Pekanbaru
Jembatan Siak IV Segera Dioperasikan, Begini Kata Pengamat UIR Soal Mekanisme Uji Coba
Jembatan Siak IV yang menjadi penghubung antara pusat Kota Pekanbaru dengan daerah Rumbai sebentar lagi akan beroperasi.
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Ariestia
Laporan wartawan tribunpekanbaru.com, Hendri Gusmulyadi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Jembatan Siak IV yang menjadi penghubung antara pusat Kota Pekanbaru dengan daerah Rumbai melalui Jalan Jenderal Sudirman, sebentar lagi akan beroperasi.
Pengamat Sekaligus Guru Besar Prodi Teknik Sipil Universitas Islam Riau (UIR) Prof Dr Ir H Sugeng Wiyono MMT saat dihubungi pada Rabu (6/1/2019) mengungkapkan, sebelum benar-benar beroperasi, maka uji coba adalah kegiatan yang sangat penting demi memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat yang akan menggunakan nantinya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum uji coba.
Baca: Begini Cara Uji Beban Jembatan Siak IV Pekanbaru, 25 Truk Kapasitas 34 Ton Disusun Berjejer
Di antaranya, beberapa unit kendaraan sebagai beban hingga alat monitoring yang akan menghasilkan frekuensi.
Seperti diketahui, sebelum diresmikan, sebanyak 25 unit truk dengan muatan seberat 34 ton disiapkan untuk melakukan load test atau uji beban Jembatan Siak IV.
Jumlah kendaraan dengan bobot yang telah disiapkan itu jangan sampai melebih syarat uji.
Dalam uji coba jembatan yang berlaku di dunia, beban yang diperkenankan biasanya hanya 70 persen dari nilai total kesanggupan jembatan.
"Jika telah sesuai, maka akan dikorelasikan hasil uji tersebut jika beban mencapai 100 persen. Jika frekuensi getaran rendah, jembatan tersebut bisa dibilang loyo," ungkap Sugeng.
Sugeng mengaku, pada saat dilakukan uji beban, mekanismenya truk yang ada di atas jembatan tidak boleh berada di satu posisi saja, atau tidak hanya penuh memenuhi jembatan.
Baca: Uji Beban Jembatan Siak IV, DPRD Riau Minta Hasilnya Diumumkan ke Publik
Posisi peletakan truk perlu diubah-ubah, misalnya satu jalur terisi dan satu jalur lagi kosong. Kemudian separuh jalur terisi dan separuh lagi kosong.
"Ini penting, karena kalau diatur sedemikian rupa, hasilnya akan lebih meyakinkan," katanya.
Ia mengungkapkan, hasil uji beban jembatan biasanya mempergunakan sebuah alat monitoring yang telah dipersiapkan pihak yang membangun.
Alat monitoring itu akan menghasilkan frekuensi getaran paling tinggi di atas 3,5 Hertz, atau harus melenting seperti senar gitar yang baru dipasang.
Pada saat uji beban pun, pihak penyelenggara harus pula memasang alat ukur lendutan di titik-titik yang dianggap penting. Seperti di tengah-tengah bentangan jembatan.