Berita Riau
Pertajam Metode Pembelajaran Aktif, 35 Guru dari 10 Kecamatan di Riau Ikuti STEP di Pekanbaru
Pertajam metode pembelajaran aktif, 35 guru dari 10 kecamatan di Riau ikuti STEP di Pekanbaru yang digelar Tanoto Foundation bersama Asian Agri
Penulis: Hendri Gusmulyadi | Editor: Nolpitos Hendri
Pertajam Metode Pembelajaran Aktif, 35 Guru dari 10 Kecamatan di Riau Ikuti STEP di Pekanbaru
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pertajam metode pembelajaran aktif, 35 guru dari 10 kecamatan di Riau ikuti STEP di Pekanbaru yang digelar Tanoto Foundation bersama Asian Agri.
STEP atau School Transition and Empowerment Project merupakan pelatihan atau workshop itu digelar di Grand Zuri Hotel Pekanbaru pada Selasa (9/4/2019).
Pelatihan itu merupakan program peningkatan kemampuan guru dengan tujuan pengembangan kapasitas guru sebagai fasilitator yang handal, terutama dalam meningkatkan kemampuan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar aktif di sekolah masing-masing.
Baca: Video Arema FC Tahan Imbang Persebaya, Gol Jarak Jauh Makan Konate Samakan Kedudukan
Baca: VIDEO LIVE Debat Ke 5 Capres Jokowi-Maruf vs Prabowo-Sandi, 10 Calon Penelis dari Akademisi Ternama
Baca: Fakta Siswi SMP Pontianak Dikeroyok 12 Siswa SMA, Berawal Masalah Cowok, Organ Intim Diduga Dilukai
Total 35 orang guru dari 10 kecamatan di lima kabupaten di Riau yakni Siak, Pelalawan, Kampar, Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu mengikuti kegiatan workshop tersebut.
Training Specialist Tanoto Foundation Riau, D Sasmoyo Hendrawan mengungkapkan, selain meningkatkan kapasitas mengajar guru secara personal, STEP pada dasarnya juga memberdayakan guru yang terdapat dalam forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) di masing-masing daerah asalnya.
Kemudian, bermanfaat bagi daerahnya dan teman-teman sejawat guru yang tidak tersentuh program.
"Jadi peserta STEP kali ini rata-rata berasal dari KKKS dan KKG di gugus yang ada di daerahnya masing-masing. Mereka adalah fasilitator yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan pengembangan kapasitas guru pada program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation yang digagas sejak tahun 2010. Tapi sekarang program Pelita Pendidikan ini kan sudah berganti dengan program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR). Jadi tujuannya agar kemampuan yang telah diperoleh pada program Pelita bisa menyatu dan sinkorn dengan program pintar," ungkap Sasmoyo.
Ia menyebutkan, STEP kali ini dapat memberikan pemahaman kepada Fasilitator Lokal tentang desain program yang akan diimplementasikan di masing-masing sekolah, gugus, dan kecamatan di darahnya.
Baca: FOTO: Pameran Kartun Satire Politik Pemilu 2019 di Pekanbaru
Baca: Hasil Akhir Persebaya Vs Arema FC Leg 1 Final Piala Presiden Imbang 2-2, Video Cuplikan Gol
Baca: Besok Pengumuman, Hanya 90-an Perserta PPPK di Lingkungan Pemkab Rohul Riau yang Lulus
Terutama melalui forum KKKS dan KKG.
Peserta yang ikut pada warkshop tersebut merupakan aset-aset yang sudah jadi dengan kemampuan mengajar yang sangat luar biasa.
Tanoto Foundation dan Asian Agri merasa sangat sayang jika kemampuan itu tidak kembali dipertajam dan ditambah.
"Maka hari ini kami buat Warkshop STEP. Mamang peserta kali ini tidak lagi masuk dalam intervensi kami. Tapi masih menjadi kawajiban Tanoto agar para peserta atau fasilitaor ini dapat bertransisi dan lebih berdaya dengan cara mensinkronkan antara program lama (pelita pendidikan) dengan program PINTAR," ungkapnya.
Perbedaan antara program Pelita Pendidikan dengan program PINTAR kata Dia, sebenarnya tidak begitu jauh.
Hanya saja, diprogram PINTAR unsur pembelajaran aktif lebih dikupas secara mendalam.