yin dan Yang.

Liong bersifat positif lantaran keberadannya yang terbang di langit, sedangkan barongsai bersifat sebaliknya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved